Dream - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menilai perlunya reformasi struktural, khususnya reformasi di sektor manufaktur dan infrastruktur. Program tersebut diperlukan untuk mengatasi masalah defisit transaksi berjalan (current account deficit) yang masih menghantui Indonesia.
Menurut Bambang, Indonesia perlu merevitalisasi sektor manufaktur menjadi setidaknya 30 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), dari yang saat ini berada pada kisaran 22-23 persen dari PDB.
“ Jadi Indonesia perlu melakukan reindustrialisasi,” ungkap Bambang seperti dikutip dari laman kemenkeu.go.id, Sabtu, 28 Maret 2015.
Sementara itu, untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di Indonesia, lanjut Bambang, pemerintah juga akan mendorong partisipasi swasta, baik dengan pembiayaan infrastruktur oleh pihak swasta sepenuhnya maupun melalui skema kerja sama pemerintah-swasta (public private partnership). Hal ini mengingat, percepatan pembangunan infrastruktur sulit tercapai jika hanya mengandalkan pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“ Di sektor infrastruktur, tidak hanya APBN yang akan dikerahkan untuk mendukung pembangunan infrastruktur, yang lebih penting adalah kami ingin mengundang lebih banyak lagi partisipasi swasta, baik melalui investasi swasta sepenuhnya pada infrastruktur, maupun public-private partnership,” tambahnya.
Advertisement
Perlindungan Rambut Maksimal yang Ringan dan Praktis Lewat Ellips Hair Serum Ultra Treatment

Temukan Pengalaman Liburan Akhir Tahun yang Hangat di Archipelago Hotels

Kolaborasi Strategis KEC dan Archipelago Hadirkan Perusahaan Manajemen Hotel Baru di Madinah

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari
