Produksi Dihentikan, Bagaimana Nasib Boeing 737 MAX Lion Air dan Garuda?

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Rabu, 18 Desember 2019 18:13
Produksi Dihentikan, Bagaimana Nasib Boeing 737 MAX Lion Air dan Garuda?
Ada kemungkinan pesawat ini bisa kembali terbang.

Dream - Boeing memang telah menghentikan produksi pesawat B737 MAX. Namun bukan berarti pesawat yang telah dimiliki sejumlah maskapai di Indonesia tersebut dilarang terbang. Saat ini, Direktorat Perhubungan Udara sedang menunggu hasil sertifikasi oleh otoritas penerbangan silil Amerika Serikat (FAA).

“ Saat ini Ditjen Hubud sedang menunggu hasil proses sertifikasi upgrade MCAS B737 MAX oleh FAA, yang sampai saat ini belum dapat ditentukan waktu selesainya” kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B. Pramesti, dikutip dari Liputan6.com, Rabu 18 Desember 2019.

Investigasi dua kecelakaan beruntun pesawat Boeing 737 MAX, di Indonesia dan Ethiopia, menemukan sejumlah fakta. Antara lain terdapat kegagalan sistem dan diduga cacat produksi. Oleh karena itulah Boeing menyempurnakan sistem pesawat tersebut.

Apabila FAA telah menyelesaikan proses sertifikasinya dan empat otoritas penerbangan yang juga melakukan sertifikasi, EASA Eropa, TC Kanada, ANAC Brazil, dan CAAC China, juga telah menyelesaikan sertifikasinya dan menyatakan bahwa proses upgrade MCAS tersebut dinyatakan telah memenuhi semua persyaratan yang diikuti dengan penerbitan Airworthiness Directive, maka kemungkinan Boing 737 MAX akan terbang lagi.

“ Pemerintah akan mengkaji semua informasi terkait sebagai dasar untuk menentukan pencabutan grounding MAX di Indonesia, namun sampai saat ini belum selesai proses sertifikasinya,” kata Polana.

Selain itu, hasil sertifikasi tersebut akan dibahas bersama antar otoritas penerbangan sipil di kawasan ASEAN yang memang telah memiliki konsensus untuk mengharmonisasi proses ungrounding Boeing 737MAX.

Dua maskapai Indonesia, Lion Air dan Garuda Indonesia, mengoperasikan pesawat jenis ini. Sehingga proses sertifikasi itu menjadi penting apakah pesawat-pesawat di kedua maskapai itu diizinkan terbang atau tidak.

1 dari 5 halaman

Tak Terbang 9 Bulan

Indonesia bersama negara-negara lainnya telah menghentikan operasional pesawat Boeing 737MAX (grounding) jauh sebelum pemberitaan terkait dengan keputusan pihak Boeing untuk melakukan stop produksi B737MAX.

Polana menegaskan, pihaknya memiliki perhatian terhadap armada MAX yang ada di Indonesia yang sudah tidak terbang selama lebih dari sembilan bulan, serta bagaimana pengaruhnya terhadap kondisi fisik pesawat tersebut.

“ Kami telah dan akan terus melanjutkan komunikasi dan koordinasi dengan pihak operator penerbangan serta pabrikan dan otoritas penerbangan sipil lainnya mengenai langkah-langkah terbaik yang perlu dilakukan untuk preservasi armada tersebut selama tidak terbang,” kata dia.

" Kami pastikan bahwa keselamatan dalam bisnis penerbangan adalah yang paling utama,” kata Polana.


(Sumber: Liputan6.com/Ilyas Istianur Praditya)

2 dari 5 halaman

Akhirnya, Boeing Setop Produksi Pesawat 737 Max

Dream - Boeing akhirnya menghentikan produksi 737 Max setelah dua unit pesawatnya terlibat dalam kecelakaan serius yang menelan 346 korban jiwa. Penghentian produksi ini akan dimulai pada Januari 2020, berdasarkan pengumuman perusahaan.

