Jokowi: Hemat Subsidi BBM, Jalur Kereta dan Pelabuhan Rampung

Reporter : Ramdania
Senin, 20 April 2015 15:17
Jokowi: Hemat Subsidi BBM, Jalur Kereta dan Pelabuhan Rampung
Dengan pengalihan anggaran subsidi BBM, banyak infrastruktur yang bisa dibangun di tanah air.

Dream - Presiden RI Joko Widodo menilai penghapusan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan langkah yang baik. Pasalnya, dampak pengalihan anggaran subsidi BBM ini bisa dirasakan banyak pihak, dibandingkan anggaran tersebut hanya habis terbakar bagi para pengguna kendaraan.

" Sudah berpuluh tahun kita nikmati bersama subsidi itu. Setahun kurang lebih kita harus keluar Rp 300 triliun, setiap tahun Rp 300 triliun hanya kita nikmati dibakar dan hilang. Subsidi BBM itu 82% yang menikmati adalah yang punya mobil," ujarnya seperti dikutip dari laman situs Sekretariat Kabinet, Senin, 20 April 2015.

Jokowi menyatakan subsidi BBM ini sebaiknya diberikan kepada masyarakat yang tidak mampu dan belum sejahtera. Sayangnya, tidak seperti itu. Makanya, begitu pemerintah memutuskan pengalihan subsidi ini, banyak pengguna kendaraan yang protes.

“ Tetapi itu sebuah putusan yang memang baik. Kami meyakini insya Allah dengan pengalihan subsidi itu, dalam jangka yang sedikit agak menengah, paling tidak insya Allah dalam 2-3 tahun akan kelihatan,” paparnya.

Jokowi mencontohkan jika dalam 10 tahun, maka anggaran yang bisa dihemat dari subsidi BBM ini bisa mencapai Rp 3 ribu triliun. Jumlah tersebut melebihi kebutuhan anggaran pembangunan jalur kereta dan kereta api di seluruh Indonesia, dari Aceh hingga Papua yang kebutuhan dananya diperkirakan hanya Rp 360 triliun.

Tidak hanya itu, lanjutnya, dengan anggaran yang bisa dihemat itu maka pembangunan seluruh pelabuhan di tanah air bisa rampung.

" Berpuluh tahun tidak bisa kita bangun karena kita memberikan subsidi yang Rp 3 ribu triliun tadi itu. Kalau hanya dihitung 10 tahun, kalau 20 tahun sudah menjadi Rp 6 ribu triliun. Betapa sudah kita hambur-hamburkan itu, dan kita tidak sadar inilah yang ingin kita hentikan untuk dilarikan ke sektor produksi," tegasnya. (Ism)

Beri Komentar