Foto: Intel.com
Dream - Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tidak hanya melanda perusahaan nasional. Setelah Tesla, mengutip laporan Bloomberg News, korporasi raksasa dunia Intel juga merencanakan PHK besar-besaran yang kemungkinan menimpa ribuan pegawai.
Melansir laman The Verge, Jumat, 14 Oktober 2022, pengurangan jumlah karyawan ini merupakan respons perusahaan terhadap melemahnya pasar PC secara global.
Penurunan ini terjadi bahkan ketika Intel akan menerima suntikan dana miliaran dari program CHIPS Act. Program ini berasal dari anggaran pemerintah AS yang disediakan untuk meningkatkan manufaktur chip domestik.
PHK ini kabarnya akan diumumkan pada bulan ini dan menyasar pegawai dari berbagai divisi, termasuk sales dan marketing.
Jumlah karyawan yang akan terkena PHK ini disebut akan mencapai 20 persen, dan menurut catatan Bloomberg saat ini Intel mempunyai 113.700 karyawan.
Setelah dua tahun penjualan sempat booming, pasar PC kini tengah melemah.
Analisis terbaru dari Gartner menemukan bahwa pengiriman PC di seluruh dunia hanya mencapai 68 juta unit pada kuartal ketiga 2022, yang berarti terjadi penurunan 19,5 persen dibandingkan tahun 2021.
Gartner mengatakan ini adalah penurunan pasar paling tajam yang tercatat sejak mulai melacak pasar pada pertengahan 1990-an.
“ Hasil kuartal ini bisa menandai perlambatan bersejarah untuk pasar PC," kata direktur analis Gartner, Mikako Kitagawa dalam sebuah pernyataan pers.
“ Penjualan kembali ke sekolah berakhir dengan hasil yang mengecewakan meskipun ada promosi besar-besaran dan penurunan harga, karena (PC) tidak terlalu dibutuhkan," tambahnya.
Di sisi bisnis, ketidakpastian geopolitik dan ekonomi menyebabkan pengeluaran TI yang lebih selektif, dan PC tidak berada di urutan teratas daftar prioritas.
Intel menuliskan penurunan penjualan ini dalam laporan pendapatan kuartal kedua di bulan Juli. Perusahaan mengatakan penjualan PC telah menyusut 25 persen, sementara pendapatan keseluruhan turun 22 persen.
Itu berarti, perusahaan benar-benar kehilangan setengah miliar dolar, yakni penurunan laba 109 persen dibandingkan dengan US$5,1 miliar yang dihasilkan pada Q2 2021.
Dalam laporan pendapatan tersebut, CEO Intel, Pat Gelsinger juga mengatakan bahwa perusahaan akan mengurangi pengeluaran inti dan mengambil tindakan tambahan di paruh kedua tahun ini.
Advertisement
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
Hari Santri, Ribuan Santri Hadiri Istighasah di Masjid Istiqlal