Makna di Balik Surat An Nisa Ayat 59, Al-Quran dan Hadist Sebagai Pedoman dari Segala Persoalan

Reporter : Arini Saadah
Senin, 31 Juli 2023 11:02
Makna di Balik Surat An Nisa Ayat 59, Al-Quran dan Hadist Sebagai Pedoman dari Segala Persoalan
Surat An Nisa ayat 59 berisi tentang perintat taat kepada Al-Quran dan hadis serta pemimpin di antara manusia.

Dream - Setiap ayat dari Al-Quran memiliki makna dan pesan yang luar biasa sebagai pedoman hidup manusia. Segala persoalan bisa diselesaikan dengan merujuk kepada Al-Quran dan Hadist.

BACA JUGA: Contoh ikhfa, macam-macam huruf dan contohnya

Perintah untuk mengembalikan segala permasalahan kepada kedua sumber hukum Islam tersebut telah tercantum dalam Al-Quran, salah satunya Surat An Nisa ayat 59.

Surat An Nisa ayat 59 berisi tentang perintah supaya manusia taat kepada Allah, Rasul dan para pemimpin di antara manusia. Sejarinya, para pemimpin adalah penerus perjuangan para utusan Allah sekaligus menjadi khalifah di muka bumi.

Menurut Tafsir Ibnu Katsir, sebab turunya Surat An Nisa ayat 59 berkaitan dengan Abdullah bin Hudzafah bin Qais, ketika ia diutus oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memimpin suatu pasukan khusus. Tetapi ia memerintahkan sesuatu yang ganjil kepada pasukannya. Sehingga Rasulullah Saw mengingatkan bahwa perintah yang wajib dilaksanakan hanyalah perintah yang mengarah kepada kebaikan.

Berikut penjelasan makna di balik Surat An Nisa ayat 59 yang perlu diketahui lengkap dengan hukum bacaan tajwidnya.

1 dari 4 halaman

Bacaan Surat An Nisa Ayat 59

Sebelum mengetahui tentang makna di balik Surat An Nisa ayat 59, ketahui terlebih dahulu bacaan ayat tersebut.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا ࣖ

Yaa ayyuhal ladziina aamanuu athii’ullaha wa athi’ur-rasula wa uulil amri minkum. Fa in tanaza’tum fii syai’in farudduuhu ilallahi war-rosuuli in-kuntum tu’minuuna billahi walyaumil aakhir. Dzaalika khairun wa ahsanu ta’wiilaa.

Artinya:

" Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."

2 dari 4 halaman

Sebab Turunnya Surat An Nisa Ayat 59

Ilustrasi

Telah disinggung sebelumnya bahwa sebab turunnya Surat An Nisa ayat 59 berkenaan dengan kisah Abdullah bin Hudzafah bin Qais, ketika ia diutus oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memimpin suatu pasukan khusus.

Abdullah memerintahkan pasukannya untuk mengumpulkan kayu bakar dan membakarnya. Ketika api sudah menyala, ia menyuruh pasukannya untuk memasuki api itu. Lalu salah seorang pasukan menjawab, “ Sesungguhnya jalan keluar dari api ini hanya Rasulullah. Jangan tergesa-gesa sebelum menemui Rasulullah. Jika Rasulullah memerintahkan kalian untuk masuk api itu, maka masukilah.”

Lantas mereka menghadap Rasulullah dan menceritakan hal itu. Rasulullah melarang memasuki api itu dan menegaskan bahwa ketaatan hanya dilakukan dalam kebaikan.

Menurut Ibnu Hajar Al Asqalani, surat An Nisa ayat 59 menjelaskan bahwa apabila ada perbedaan dan suatu masalah dalam hidup maka harus dikembalikan kepada al-Quran dan Hadis.

3 dari 4 halaman

Makna di Balik Surat An Nisa Ayat 59

Menurut terjemahan Surat An Nisa ayat 59, jelas bahwa orang yang beriman diperintahkan untuk taat kepada Allah Swt dan Rasulullah Saw. Ketaatan ini sifatnya mutlak dan tidak bisa ditawar. Menurut Sayyid Qutb dalam Tafsir fi Zilalil Quran, perintah Allah Swt wajib ditaati. Allah Swt memiliki hak prerogratif uluhiyah, di antaranya adalah menciptakan hukum syariat. Syariat Islam wajib dilaksanakan bagi orang yang taat dan beriman kepada Allah dan Rasulullah.

Sementara itu, menurut Tafsir Ibu Katsir, taat kepada Allah dilakukan dengan menaati ajaran Al-Quran. Sementara taat kepada Rasulullah Saw dilakukan dengan mengamalkan sunnah-sunnahnya.  Tak hanya itu, orang yang beriman juga diperintahkan menaati ulil amri atau pemimpin di antara manusia. Sebab pemimpin manusia adalah penerus utusan Allah sebagai khalifah di muka bumi. Namun demikian, perintah pemimpin yang wajib dilaksanakan hanyalah perintah untuk kebaikan, bukan untuk kejahatan dan kemaksiatan.

Surat An Nisa ayat 59 kembali menegaskan Al-Quran dan Hadis adalah sumber hukum Islam yang harus dilaksanakan. Semua perselisihan di antara manusia harus dikembalikan kepada kedua sumber tersebut. Al-Quran mengandung kebaikan, sehingga menyelesaikan masalah hidup dengan berpedoman pada Al-Quran dan Hadis akan memberikan kemaslahatan untuk umat manusia.

 

(Dilansir dari berbagai sumber)

4 dari 4 halaman

Hukum Bacaan Tajwid dalam Surat An-Nisa 59

Berikut hukum tajwid dalam Surat An-Nisa 59:

Mad Jaiz Munfasil

 يٰٓاَيُّهَا

Huruf mad (alif) bertemu dengan hamzah pada kalimat yang berbeda.

Idghom Syamsiyah

الَّذِ

Terdapat alif lam bertemu dengan huruf syamsiyah yaitu lam.

Mad Thabii

 ذِيْنَ

Terdapat huruf mad yaitu ya sukun.

Mad Badal

 اٰمَنُوْٓا 

Asal katanya adalah hamzah.

Mad Jaiz Munfasil

 اَطِيْعُو اٰمَنُوْٓا 

Ada huruf mad bertemu dengan hamzah pada kalimat yang berbeda.

Mad Thabii

 اَطِيْعُو

Terdapat huruf mad yaitu ya sukun, lalu sebelumnya ada huruf yang berharokat kasrah, dibaca panjang dua harakat.

Lam Tahfhim

 اللّٰهَ

Sebelum lafadz Allah ada huruf yang berharokat dhomah, maka lafadz Allah tersebut dibaca tafhim atau tebal.

Mad Thabii

 وَاَطِيْعُو

Ada huruf mad yaitu ya' sukun, sebelumnya ada huruf yang berharokat kasrah.

Idghom Syamsiyah

 الرَّسُوْلَ

Ada alif lam bertemu dengan huruf syamsiyah yaitu ro'.

Idhar Syafawi

 الْاَمْرِ

Mim mati bertemu dengan huruf idhar syafawi yaitu ro, mim sukunnya dibaca jelas tidak memantul dan tidak mendengung.

Ikhfa

 مِنْكُمْ 

Ada nun sukun bertemu dengan huruf ikhfa yaitu kaf.

Idhar Syafawi

 كُمْ فَاِنْ 

Terdapat mim sukun bertemu dengan huruf idhar syafawi yaitu fa.

Mad Thabii

 وَالرَّسُوْلِ 

Terdapat huruf mad yaitu wawu sukun, sebelumnya ada huruf yang berharakat dhomah.

Ikhfa

 اِنْ كُنْتُمْ 

Ada nun sukun bertemu dengan huruf ikhfa yaitu kaf.

Lam Tarqiq

 بِاللّٰهِ 

Sebelum lafad Allah ada huruf yang berharakat kasrah maka lafadz Allah tersebut dibaca tarqiq atau tipis.

Idhar Qomariyah

 وَالْيَوْمِ 

Ada alif lam bertemu dengan huruf qomariyah yaitu ya'.

Mad Iwad

 أْوِيْلًا 

Ada fathah tanwin berada pada posisi waqaf, maka dibacanya 'Laa' bukan 'Lan', dibaca panjang satu alif atau dua harakat.

Beri Komentar