Dream - Mereka yang ingin membeli asuransi cenderung akan membayar premi lebih mahal jika tubuhnya gendut. Hal ini disampaikan perencana keuangan MoneyCamel kepada Gulf News.
Calon nasabah sebaiknya memperhitungkan sejumlah faktor sebelum menyetujui aplikasi asuransi. Masalahnya berat tubuh seseorang bersama dengan riwayat medis dapat meningkatkan harga premi sebanyak 25 sampai 40 persen.
Hal ini terutama berlaku ketika membeli rencana asuransi jiwa.
" Ketika membeli asuransi jiwa, perusahaan asuransi akan mengenakan biaya premi yang lebih tinggi untuk mereka yang kelebihan berat badan," kata Preeti Bhambri, pendiri situs pribadi keuangan MoneyCamel.com, seperti dikutip dari Gulf News, 4 Juni 2015.
Kelebihan berat badan telah dikaitkan dengan masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung, diabetes dan kanker. Artinya perusahaan asuransi cenderung menghabiskan lebih banyak pada perawatan medis untuk orang-orang yang kelebihan berat badan atau obesitas.
" Secara umum, berat badan atau lebih khusus obesitas, merupakan faktor yang berkontribusi terhadap berbagai kondisi yang merugikan kesehatan seperti diabetes, penyakit jantung koroner dan banyak lagi,” kata Andrew Prince, perencana keuangan di DeVere Acuma.
“ Ini berarti pemegang polis berpotensi untuk mengklaim asuransi lebih cepat dan oleh karena itu perusahaan asuransi akan menaikkan biaya premi," tambahnya.
Bhambri mengatakan premi tambahan bisa sekitar 10 sampai 25 persen, atau bahkan 40 persen, meskipun tidak ada perusahaan asuransi akan mengungkapkan angka pasti.
" Akan ada tambahan 40 persen dari premi standar, tergantung pada kasus masing-masing individu. Sebenarnya, 40 persen adalah pembebanan maksimum, rata-rata premi tambahan dapat berkisar 10 persen menjadi 25 persen."
Prince mengatakan prinsip harga yang sama berlaku juga orang-orang yang merokok atau memiliki penyakit yang berpontensi menjadi penyakit lainnya.
" Perusahaan asuransi akan melihat kesehatan dan riwayat medis seseorang secara keseluruhan. Di saat yang sama mereka menilai potensi peningkatan risiko orang yang diasuransikan. Hal yang sama berlaku perokok dan peningkatan risiko penyakit paru-paru seperti kanker,” jelasnya.
“ Semakin tinggi risiko, semakin besar premi yang dibayar dan semakin susah klaim akan diterima berdasarkan persyaratan standar,” pungkasnya.
Advertisement
Momen Prabowo Saksikan Penyerahan Uang Pengganti Kerugian Negara Rp13,25 Triliun dari Korupsi CPO
Mantan Ketum PSSI Usulkan STY Kembali Latih Timnas, Ini Alasannya
Wanita Ini 400 Kali Operasi Plastik Selama 15 Tahun
Potret Keren Yuki Kato Taklukan Chicago Marathon 42,2 Kilometer
16 Peneliti dari ITB Masuk Daftar World Top 2% Scientists 2025
9 Kalimat Pengganti “Tidak Apa-Apa” yang Lebih Hangat dan Empatik Saat Menenangkan Orang Lain
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
Momen Prabowo Saksikan Penyerahan Uang Pengganti Kerugian Negara Rp13,25 Triliun dari Korupsi CPO
Bahas Asam Urat dan Pola Hidup Sehat, Obrolan Raditya Dika dan dr. Adrian Jadi Sorotan