PM Mesir dan Jokowi Saling Curhat Masalah Subsidi BBM

Reporter : Ramdania
Jumat, 24 April 2015 08:29
PM Mesir dan Jokowi Saling Curhat Masalah Subsidi BBM
Sama-sama menghabiskan anggaran besar untuk subsidi BBM dan sama-sama melakukan reformasi anggaran dengan pengalihan anggaran subsidi tersebut, PM Mesir dan Presiden RI saling curhat.

Dream - Sebagai negara yang juga memiliki anggaran subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tinggi, Perdana Menteri Mesir Ibrahim Mahlab, penasaran dengan alasan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mencabut subsidi tersebut.

Hal ini ditanyakan Mahlab ketika bertemu dengan Jokowi di sela Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika (KAA) ke-60 di Jakarta Convention Center (JCC).

Menurut Jokowi, alasan pencabutan subsidi BBM tersebut adalah untuk pengalihan anggaran guna mendukung sektor produktif, pembangunan infrastruktur, dan bantuan pendidikan serta kesehatan untuk rakyat.

Indonesia dan Mesir memiliki kesamaan masalah dengan besarnya anggaran untuk subsidi BBM. Seperti dikutip dari Zawya, Mesir melaporkan telah menghabiskan US$ 3,08 miliar setara Rp 37,52 triliun untuk subsidi BBM pada tiga bulan pertama 2014.

Mesir memutuskan untuk menaikkan harga BBM untuk menggerakkan ekonomi yang carut-marut usai krisis politik selama tiga tahun terakhir. Pemerintah Mesir telah memperkenalkan serangkaian reformasi termasuk pemotongan subsidi.

Pemerintah baru Mesir mulai memangkas alokasi subsidi BBM pada Juli lalu. Akibatnya, harga BBM melonjak hingga 78 persen.

Sebaliknya, pemangkasan anggaran subsidi telah membuat anggaran fiskal Mesir mampu hemat US$ 40 miliar dari anggaran subsidi.

Mesir bahkan telah mencanangkan untuk menghapuskan subsidi BBM seluruhnya dalam 3-5 tahun ke depan.

Data kementerian energi Mesir mengungkapkan, Mesir setidaknya menggelontorkan anggaran subsidi BBM 31 miliar poundsterling pada kuartal pertama anggaran fiskal 2013-2014. Selama setahun, Mesir telah membakat tak kurang dari 126 miliar pound, sedikit lebih kecil dari tahun sebelumnya 128 miliar pound. (Ism)

Beri Komentar