Dikutip dari The Verge, Selasa 17 Desember 2019, tak dijelaskan sampai kapan penghentian produksi akan berakhir. Dalam penghentian produksi, produsen pesawat ini tidak melakukan PHK atauppun cuti karyawan.

Sekadar informasi, Boeing telah memangkas produksi pesawat 737 Max menjadi 40 unit per bulan. Kini, ada 400 pesawat yang parkir di gudang Boeing.

 



Produsen pesawat ini memprioritaskan pengiriman pesawat yang disimpan dan menghentikan sementara produksi kendaraan terbang berbadan bongsor itu. Tujuannya untuk menjaga kesehatan keuangan perusahaan.

Diketahui perusahaan ini juga berharap 737 Max bisa mengudara kembali pada akhir 2019. Namun, sertifikasi ulang FAA sedang berlangsung.

Akibatnya, maskapai-maskapai Amerika Serikat yang menggunakan 737 Max seperti Southwest dan America terus menunda pemesanan 737 Max. Maskapai ini mengurungkan niat untuk memakai 737 Max setidaknya sampai Maret atau April 2020.

3 dari 5 halaman

Regulator Penerbangan Sipil AS Tahu Boeing 737 Max 8 Masih Berpotensi Kecelakaan

Dream - Federal Aviation Administration (FAA) tetap mengizinkan Boeing MAX 737 terbang pada tahun lalu. Padahal, lembaga regulator penerbangan sipil Amerika Serikat itu tahu bahwa pesawat ini berpotensi lebih sering mengalami kecelakaan.

Dikutip dari Travel and Leisure, Jumat 13 Desember 2019, analisis FAA dilakukan setelah terjadi kecelakaan pesawat Lion Air PK-LQP rute Jakarta Pangkalpinang pada 2018. Kajian ini dirilis selama rapat dengar pendapat dengan Komisi Transportasi parlemen AS.

 



Dalam kajian ini, ditemukan bahwa pesawat berbadan bongsor itu berpotensi mengalami kecelakaan setidaknya 15 kali selama 45 tahun. Potensi tersebut bakal terjadi bila Boeing tidak mengubah desain yang signifikan.

Sayangnya, FAA tetap mengizinkan Boeing 737 MAX untuk terbang sampai akhirnya kecelakaan ke dua terjadi lima bulan setelah jatuhnya Lion Air di Tanjung Karawang.

“ Terlepas dari perhitungannya sendiri, FAA mengabaikan keselamatan publik dan membiarkan MAX terus terbang sampai Boeing bisa merombak perangkat lunak MCAS-nya,” kata Ketua Komite Transportasi Parlemen, Peter DeFazio, D-Ore.

4 dari 5 halaman

Malah Keluarkan Kelaikan Udara

Alih-alih menghukum pesawat, FAA justru mengeluarkan surat layak terbang kepada pilot. Perangkat lunak yang ada di pesawat ini terlibat dalam kedua kecelakaan yang fatal. Jika digabungkan total korban pesawat 737 MAX sebanyak 346 orng.

FAA menyampaikan jiika masalah tak diselesaikan, bisa-bisa 2.900 orang bisa mati karena perangkat lunak pesawat berbadan bongsor itu.

Boeing mengatakan kecelakaan ini terjadi karena mengikuti arahan FAA bahwa pesawat ini laik terbang.

5 dari 5 halaman

Gagal

DeFazio menilai FAA gagal melakukan tugasnya. “ Dia gagal memberikan pengawasan peraturan yang diperlukan untuk memastikan keamanan publik penerbangan,” kata dia dalam rapat dengar pendapat.

Rapat ini juga mengulangi kesalahan Boeing yang tetap melanjutkan produksi meskipun ada masalah keamanan. Manajer Boeing mengatakan bahwa masalah kualitas produksi pesawat ini telah dilaporkan kepada direksi produsen pesawat berbulan-bulan sebelum kecelakaan pesawat pertama terjadi.

Kepala FAA Stephen Dickson mengatakan bahwa Boeing tidak akan disertifikasi ulang untuk terbang sampai 2020.

Beri Komentar