Kurs Rupiah Terperosok Dihantam Dolar AS (Sumber Foto: Antara.com)
Dream – Kurs rupiah terhadap dolar AS mengalami tekanan hebat di awal Mei ini. Untuk pertama kalinya sejak hampir 2,5 tahun terakhir, kurs dolar AS menyentuh level Rp14 ribu.
Pada perdagangan sore hari kemarin, kurs rupiah bahkan sempat menyentuh level Rp14.022 per dolar AS.
Dikutip dari Bloomberg, Rabu 9 Mei 2018, pelemahan kurs rupiah dipicu kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tidak mencapai target. Tak hanya itu, tekanan terhadap rupiah juga terjadi karena investor asing yang akan mengkonversi dividen serta pembayaran bunga saham dan obligasi dari rupiah ke dolar AS.
“ Ini hanya musiman yang menambah tekanan. Meskipun demikian, angka Rp14 ribu ini merupakan penghalang psikologis yang menyulitkan bank sentral mempertahankan (rupiah),” kata Pedagang mata uang INTL FCStone Inc di Singapura, Mingze Wu.
Pergerakan nilai tukar rupiah sebetulnya mengikuti mekanisme pasar. Namun ada satu masa di saat Indonesia pernah mencatat nilai tukar rupiah yang sangat kuat.

Di era pemerintah Soekarno, dolar AS pernah dipatok di level Rp1 per dolar. “ Waktu itu, belum mengenal pasar bebas. Jadi satu dolar AS karena komunis masih ada,” kata Analis Milenium Penata Futures, Suluh Adil Wicaksono, dikutip dari Merdeka.com.
Memaski masa pemerintahan Orde Baru, kata Suluh, dolar pernah berjaya di level Rp3 ribu. Namun itu hanya berlaku di awal pemerintahan. Ketika Indonesia dihantam krisis moneter, dolar meroket hingga menyentuh Rp16 ribu per dolar AS.
Bagaimana dengan pemerintahan Presiden Habibie? Suluh berkata nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebesar Rp12 ribu per dolar dan dipatok menjadi Rp8 ribu per dolar.
“ Jadi, tidak menganut pasar bebas seperti negara-negara Amerika Latin. Lalu, berhasil ditekan suku bunga di kisaran 10 persen,” kata dia.

Suluh melanjutkan, ketika era Presiden Abdurrahman Wahid, kurs rupiah tak berubah. Nilai tukarnya saat itu berada di kisaran Rp9 ribu.
Saat era Presiden Megawati Soekarnoputri, dilansir dari Wikipedia, kurs dolar AS berada di kisaran Rp8.900-Rp10.200.
Ketika era Presiden Susilo Bambang Yudhyono, kata Suluh, dolar bergerak fluktuatif. Kurs rupiah terhadap dolar AS bergerak di level Rp8.900-Rp12.250 per dolar AS.
Saat pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintah pada 2014, kurs dolar sudah bertengger di level Rp12 ribu. Suluh menyebut pelemahan rupiah terjadi karena pergantian pemerintah dan pemilu 2014 sempat membuat gaduh.
“ Kalau pemerintahan Jokowi, nilai tukar rupiah per dolar AS di kisaran Rp12 ribu karena tekanan asing. Kedua, dolar menguat dan bursa saham masih dikuasai asing,” kata dia.

Kini, dolar AS semakin merangkak naik. Usai menembus angka Rp13 ribu, kini, mata uang Paman Sam bertengger di level Rp14 ribu per dolar AS.
“ Kalau pemerintahan Jokowi, nilai tukar rupiah per dolar AS di kisaran Rp12 ribu karena tekanan asing. Kedua, dolar menguat dan bursa saham masih dikuasai asing,” kata dia.
Kini, dolar AS semakin merangkak naik. Usai menembus angka Rp13 ribu, kini, mata uang Paman Sam bertengger di level Rp14 ribu per dolar AS.
(Sah, Sumber: Bloomberg, Merdeka.com, Wikipedia)
Advertisement
Girangnya Bocah 7 Tahun Bisa Kuliah Kimia di Nanyang Technological University

Traveling Rame-Rame Bareng Komunitas Backpacker Jakarta

Mengenal Kampung Korea di Baubau yang Gunakan Aksara Hangeul Korea

Manajemen Lapangan Padel yang Roboh di Meruya Minta Maaf, Keamanan Pondasi Dipertanyakan

Komunitas Pengguna Motor Listrik PEVR Pecahkan Rekor MURI


Raisa dan Hamish Soal Perceraiannya: Bukan Menyerah, tapi Bijaksana
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics


Pria Ini Dirikan Pusat Terapi dengan Anjing, Bantu Pasien Autisme hingga Alzheimer

Potret Tak Biasa Prilly Latuconsina, Pede Meski Pakai Banyak Koyo

Mantan PM Kanada Justin Trudeau dan Katy Perry Akhirnya Mesra di Depan Publik

Girangnya Bocah 7 Tahun Bisa Kuliah Kimia di Nanyang Technological University

Sentuhan Rasa Italia untuk Keluarga Indonesia Lewat Pengalaman Kuliner Autentik