Mahasiswa Ini Raup Rp10 Juta Perbulan dari Limbah Kayu

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Kamis, 13 Juli 2017 14:15
Mahasiswa Ini Raup Rp10 Juta Perbulan dari Limbah Kayu
Berbekal hobi dan kreativitas, dia menyulap limbah kayu menjadi boneka kayu.

Dream – Hobi dan kreativitas bisa menghasilkan pundi-pundi uang jika dimanfaatkan dengan benar. Tak percaya? bacalah kisah Faiz Sadad berikut ini.

Faiz mampu meraup untung jutaan rupiah perbulan hasil pembuatan boneka dari limbah kayu. Dilansir Merdeka.com, Kamis 13 Juli 2017, bisnis boneka kayu ini tercetus sejak tahun 2008. Ketika itu, dia bosan dan ingin mencoba hal baru. Faiz ingin mencoba membuat boneka kayu.

“ Tahun 2008, saya merasa bosan menggambar di kertas. Iseng-iseng mau ngubah budaya, bikin tantangan baru. Jadi gambar ada medianya (kayu),” kata dia di Depok, Jawa Barat.

Dia dan ayahnya mulai usaha boneka kayu “ Bokumi” pada tahun 2012. Saat memulai usaha, pria berusia 21 tahun ini merogoh kocek Rp15 juta untuk membeli mesin dan limbah kayu yang diolah sebagai bahannya.

Limbah kayu yang digunakan adalah limbah kayu palet yang digunakan untuk alas pengiriman barang elektronik, seperti kulkas dan televisi. Karena tidak digunakan lagi, Faiz menyulapnya menjadi boneka.

“ Daripada enggak digunakan lagi, kami olah menjadi Bokumi,” kata dia.

Bokomi 1

Tak disangka, respons masyarakat terhadap boneka ini cukup baik. Banyak pesanan yang datang dan usaha terus berkembang.

Faiz berujar, orangtuanya yang memegang bisnis Bokumi, lalu mempercayakan sepenuhnya bisnis itu kepada dia sejak tahun 2015. “ Jadi, sampai tahun 2017 ini saya yang ngejalanin,” kata dia.

Keuntungan bersih yang didapat Faiz terbilang lumayan. Laba bersih yang diraih berbeda-beda tiap bulan, tergantung pada kesibukan kuliahnya.

“ Karena sambil kuliah, biasanya (untungnya) Rp5 juta-Rp8 juta. Kalau bonus, bisa dapat Rp10 juta ke atas,” kata dia.

1 dari 1 halaman

Bisnis Sempat Tutup

Bisnis Sempat Tutup © Dream

Faiz mengatakan, bisnisnya sempat tutup pada tahun 2014 karena sibuk kuliah. Orangtuanya pun juga sibuk bekerja. Alhasil, usaha Bokumi pun menjadi terlantar.

“ Tapi, tahun 2015 saya sudah fokus lagi promosiin Bokumi,” kata dia.

Bokumi 2

Kendala yang dihadapi Faiz adalah pemasaran. Bokumi ini terbilang produk baru dan namanya kurang familiar di telinga masyarakat sehingga cukup sulit untuk memasarkannya.

Walapun demikian, mahasiswa salah satu kampus swasta di Jakarta ini tidak patah arah dan berupaya mengembangkan usaha ini.

Faiz berencana akan mengeluarkan produk baru Bokumi. Dia ingin ada manfaat lain yang diberikan oleh Bokumi selain pajangan. Selain itu, ada satu hal yang diimpikan oleh Faiz: produknya tembus pasar luar negeri.

“ Sudah ada rencana untuk ekspor. Soalnya di luar pasti apresiasinya bakal besar banget, apalagi ini memanfaatkan limbah kayu,” kata dia.

Beri Komentar