Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa (Foto: Kemenkeu/Biro KLI/Leonardus Oscar)
DREAM.CO.ID - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menilai inflasi di Indonesia berada di tahap yang stabil dan lebih sehat dibanding negara tetanga seperti Malaysia dan Singapura.
Stabilitas inflasi sendiri menjadi faktor kunci yang menopang daya beli masyarakat. Hingga Agustus 2025, inflasi di Indonesia tercatat mencapai 2,31 persen (yoy), level yang dinilai ideal dalam konsensus global 1 hingga 3 persen.
“ Inflasi yang bagus itu bukan nol, bukan juga di atas 10 persen. Tapi sekarang konsensus ekonomi global antara 1 sampai 3 persen dan kita sekarang di 2,3 persen, level yang pas,” kata Menkeu Purbaya dalam konferensi pers APBN KiTA dikutip dari siaran YouTube Kemenkeu, Selasa, 23 September 2025.
Menkeu menilai capaian tersebut lebih sehat dibanding beberapa negara kawasan, seperti Singapura 0,6 persen atau Malaysia 1,2 persen, yang mencerminkan lemahnya permintaan domestik di negara-negara tersebut.
" (Inflasi) Singapura 0,6 persen itu enggak bagus, jelek. Di bawah 1,5 persen biasanya jelek karena demand-nya terlalu rendah. Jadi patokan ekonomi itu seperti itu. Malaysia 1,2 (persen) agak jelek," ujarnya.
Prospek ekonomi nasional juga dinilai semakin positif didukung oleh pertumbuhan yang solid dan perbaikan kinerja ekspor di tengah tren penurunan suku bunga global.
Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia memiliki ketahanan yang kuat di tengah gejolak global.
“ Kinerja ekonomi berbagai negara masih resilien hingga tahun 2025, meskipun AS pada periode yang bersamaan menerapkan tarif resiprokal tinggi. Indonesia menjadi bagian dari kelompok negara yang resilien,” ungkapnya dikutip dari laman Kemenkeu.
International Monetary Fund (IMF) telah merevisi ke atas proyeksi perekonomian global yang mencerminkan optimisme yang mulai menguat.
Indonesia termasuk negara yang mengalami revisi ke atas dengan pertumbuhan ekonomi 2025 diproyeksikan naik menjadi 4,8 persen dari sebelumnya 4,7 persen. Pemerintah optimistis realisasi bisa melampaui proyeksi tersebut.
“ Saya pikir kita akan lebih dari situ ya. Bahkan tahun ini pun akan di atas 4,8 persen,” ujar Menkeu.
Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan ekonomi Indonesia tumbuh 5,12 persen pada triwulan II-2025. Pertumbuhan tersebut didorong konsumsi rumah tangga yang meningkat 5 persen, serta investasi yang tumbuh 6,99 persen.
Sektor manufaktur sebagai kontributor ekonomi terbesar kembali menguat dengan pertumbuhan mencapai 5,68 persen, tertinggi sejak tahun 2022.
“ Jadi manufaktur kita di Q2 sudah mulai recover. Mungkin Q3 agak melambat sedikit, tapi Q4 pasti akan tumbuh lebih cepat lagi melalui dengan perbaikan ekonomi dan perbaikan demand karena supply uang ditambah di sistem perekonomian,” kata Menkeu.
Di sisi lain, kinerja ekspor Indonesia menunjukkan perkembangan menggembirakan. Berdasarkan data Bea Cukai hingga Agustus 2025, ekspor tumbuh 7,8 persen secara tahunan, terutama didorong sektor industri pengolahan dan hilirisasi mineral seperti nikel dan tembaga.
Advertisement
Rahasia di Balik Kulit Wajah Sehat dan Glowing ala Nikita Willy
VinFast Rilis Harga Langganan Baterai untuk Mobil Listrik, Ini Daftarnya
Mewah dan Hebohnya Pesta Khitan Anak Lurah Cimanggis Banjir Komentar Pedas Netizen
7 Akibat Kebiasaan Telat Makan, Jangan Sampai Berujung Fatal
5 Jenis Olahraga Ringan Cocok Buat Si Penderita Darah Rendah, Bebas Kliyengan!
Sah Jadi UU, Ini Rincian APBN Perdana yang Disusun Pemerintahan Prabowo-Gibran
Viral Video Maba Cium Kening Saat Ospek, Rektorat Akan Investigasi & Ancam Sanksi Tegas