Mahershala Ali, Muslim Pertama Peraih Oscar (bbc.com)
Dream - Pria kulit hitam itu duduk di bangku sisi kiri panggung. Matanya menatap sosok wanita tepat di tengah-tengah panggung. Empat jari tangan kanannya menutupi mulut.
Sejenak kemudian, pria bergaya necis itu berdiri dari kursinya. Menjabat tangan sahabat dan memeluknya. Dia lalu berjalan menuju posisi tempat wanita yang ditatapnya berdiri. Riuh tepuk tangan mengiringi langkah dia menuju panggung.
Sang wanita sudah siap menyambut, sambil memberikan piala berbentuk manusia. Orang sejagat mengenal piala itu sebagai Piala Oscar. Piala itu tidak bisa sembarang diberikan. Hanya mereka, para aktor berbakat, berhak atas piala itu.
Saat naik ke podium, pria itu sempat bercanda dengan hadirin. Ia mengancingkan jas dan berkata, " Nenekku mau aku tampil rapi."
" Wow! Saya ingin sampaikan terima kasih kepada guru saya, profesor saya," kata dia di Malam Penganugerahan Oscar 2017, Minggu malam, 26 Februari 2017.
Matanya terlihat berkaca. Suaranya terdengar berat. “ Saya punya banyak sekali guru mengagumkan dan satu hal yang selalu mereka katakan pada saya ini bukan tentang dirimu. Ini tentang sebuah karakter."
" Saya merasa sangat diberkati bisa merasakan kesempatan ini,” lanjutnya.
Ucapan terima kasih dan sejumlah nama terlantun dari mulut pria bernama Mahershala Ali itu. Dia menyadari, kesempatannya berdiri di panggung Oscar bukanlah semata atas perjuangannya sendiri. Lebih dari itu, semua berkat kerja keras seluruh orang yang berkenan terlibat.
Minggu malam di akhir Februari lalu menjadi momen bersejarah tidak hanya bagi Ali, tapi juga Amerika Serikat bahkan dunia. Penobatan Ali sebagai peraih Oscar 2017 kategori Aktor Peran Pendukung Terbaik dalam film Moonlight menjadi bahan pemberitaan dunia.
Ini karena Ali adalah Muslim pertama yang meraih Piala Oscar. Dia berhasil mengalahkan empat nominasi lainnya, yaitu Jeff Bridges, Lucas Hedges, Dev Patel, dan Michael Shannon.
Sejumlah media asing pun sampai menjadikan kabar Ali sebagai bahan pemberitaan utama mereka. Sebut saja CNN, media siber gaya hidup Vogue, hingga media Inggris The Guardian dan Independent. Semua memuat wajah Ali di laman masing-masing, disertai kalimat Muslim Pertama Peraih Oscar.
© Dream
Piala Oscar merupakan penghargaan yang sangat diharapkan oleh para pekerja seni peran Hollywood, Amerika Serikat. Penghargaan ini dianggap puncak dari karir seorang aktor film. Penghargaan ini juga dianggap sebagai bentuk penghormatan tertinggi atas karir keartisan seseorang. Begitu pula dengan Ali. Ali adalah seorang warga kulit hitam AS. Dia terlahir dengan nama Mahershalalhashbaz Gilmore. Sejak kecil, Ali adalah penganut Kristen. Ini karena ibunya, Willicia, adalah seorang pendeta Kristen. Sejak kecil, Ali selalu dipandang sebagai warga negara kelas dua. Kekerasan demi kekerasan baik lewat ucapan maupun tindakan kerap dia alami. Alasannya, hanya karena dia berkulit hitam sehingga Ali selalu direndahkan. Tetapi justru pengalaman buruk itulah yang pada akhirnya membentuk Ali menjadi pribadi yang tegar dan pantang menyerah. Terlebih saat dia mengenal dan memutuskan berpindah agama dengan memeluk Islam pada 1999. Kekerasan itu tidak berhenti, malah semakin menjadi. Meski demikian, Ali sudah terbiasa dengan pelbagai kekerasan itu. Bahkan dia menyatakan stigma buruk terhadap Islam