Ilustrasi Donasi (Foto: Shutterstock.com/Fresh Stocks)
Dream - Pertumbuhan lembaga filantropi di Indonesia semakin pesat dan menjamur, seiring program yang banyak bertebaran dengan menyentuh masyarakat.
Ketua Umum Forum Zakat (FOZ), Bambang Suherman, mengatakan sejatinya lembaga filantropi itu ada 2 jenis, yakni berbasis kemanusiaan atau umum dan agama. Menurutnya, ada empat faktor mengapa lembaga filantropi bertumbuh pesat di Indonesia.
Pertama, faktor tingkat kemiskinan di Indonesia. Menurutnya kemiskinan masih menjadi isu hingga saat ini. Dan konteks ini sudah menjadi dinamika sosial di masyarakat.
" Bahkan kalau di anekdot, kita membahas UUD 1945 pasal 34 tentang fakir miskin, ada kata-kata dipelihara yang selalu menjadi bahan bercandaan kita karena kalau dipelihara itu harus diperhatikan, bukan dihilangkan gitu. Tapi konteks ini sudah menjadi given bagi dinamika," kata Bambang dalam Seminar ‘Masihkah Filantropi Islam Bisa Dipercaya?’ di Gedung Republika, Jakarta Selatan, Kamis, 14 Juli 2022.
Faktor ke dua, Indonesia terletak di kawasan ring of fire yang menjadikan daerah di tanah air rawan oleh bencana. Adanya bencana, muncullah korban bencana yang berpotensi kehilangan penghasilan, hingga pada akhirnya dapat menciptakan kasus kemiskinan baru.
" Karena itulah filantropi mengolah kebencanaan. Bahkan Baznas saja membuat sayap intervensi program yang bernama BTB, Baznas Tanggap Bencana," jelasnya.
Selanjutnya, menurut Bambang Indonesia rentan dan rawan konflik sosial. Cukup banyak konflik yang terjadi dari barat ke timur, suku, dan lainnya. Konflik sosial ini juga memicu kemiskinan baru.
" Semakin ke sini, konflik yang ada itu jadi konflik sistematis yang direkayasa yang melibatkan banyak pihak. Kalau melibatkan banyak pihak biasanya efek negatifnya lebih kena ke banyak masyarakat. Dan konflik selalu menciptakan kemiskinan baru," papar Bambang.
Terakhir, pandemi Covid-19 membuat lembaga filantropi bergerak cepat dalam menangani masalah saat pandemi. Tidak dipungkiri pandemi menimbulkan dampak yang besar terhadap masyarakat.
" Pandemi juga menjadi bagian dari dinamika yang menciptakan kemiskinan. Kita sama-sama tahu bahwa dua tahun belakangan itu adalah kehidupan yang sulit bagi seluruh masyarakat dunia, terutama di Indonesia," ucapnya.
Salah satu contoh dari keberadaan filantropi adalah lembaga amil. Kepala Subdirektorat Akreditasi dan Audit Lembaga Zakat Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama, Muhibuddin, menyampaikan saat ini ada 262 lembaga amil dan 128 lembaga amil zakat (LAZ).
" Lembaga amil ada 262, LAZ 128, ditambah Baznas di provinsi dan kabupaten/kota," ucapnya dalam kesempatan yang sama.
Advertisement
5 Kuliner Tradisional Banten yang Manjakan Lidah

Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu

Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat



IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya


Nikita Willy Bagikan Pola Makan Issa yang Bisa Tingkatkan Berat Badan

Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri