Merasa Anak Terlalu Manja? Mungkin Ayah Bunda Sering Lakukan Hal Ini

Reporter : Mutia Nugraheni
Senin, 21 Februari 2022 08:35
Merasa Anak Terlalu Manja? Mungkin Ayah Bunda Sering Lakukan Hal Ini
Ketahui indikator anak terlalu dimanja.

Dream - Berada di mal dan anak menunjuk mainan yang dia inginkan. Sambil merengek, mengiba, bahkan menangis berguling-guling. Sangat sulit memang untuk menghadapi anak dalam situasi seperti ini, tapi orangtua tetap harus memegang kendali.

Selalu menuruti anak, bisa jadi bumerang bagi orangtua. Menumbuhkan sikap manja yang di kemudian hari bisa merugikan bagi anak sendiri saat dewasa, juga orangtua.

" Manja adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan anak-anak (bahkan orang dewasa) yang tampaknya selalu ingin mendapatkan apa yang mereka inginkan tanpa ada usaha untuk mendapatkannya,” kata Christopher Franz A. Carandang, seorang guru psikologi di Universitas Filipina Diliman dikutip dari SmartParenting.

Konsekuensi memanjakan anak bisa berbahay bagi masa depannya.Anak manja mungkin gagal tumbuh menjadi orang dewasa yang dewasa dan bertanggung jawab yang mampu menjaga dirinya sendiri dan mengendalikan hidupnya dengan cara yang positi.

" Dia mungkin juga mengalami kesulitan berhubungan dengan orang lain karena dia tidak belajar bagaimana mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan orang lain," kata Carandang.

 

1 dari 2 halaman

Indikator Anak Terlalu Dimanja

Indikator Anak Terlalu Dimanja © Dream

Apakah ayah bunda terlalu memanjakan buah hati? Ada tanda yang mungkin bisa jadi indikator anak terlalu dimanja.

1. Terlalu sering menawarkan hadiah
Anda mungkin tergoda untuk 'menyuap' anak dengan hadiah setiap kali dia melakukan apa yang disuruh. Seperti, " ayo kerjakan PR nanti kita beli mainan baru" .
Hasilnya memang instan dan anak bisa langsung menurut, tapi di kemudia hari anak akan selalu meminta imbalan atas kewajibanya. Hal itu tentu saja bukan hal baik.

2. Tidak konsisten dengan konsekuensi
Cinta dan kasih sayang orangtua kepada seorang anak kadang membuat kita tak tega untuk memberi hukuman. Terutama ketika anak melakukan kesalahan. Tetapi anak-anak membutuhkan batasan karena itulah cara mereka belajar bagaimana kehidupan. Selalu ajarkan konsekuensi sekecil apapun pada anak. Hal ini akan membuat mereka berpikir dengan pertimbangan yang lebih matang.

 

2 dari 2 halaman

3. Melindungi anak dari emosi negatif

3. Melindungi anak dari emosi negatif © Dream

Kapan pun anak kesal karena dia tidak mendapatkan apa yang diinginkannya, jangan langsung mengalihkan ke hal lain atau yang dapat menghiburkan. Biarkan anak merasakan emosi negatif yang dirasakannya.

Misalnya, " Mama tahu kakak kesal karena disuruh tidur, tapi di hari sekolah aturan jam malam berlaku, marah tak masalah tapi tidak memukul ya" . Anak perlu tahu bahwa dia merasakan emosi kemarahan, frustrasi, dan kesedihan.

" Dengan mengalaminya, dia akan belajar untuk mengatasinya, alih-alih membiarkan emosinya menguasai dirinya," kata Dr. Laura Padilla-Walker, Direktur Brigham Young University’s School of Family Life.

Beri Komentar