Dream - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku cemas dengan besarnya pengeluaran masyarakat miskin untuk membeli rokok. Dari data yang diterima, rokok menempati konsumsi kedua terbesar masyarakat miskkin.
Tingginya belanja rokok tersebut dikhawatirkan membuat rumah tangga miskin lebih mengenyampingkan belanja makanan bergizi.
Dana yang dikeluarkan untuk konsumsi produk tembakau dilaporkan 3,2 kali lebih besar dari pengeluaran untuk telur dan susu, 4,2 kali dari pengeluaran untuk beli daging, 4,4 kali dari biaya pendidikan, dan 3,3 kali lebih besar dari biaya kesehatan.
“ Tentu saja hal ini akan berdampak pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di masa yang akan datang,” papar Presiden Jokowi pada rapat terbatas tentang Masalah Pertembakauan, di Kantor Presiden, Jakarta, dikutip Dream dari laman Setkab, Rabu, 15 Maret 2017.
Jokowi menambahkan, konsumsi produk tembakau dengan jumlah yang tinggi menyebabkan tingginya biaya kesehatan yang harus ditanggung oleh negara dan masyarakat.

“ Berdasarkan data dari BPJS Kesehatan tahun 2015, lebih dari 50 persen biaya pengobatan dihabiskan untuk membiayai penderita penyakit tidak menular, yang salah satu faktor risikonya disebabkan oleh konsumsi rokok dan paparan asap rokok,” terang Presiden Jokowi.
Namun diakui Presiden, pemerintah juga harus tetap memperhatikan kelangsungan hidup para petani tembakau. Jokowi mengingatkan pemerintah juga perlu memperhatikan pekerja pertembakauan yang hidupnya sangat bergantung pada industri hasil tembakau.
Untuk itu, Presiden Jokowi meminta laporan dari Menteri Pertanian mengenai langkah-langkah konkret yang telah dilakukan dalam peningkatan kesejahteraan petani tembakau dan upaya perbaikan.
(Sah)
Advertisement
Komunitas 1000 GURU, Mengajar Sampai ke Pelosok Negeri

Pria Ini Setuju Bayar Nafkah Kucing Setelah Cerai

Sudah 4 Bulan Beroperasi, Stasiun KRL Tanah Abang Baru Akhirnya Diresmikan

Mengenal Sindrom Kepala Datar Pada Bayi, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Ngeri, Indonesia Kehilangan Rp133 Triliun Setiap Tahun Akibat Judi Online
