Merencanakan Keuangan Penting Dilakukan Untuk Bisa Mencapai Target Finansial. (Foto: Shutterstock)
Dream – Merencanakan keuangan pribadi dan keluarga kadang perlu mengubah pola pikir. Mulai dari mengatur arus kas, membuat tujuan keuangan pada masa mendatang, menyusun prioritas-prioritas dalam hidup, kemudian menerapkannya dengan perencanaan keuangan syariah.
Dikutip dari laman Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah), Senin 12 Oktober 2020, ciri-ciri perencanaan keuangan syariah adalah prosesnya tidak bertentangan dengan prinsip-prinisip syariah dan berorientasi pada dunia akhirat. Misalnya, mengatur arus kas, membuat tujuan keuangan, menggunakan produk-produk syariah, dan perencanaan waris.
Misalnya, dalam mengatur arus kas, kita harus memasukkan alokasi zakat, memprioritaskan pembayaran utang (kalau punya), dan mengalokasikan investasi masa depan secara rutin.
Kemudian, tujuan keuangannya harus sesuai dengan prioritas yang diajarkan dalam Islam. Contohnya, menunaikan ibadah haji harus lebih diprioritaskan daripada jalan-jalan ke luar negeri, dan menyiapkan dana sekolah anak harus lebih diprioritaskan dari tujuan ganti mobil.
Untuk mencapai tujuan keuangan, Sahabat Dream harus menggunakan produk-produk investasi yang sesuai dengan prinsip syariah. Misalnya, sukuk, deposito syariah, atau reksa dana syariah.
Sebaiknya, perencanaan keuangan mencakup perencanaan waris, sehingga harus mengikuti aturan waris dalam Islam. Karena terkait dengan tujuan hidup, keuangan harus direncanakan sebaik mungkin. Mulai dari menikah, liburan, pendidikan anak, hingga masa pensiun. Semua siklus kehidupan tersebut membutuhkan biaya masing-masing. Di sinilah pentingnya perencanaan keuangan syariah.
Jangan lupa bahwa biaya hidup hari ini tidak sama dengan biaya hidup yang akan datang karena adanya inflasi. Contoh, di tahun 2002 uang Rp1.000 bisa membeli susu segelas penuh. Pada tahun 2008, kemungkinan hanya seperempatnya atau tidak mendapatkan sama sekali.
Sebenarnya, kita tak perlu pintar mengatur uang, tetapi diri sendiri menggunakan uang. Memang, harga bahan makanan, BBM, hingga pendidikan anak tak dapat diatur. Yang bisa kita atur adalah pemakaian dan cara menyiapkan dana.
Contohnya, mengajarkan anak rutin ke kamar mandi untuk menghemat biaya popok, mengatur pola makan dan olah raga rutin untuk mengirit biaya kesehatan.
Bagaimana dengan mengatur arus kas? Aturlah uang maksimal cicilan utang sebesar 35 persen dari total pendapatan untuk investasi maksimal 30 persen dari pendapatan, alokasikan untuk membayar zakat minimal 2,5–10 persen dari pendapatan, untuk hiburan dan biaya hidup alokasikan maksimal 20 persen dari pendapatan.
Untuk biaya hidup maksimal 40 persen dari total pendapatan anda. Bagaimana kalau defisit? Solusinya ada dua, yaitu tambah penghasilan atau kurangi pengeluaran. Jika bisa dilakukan keduanya itu lebih baik. Setelah itu saatnya mengoptimalkan dana untuk investasi baik berupa harta benda atau di sektor keuangan dengan prinsip-prinsip syariah.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!