Mengejutkan, Bisnis Makanan Halal Booming di AS

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Kamis, 15 September 2016 17:02
Mengejutkan, Bisnis Makanan Halal Booming di AS
Meskipun pasarnya kecil, makanan ini justru tumbuh pesat.

Dream – Situasi politik di Amerika Serikat (AS) bisa jadi kurang bersahabat bagi masyarakat Muslim. Apalagi kampanye anti-muslim yang saat ini digaungkan calon presiden Donald Trump. Namun, hal ini tidak berlaku bagi makanan halal.

Seolah menepis kampanye negatif itu, makanan halal justru mendapatkan hati di kalangan penduduk Negeri Paman Sam. 

Dilansir dari Bloomberg, Kamis 15 September 2016, sebuah lembaga survei global, Nielsen, memprediksi penjualan makanan halal di tingkat ritel menyentuh angka US$1,9 miliar pada Agustus 2016. Angka ini melesat sebesar 15 persen dari tahun 2012.

Sementara itu, data dari Islamic Food and Nutrition Council of America, menunjukkan penjualan makanan halal diproyeksi akan mencapai US$20 miliar pada tahun ini. Angka ini berasal dari penjualan makanan halal di tingkat restoran hingga supermarket.

Dunia usaha pun mengakui ada pertumbuhan yang signifikan dari makanan halal. Seorang pengusaha Muslim Amerika Serikat, Shahed Amanullah, mengatakan dia menemukan 200 lokasi yang menyediakan makanan halal pada 1998—tahun di mana dia meluncurkan sebuah situs untuk menemukan makanan halal di AS. Tengok jumlahnya kini. Diperkirakan lokasi penjual makanan halal melonjak hingga 7.600 tempat.

“ Makanan halal menjadi terobosan di saat masyarakat was-was terhadap Muslim. Makanan adalah media yang baik untuk bertukar budaya,” kata Amanullah.

Pebisnis ritel pun sumringah dengan pertumbuhan makanan halal. Sebuah perusahaan ritel AS, Whole Food Market Inc., menyebut penjualan makanan halal tumbuh tertinggi di antara kategori makanan lainnya. Penjualan makanan halal di sana tumbuh dua digit selama lima tahun terakhir. Hal ini dipicu promosi Ramadan sejak tahun 2011.

Pengusaha makanan olahan pun juga tersenyum dengan animo masyarakat yang membeli makanan halal. American Halal Co., Adnan Durrani, memprediksi 80 persen pembeli merek dagang Saffron Road, bukanlah orang yang ingin mencoba mengikuti syariat Islam, melainkan pecinta makanan yang menginginkan makanan beku yang lebih baik.

Seorang pakar dari New York University Steinhardt, Krishnendu Ray, mengatakan ada kemungkinan makanan halal menjadi stigma masyarakat AS terhadap Islam. “ Atau, makanan halal bisa menjadi makanan yang konsumsi,” kata Ray.(Sah)

Beri Komentar