bukanlah hal mengejutkan. “ Jika Anda memeluk Islam setelah berpuluh-puluh tahun sebagai kulit hitam di AS, diskriminasi yang Anda terima sebagai Muslim tidaklah mengejutkan,” kata Ali. “ Saya pernah disudutkan, ditanya di mana senjata saya, diduga sebagai germo, mobil saya dirusak. Setiap Muslim akan merasa ini adalah diskriminasi yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya, tapi ini bukan hal baru bagi kami,” ucap dia. Ali pun mengaku keputusan memeluk Islam bukanlah perkara ringan. Ini mengingat ibunya adalah seorang pendeta. Namun pada akhirnya, Ali tetap harus mengatakan kepada sang ibu tentang keputusan yang diambilnya tanpa paksaan itu. Dan reaksi sang ibu sungguh di luar dugaan. “ Ibu tidak terkejut saat saya meneleponnya dan memberitahu saya memeluk Islam. Tapi kami kesampingkan segalanya. Saya bisa melihatnya dan ibu bisa melihat saya. Kami saling mencintai dan cinta itu terus tumbuh,” ucap Ali. Sebagai seorang muslim, Ali rupanya mengerti dia tidak bisa memelihara beberapa hewan peliharaan seperti Anjing. Oleh karena itu, pilihannya jatuh pada Kucing. Dia mempunyai dua kucing yang diberi nama Nas dan Noor. Ali mengawali karir di dunia perfilman dalam serial Crossing Jordan dan Threat Matrix. Dia bermain pada serial itu setelah lulus dari Tisch School of The Art pada 2001. Setelah dua serial itu, Ali memainkan karakter Richard Tayler dalam serial fiksi ilmiah The 4400. Karirnya di dunia seni peran semakin menanjak. Dia terlibat akting di sejumlah film besar. Beberapa di antaranya seperti The Curious Case of Benjamin Button, Mockingjay 1 dan 2, serta Free State of Jones. Tetapi, baru pada film Moonlight dia panen. Ali meraih 25 penghargaan dan lima nominasi. Puncaknya, dia meraih Oscar pada akhir Februari lalu. ***
© Dream
Moonlight merupakan film bergenre drama besutan sutradara Barry Jenkins. Dalam film ini, Ali dipercaya memainkan karakter Juan, pria kulit hidup yang mengabiskan sebagian besar hidupnya di lingkungan penuh kekerasan dan akrab dengan narkoba. Juan dikisahkan sebagai sosok kulit hitam keturunan Afrika yang lahir di Amerika. Sejak kecil, Juan sudah terbiasa dengan kekerasan. Lingkungan tempatnya tinggal merupakan sarang peredaran narkoba. Selama tiga dekade, Juan berjuang keras menjadi dirinya sendiri tanpa pengaruh lingkungan. Dia betul-betul ingin menjadi manusia tanpa pengaruh lingkungan. Sampai pada akhirnya Juan menemukan cinta di tempat-tempat yang belum pernah dia kenal sebelumnya. Film ini menceritakan kisah hidup Juan dalam tiga fase, anak-anak, remaja, dan dewasa. Ali kebagian memerankan karakter Juan saat dewasa. Dalam setiap adegan yang dia jalankan, Ali terlihat begitu natural. Bahkan tidak seperti seseorang yang sedang berakting. Ali justru terlihat seperti sedang menjalankan kehidupan kesehariannya. Semua berkat masa lalunya sebagai kulit hitam. Peran itulah yang mengantarkan Ali meraih banyak penghargaan. Dan dia memang layak mendapatkan Oscar.
Advertisement
Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu

Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat

Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini


Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK

IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Ini Bahayanya Bagi Kesehatan Tubuh

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu