Fakta Unik Menteri Sofyan Djalil, Pernah Dipanggil James Alias Penjaga Mesjid

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Jumat, 25 Oktober 2019 07:36
Fakta Unik Menteri Sofyan Djalil, Pernah Dipanggil James Alias Penjaga Mesjid
Siapa sangka Sofyan Djalil yang pernah menjadi Marbot saat menempuh pendidikan di Jakarta kini menjadi seorang menteri di empat kabinet berbeda.

Dream – Sofyan Djalil kembali masuk ke kabinet Joko Widodo jilid 2. Di Kabinet Indonesia Maju, Sofyan kembali melanjutkan pekerjaannya sebagai menteri Agraria dan Tata Ruang.

Tugas pemindahan ibu kota akan kembali dikawal pria asal Aceh itu selama lima tahun ke depan. 

Menjadi pejabat negara bukan hal yang baru bagi Sofyan Djalil. Beberapa posisi pernah dipegangnya sejak pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

Dikutip dari Liputan6.com, Kamis 24 Oktober 2019, mantan menteri Koodinator Bidang Perekonomian ini termasuk salah satu menteri anak buah Jokowi yang berasal dari profesional.

Dikenal sebagai sosok yang low profile, Sofyan Djalil pernah memimpin Kementerian BUMN, Kementerian Komunikasi dan Informasi, dan Kementerian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

Di luar prestasinya sebagai seorang menteri, tak banyak yang tahu jika Sofyan dulunya pernah jadi guru agama dan penjaga masjid (marbot)?

Dalam acara Inspirato bersama Liputan6.com, dia mengaku pernah disekolahkan ibunya agar menjadi guru agama.

“ Ibu saya menyekolahkan saya untuk menjadi guru agama. Dan pernah menjadi guru agama selama dua tahun,” kata lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) itu di Jakarta.

1 dari 5 halaman

Jadi Marbot

Pria kelahiran Aceh Timur, Aceh, pada 1953 ini pindah ke Jakarta pada 1976 untuk mengubah nasib. Tanpa keluarga. Sofyan pernah menumpang tinggal di masjid.

Malah, dia mendapatkan nama khusus karena tinggal di masjid.

“ Datang ke Jakarta tanpa keluarga, tak ada support system, saya tinggal di masjid. Dulu saya dipanggil James. James itu bahasa Inggris kesannya, tetapi sebenarnya Penjaga Masjid alias Marbot,” kenang Sofyan.

2 dari 5 halaman

Jabat Menteri

Pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dia berpengalaman di dua kementerian, yaitu jadi pimpinan di Kementerian Komunikasi dan Informatika pada 2004—2007 dan Kementerian BUMN pada 2007—2008.

Kemudian, saat pemerintahan Jokowi, pemilik gelar Ph.D di bidang International Financial and Capital Market Law and Policy ini berpengalaman tiga menteri, yaitu Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang.

Ketika absen di pemerintahan pada 2009-2014 Sofyan Djalil pernah menjadi Komisaris Utama di beberapa perusahaan swasta, serta menjadi advisor perusahaan multinasional seperti Wellington Capital Indonesia Indonesia dan Axiata.

3 dari 5 halaman

Sempat Tak Berharap Jadi Menteri

Sofyan Djalil mengaku tak berharap banyak masuk kembali ke dalam kursi Pemerintahan Joko Widodo Jilid II periode 2019-2024 mendatang. Sebab, baginya keputusan yang berhak ada di tangan Jokowi.

" Itu kewenangan Presiden toh. Jadi menteri itu adalah sebuah kehormatan bukan hak. Jadi kalau presiden angkat saya menjadi menteri Alhamdulillah," kata dia.

Ketika saat itu ditanya awak media, Sofyan Djalil malah bergurau. " Saya tahu susunan kabinet sekarang," kata Sofyan Djalil seperti meyakini awak media.

Sambil mengecek handpone, Menteri Sofyan meminta awak media untuk menunggu. Kemudian dirinya menunjukan isi pesan WhatsApp yang berisikan tampilan PDF betuliskan 'Susunan Kabinet'.

" Sebentar ya saya tunjukan susunan kabinet terakhir pernah liat nggak?Ini yang baru bentar ya," kata dia.

Alhasil, ketika ditujukan rupanya dia berkelakar, lantaran isi dari pesan tersebut hanyalah tumpukan lemari kabinet berupa foto. Usai menunjukan isi pesan tersebut, kemudian dia tertawa lepas sambil meninggalkan awak media.

(Sumber: Liputan6.com/Tommy Kurnia)

4 dari 5 halaman

Dua Titipan Sofyan Djalil untuk Menko Perekonomian Baru

Dream - Mantan Menko Perekonomian, Sofyan Djalil menitipkan dua pekerjaan rumah kepada penerusnya Darmin Nasution. Proyek tersebut adalah pengerjaan payung hukum pembangunan proyek modal transportasi massal Light Rail Transit.

Satu pekerjaan lain adalah penyelesaian dasar hukum yang bakal mendorong pejabat negara lebih berani dalam melakukan penyerapan anggaran.

Terkait payung hukum terakhir, Sofyan mengaku pemerintah mempunyai tingkat penyerapan anggaran pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah masih sangat rendah.

 

 

Berbicara dalam Serah Terima Menko Perekonomian di Jakarta, Rabu, 12 Agustus 2015, Sofyan mengatakan posisi Menko Perekonomian merupakan jabatan paling tidak populer.

" Saya senang sekali hari ini Pak Darmin Nasution mengambil posisi Menko Perekonomian, dia adalah right man in the right place," ujar Sofyan.

5 dari 5 halaman

Senang Punya Staf Kompeten

Padahal, lanjutnya, selama menjabat 10 bulan sebagai Menko, kementeriannya telah menerima banyak pekerjaan yang belum tuntas.

Beruntung, kementerian yang ia pimpin selama 10 bulan ini juga memiliki staf-staf yang kompeten di bidangnya. " Di sini, kami punya staf yang amat baik pekerjaannya. Saya rasa ini kementerian yang memiliki staf dengan kompetensi yang paling baik," pungkas Sofyan.

Beri Komentar