Minim Sentimen, Indeks Syariah Kompak Tiarap

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Rabu, 12 Februari 2020 16:58
Minim Sentimen, Indeks Syariah Kompak Tiarap
Sektor industri dan barang konsumsi ikut amblas.

Dream - Indeks syariah terjerembab pada Rabu 12 Februari 2020. Tak ada sentimen positif membuat indeks syariah tak bergairah.

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) merosot 2,0441 poin (1,18%) ke level 170,211. ISSI terus menukik setelah dibuka memerah di 172,004. Malah indeks ini terseret hingga 169,309.

Indeks keping biru syariah, Jakarta Islamic Index (JII), turun 9,570 poin (1,50%) ke level 627,793.

Indeks JII70 terkoreksi 2,864 poin (1,34%) ke level 210,255.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 41,316 poin (0,69%) ke level 5.913,081. 

 

1 dari 5 halaman

Investor Jual Saham

Investor lebih banyak menjual saham, terutama di sektor barang konsumsi, industri aneka, dan manufaktur. Ini membuat indeks sektor barang konsumsi terjungkal 2,44 persen, industri aneka 1,86 persen, dan manufaktur 1,76 persen.

Hanya indeks keuangan yang menguat 0,03 persen.

Harga emiten BIRD naik Rp120, INPP Rp110, TPIA Rp100, CITA Rp95, dan CMNP Rp90.

Sebaliknya, harga saham BRAM melemah Rp1.300, ICBP Rp725, INDF Rp675, GMTD Rp625, dan UNTR Rp325.

Dari pasar uang, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat. Pada 16.26, kurs dolar AS melemah 49 poin (0,36%) ke level Rp13.625 per dolar AS.

2 dari 5 halaman

Ekonomi Melambat Imbas Virus Corona, Indeks Syariah Naik Pelan

Dream - Bursa saham Indonesia menyambut dingin langkah rebound sejumlah pasar modal Asia setelah beberapa hari ini tertekan sentimen virus corona. Investor menahan diri melantai setelah muncul isu koreksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 sebesar 0,23 persen. 

Perlambatan ekonomi tersebut dipicu koreksi pada laju perekonomian China yang diperkirakan melambat 1 persen imbas wabah virus corona. 

Pada penutupan perdagangan harian BEI, Selasa, 11 Februari 2020, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) ditutup stagnan dengan naik tipis 0,054 poin (0,03%) ke level 172,252. Setelah menguat di 172,556 poin, ISSI sempat terus menanjak ke level tertinggi 173,088.

Hingga sesi siang, laju ISSI masih bisa bertahan di zona hijau. Tekanan mulai muncul saat sesi kedua perdagangan ditandai laju ISSI yang mulai bergerak terbatas. ISSI bahkan sempat tergelincir ke 172,067.

 

 

Penguatan juga dialami indeks syariah paling bungsi, JII70 yang naik tipis 0,054 poin (0,02%) ke level 213,119.

Tekanan jual justru terjadi pada saham-saham unggulan syariah. Ditutup di level 637,363, indeks keping biru syariah, Jakarta Islamic Index (JII) terpeleset 0,330 poin (0,05%). 

Sebaliknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih sanggup menanjak 2,314 poin (0,04%) ke level 5.954,397.

Sekadar informasi,perekonomian Indonesia diprediksi melambat sebesar 0,23 persen pada tahun ini. Prediksi perlambatan ekonomi ini menyusul dari penurunan ekoomi Tiongkok sebesar 1 persen dari dampak virus corona.

Dikutip dari Liputan6.com, prediksi Kementerian Perdagangan ini lebih rendah dari Bank Dunia yang memperkirakan penurunan ekonomi Indonesia sekitar 0,3 persen.

3 dari 5 halaman

Sektor Pertambangan Menguat

Indeks sektoral yang menguat kali ini adalah pertambangan sebesar 0,64 persen, properti 0,51 persen, dan pertanian 0,47 persen.

Sebaliknya, indeks industri dasar terkoreksi 1,20 persen, manufaktur 0,31 persen, barang konsumsi 0,24 persen, dan perdagangan 0,19 persen.

Emiten syariah pencetak top gainer kali ini adalah BTPS yang harga sahamnya menanjak Rp340, TGKA Rp225, PRDA Rp200, POLL Rp175, dan CMNP Rp160.

Harga saham GMTD melemah Rp875, SINI Rp355, EMTK Rp250, UNTR Rp250, dan INTP Rp225.

Dari pasar uang, nilai tukar rupiah terhadap dolar kembali menguat. Pada 16.37, mata uang dolar AS melemah 57 poin (0,42%) ke level Rp13.654 per dolar AS.

4 dari 5 halaman

Indeks Syariah Masih `Terpapar` Wabah Virus Corona

Dream - Wabah virus corona yang dikhawatirkan akan memukul industri manufaktur China merontokkan bursa saham regional. Isu yang sama membuat bursa saham Jepang turut rontok setelah jumlah warga terpapar virus corona semakin bertambah paska karantina kapal pesiar Diamond Princess. 

Meski belum dilaporkan ada warga yang terjangkit virus corona, bursa saham Indonesia tak bisa menghindar dari sentimen negatif dari bursa Asia tersebut. Pasar modal Indonesia langsung berguguran saat sesi perdagangan dibuka. 

Aksi pelaku pasar yang menjauh dari lantai bursa membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan indeks syariah tiarap menutup perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 10 Februari 2020.

 

 

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) sore ini ditutup melemah 1,663 poin (0,96%) ke level 172,198. Sempat dibuka mengaut di level 173,924 saat sesi prapembukaan, ISSI langsung bergerak melemah ke level 173,847 saat bel perdagangan dibunyikan. Pada penutupan akhri pekan lalu, ISSI bertengger di level 173,861.

ISSI yang terus bergerak di zona merah dan sempat menyentuh level terendah di 171,950 menutup perdagangan dengan lemas,

Koreksi juga dialami indeks keping biru syariah, Jakarta Islamic Index (JII) yang merosot 6,846 poin (1,06%) ke 637,693. Sementara indeks JII70 terguling 2,516 poin (1,17%) ke level 213,065.

Sentimen negatif dari bursa Asia yang terpapar isu virus corona membuat IHSG melemas 47,524 poin (0,79%) ke level 5.952,083.

5 dari 5 halaman

Semua Indeks Sektoral `Kebakaran`

Investor memilih melepas sahamnya, terutama di sektor pertanian, industri dan dasar dan aneka. Indeks pertanian terjungkal 3,37 persen, industri aneka 2,46 persen, dan industri dasar 1,33 persen.

Emiten syariah pencetak top gainer kali ini adalah DSSA yang harga sahamnya meningkat Rp1.900, POLL Rp250, FISH Rp120, PICO Rp1190, dan ICBP Rp75.

Sebaliknya, harga saham AALI terkoreksi Rp600, UNTR Rp525, GMTD Rp500, EMTK Rp400, dan ITMG Rp275.

Dari pasar uang, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah. Pada 16.25, kurs dolar AS merekah 59 poin (0,43%) ke level Rp13.734 per dolar AS.

Beri Komentar