Menanggapi Ketegangan Trump–Netanyahu, DPR Dorong AS Bersikap Objektif Terhadap Palestina
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Muhammad Husein Fadlulloh, menyikapi dinamika politik tersebut dengan penuh kehati-hatian. Ia menilai bahwa ketegangan antara dua tokoh politik dari negara berbeda merupakan urusan internal yang tidak patut untuk langsung dispekulasikan motif maupun dampaknya.
“ Itu urusan domestik masing-masing negara. Kita tidak bisa serta-merta menilai apakah langkah tersebut bagian dari strategi politik tertentu, atau ada maksud tersembunyi. Kita tidak tahu,” ujar Husein saat ditemui di sela pertemuan PUIC pada Senin (12/5).
Namun, Husein menekankan bahwa di luar polemik tersebut, hal yang jauh lebih penting adalah bagaimana Amerika Serikat sebagai negara besar dapat mengambil posisi objektif dan manusiawi terhadap konflik yang terus berlangsung di Palestina, terutama menyangkut tingginya jumlah korban sipil.
“ Harapan kita tentu agar Amerika, siapapun presidennya, mampu memandang tragedi kemanusiaan di Palestina dengan jernih dan adil. Banyak korban berjatuhan, termasuk anak-anak dan perempuan. Ini bukan lagi soal politik semata, tetapi soal nilai-nilai kemanusiaan yang universal,” jelas politisi dari Fraksi PKB ini.
Hubungan antara Trump dan Netanyahu dilaporkan mulai memburuk sejak 2021, ketika Netanyahu secara terbuka mengucapkan selamat kepada Joe Biden atas kemenangan dalam pemilihan presiden AS. Hal ini dikabarkan membuat Trump merasa dikhianati. Isu ini kembali mencuat baru-baru ini, menyusul laporan dari jurnalis Israel Yanir Cozin yang menyebut bahwa Trump secara pribadi memutus komunikasi langsung dengan Netanyahu.
Dalam laporan tersebut, Cozin mengungkapkan bahwa Trump merasa dipermainkan oleh Netanyahu, terutama setelah tidak mendapatkan tanggapan konkret atas sejumlah isu strategis, termasuk konflik berkepanjangan di Gaza, ancaman dari Iran, dan gerakan Houthi di Yaman. Informasi ini disebut disampaikan langsung oleh orang dekat Trump kepada pejabat Israel, Ron Dermer.
Konteks ini menjadi semakin relevan di tengah meningkatnya perhatian global terhadap kondisi kemanusiaan di Palestina, dan di saat komunitas internasional semakin mendesak solusi konkret atas penderitaan rakyat sipil.
Dalam forum PUIC ke-19, Husein menegaskan bahwa solidaritas antarparlemen negara-negara Islam tetap menjadi prioritas utama, khususnya dalam memperjuangkan keadilan bagi rakyat Palestina.
“ Forum ini penting untuk menjaga konsistensi sikap negara-negara OKI. Apapun dinamika politik internasional yang terjadi, kita tetap harus fokus pada upaya kolektif untuk membela hak-hak rakyat Palestina dan memperjuangkan kemerdekaan mereka,” tegasnya.
Dengan berbagai tantangan dan perubahan geopolitik yang terjadi, Parlemen Indonesia berharap agar negara-negara besar, termasuk Amerika Serikat, dapat menjadi bagian dari solusi yang adil dan berlandaskan kemanusiaan. Sikap tersebut, menurut Husein, akan mencerminkan kepemimpinan global yang bertanggung jawab.
Advertisement
Momen Prabowo Saksikan Penyerahan Uang Pengganti Kerugian Negara Rp13,25 Triliun dari Korupsi CPO
Mantan Ketum PSSI Usulkan STY Kembali Latih Timnas, Ini Alasannya
Wanita Ini 400 Kali Operasi Plastik Selama 15 Tahun
Potret Keren Yuki Kato Taklukan Chicago Marathon 42,2 Kilometer
16 Peneliti dari ITB Masuk Daftar World Top 2% Scientists 2025
9 Kalimat Pengganti “Tidak Apa-Apa” yang Lebih Hangat dan Empatik Saat Menenangkan Orang Lain
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Momen Prabowo Saksikan Penyerahan Uang Pengganti Kerugian Negara Rp13,25 Triliun dari Korupsi CPO