Bakal Jadi Kebanggaan, Merger 3 Bank Syariah BUMN Dinilai Ikhtiar Terbaik

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Senin, 9 November 2020 17:35
Bakal Jadi Kebanggaan, Merger 3 Bank Syariah BUMN Dinilai Ikhtiar Terbaik
Ibarat orang sholat berjamaah, tiga bank selama ini sudah menjadi makmum bersama namun di musalla orang lain.

Dream – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai tak ada isu krusial apa pun yang timbul dari merger bank syariah BUMN. Organisasi ini menilai aksi korporasi itu bisa menjadi model bagi bank-bank lain jika hendak melakukan merger.

Dikutip dari keterangan tertulis MUI, Senin 9 November 2020, Sekretaris Bidang Perbankan Syariah BPH Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), Muhammad Maksum, menyatakan merger bank syariah BUMN tidak menyisakan masalah karena penggabungan usaha dilakukan sesama bank syariah. Catatan krusial baru muncul seandainya merger dilakukan bank syariah dengan bank konvensional.

“ Ibarat orang menikah itu sesama muslim, selesai nggak ada urusan, nggak ada isu. Saya kira penggabungan tiga bank ini akan menjadi model bagi bank-bank lain yang akan melakukan merger atau penggabungan,” kata Maksum dalam diskusi online pada Sabtu 7 November 2020.

DSN-MUI menilai penggabungan usaha ini adalah ikhtiar bagus untuk memperkuat aset dan kekuatan bank syariah yang selama ini masih berdiri sendiri-sendiri. Maksum yakin entitas hasil merger nanti bisa menjadi kebanggaan baru Indonesia.

1 dari 2 halaman

Ibarat Salat Berjemaah

Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ah. Azharuddin Lathif, menganalogikan merger tiga bank syariah dengan ibadah sholat berjemaah. Dalam ilustrasinya, Azharuddin menyebut merger PT BRI Syariah Tbk., PT Bank Syariah Mandiri, dan PT BNI Syariah seperti orang yang sholat jemaah di musala milik sendiri.

“ Ketiga bank syariah BUMN ini beberapa kali sering jemaah (bekerja sama) tapi di musala orang lain, karena berjemaahnya ketika melakukan sindikasi misalnya. Kenapa melalui sindikasi? Karena kapasitas bank syariah ini kan sangat kecil,” kata Azharuddin.

Selain mendongkrak perbankan syariah, Dia berharap hasil merger akan menunjukkan komitmen tetap melayani kebutuhan nasabah skala kecil atau pelaku UMKM. Azharuddin mengingatkan bank hasil merger tak hanya fokus menyalurkan pembiayaan ke perusahaan-perusahaan besar.

Selain itu, Azharuddin menyebut tidak khawatir terhadap tudingan akan adanya monopoli bisnis syariah pasca merger nanti. Alasannya, merger ini dilakukan oleh BUMN dan saat ini masih ada banyak pelaku industri perbankan syariah lain yang bisa menjadi pilihan masyarakat.

“ Beberapa bulan lalu saya membaca pernyataan ketua persaingan usaha sehat yang berkata bahwa itu (merger bank syariah) tidak masuk kategori persaingan usaha, apalagi yang melakukan adalah BUMN. Kemudian saya pernah mendengar statement Menteri BUMN bahwa proses merger ini tidak akan berdampak pada pemecatan karyawan. Jadi jangan khawatir, pekerja tidak akan dirasionalisasikan,” kata dia.

2 dari 2 halaman

Tak Ada Pengurangan Pegawai

Komitmen bank hasil merger untuk tidak melakukan pengurangan pegawai sebelumnya sudah disampaikan Ketua Tim Project Merger Officer Hery Gunardi. Dia memastikan semua karyawan BRI Syariah, Bank Mandiri Syariah, dan BNI Syariah akan dibawah ke bank hasil merger.

“ Karyawan bank terintegrasi ini menjadi satu keluarga besar untuk bersama-sama membangun bank syariah yang besar, kuat dari sisi permodalan maupun aset untuk membawa harumnya nama Indonesia dikancah Internasional dan juga akan membangun kekuatan baru bank syariah di domestik,” ujar Hery 13 Oktober lalu.

Berdasarkan kalkulasi atas kinerja per Semester I/2020, total aset bank syariah hasil merger mencapai Rp 214,6 triliun dan modal intinya lebih dari Rp 20,4 triliun. Dengan nilai aset dan modal inti tersebut, bank syariah hasil merger akan masuk jajaran 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset, dan 10 besar dunia dari segi kapitalisasi pasar.

Bank syariah hasil merger akan berstatus sebagai perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa Efek Indonesia. Pemegang saham bank syariah hasil merger adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebesar 51,2 persen, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 25 persen, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 17,4 persen, DPLK BRI - Saham Syariah 2 persen, dan publik 4,4 persen.

Beri Komentar