Foto: Shutterstock
Dream - Anak tahun 90-an pasti tahu jika Blok M pernah menjadi pusat hangout anak muda Jakarta. Meski masih cukup ramai, pamor pusat perbelanjaan yang berdiri tahun 1990 di Jakarta Selatan pelan-pelan mulai berubah.
Tapi coba kamu berkunjung ke kawasan Blok M saat ini. Image sebagai pusat hangout anak gaul ibukota mulai kembali hidup. Blok M tengah berbenah menjadi destinasi favorit pengunjung untuk hangout.
Sarana pendukung di pusat perbelanjaan ini mulai dibenahi. Plaza Blok M merupakan mall pertama di Jakarta yang memiliki akses langsung ke stasiun MRT (Mass Rapid Transit), moda transportasi yang sedang hits di ibukota.
Kehadiran akses MRT membuat Blok M kembali ramai dikunjungi anak gaul Jakarta. Menghadapi para komuter, pengelola Plaza Blok M menghadirkan berbagai macam tenant yang menjual brand favorit masyarakat mulai dari fashion, jewerly, hingga kuliner.
Foto: Plaza Blok M/Dream.co.id-Keisha Ritzska Salsabila
Plaza Blok M bahkan tengah mernjual memperkuat sektor food and beverages dengan membuka Food Society, sebuah food court yang berada di lantai 5.
Foto: Plaza Blok M/Dream.co.id-Keisha Ritzska Salsabila
" Kita lebih memfokuskan untuk restoran karena sekarang kan orang ke mana-mana carinya makan," ujar Asst Promotion Manager Plaza Blok M, Zana Aurora.
Tak hanya urusan perut. Plaza Blok M juga semakin ramah untuk para muslim yang ingin menunaikan ibadah sholat 5 waktu.
Blok M menyediakan fasilitas beribadah dengan membangun Musala Executive di lantai 8. Tempat ibadah ini dapat diakses para pengunjung mulai dari pukul 11 siang hingga 8 malam.
Foto: Plaza Blok M/Dream.co.id-Keisha Ritzska Salsabila
Masjid ini didesain mampu menampung 100 orang. Kamu yang tak membawa perlengkapan sholat juga tak perlu khawatir.
Pengelola musala telah menyediakan perlengkapan sholat yang bisa dipinjam oleh para pengujung.
(Sah, Laporan: Keisha Ritzska Salsabila)
Dream - Bagi Sahabat Dream yang masih bingung mencari tempat untuk ngabuburit, kunjungilah Ramadan Raya Feast 2018 di Pasaraya Blok M, Jakarta Selatan.
Di sini, Anda bisa melihat pameran Alquran pertama di mal Indonesia. Pada acara yang digelar hingga 10 Juni itu akan dipamerkan tujuh Alquran terunik koleksi Museum Bayt Al-Quran Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
" Biasanya kan museum dijadikan tempat yang serius dan belum familiar di kaum milenial. Kali ini kami bekerja sama dengan Pasaraya hadirkan pameran dengan bentuk santai dan ringan untuk menyosialisasikan, serta meningkatkan kecintaan masyarakat pada Alquran," ujar Kepala Koleksi dan Pameran Museum Bayt Al-Quran, Syaifuddin, di Pasaraya Blok M, Jakarta, Senin 28 Mei 2018.
Tujuh Al-Qur'an yang dipamerkan adalah Mushaf Wonosobo, Istanbul, Tertua, Istiqlal, Marmer, Kuno-kunoan, serta Braille.
" Mushaf Wonosobo merupakan Alquran terbesar di Indonesia. Ukurannya dua kali tiga meter dengan berat 150 kilogram. Ditulis tangan langsung oleh dua santri Pondok Pesantren Al-Asy'ariyah, Wonosobo, Jawa Tengah, pada tahun 1991 hingga 1993," jelas Syaifuddin.
Alquran Marmer koleksi Museum Bayt Al-Quran (Dream/ Dina Nazhifah)
Selain Alquran terbesar, ada pula yang terkecil, yaitu Mushaf Istanbul yang merupakan hibah dari Turki untuk Indonesia. Alquran ini ditulis oleh Sayif Muhammad Abdul Latif yang diterbitkan sekitar tahun 1980an.
" Mushaf Tertua diperkirakan ditulis pada akhir abad ke-1 atau awal abad ke-2 Hijriah, tanpa ada titik dan tanda baca. Ini diklaim sebagai satu dari tujuh salinan mushaf yang dikeluarkan Utsman bin Affan," katanya.
Alquran tertua koleksi Museum Bayt Al-Quran (Dream/ Dina Nazhifah)
Sementara, ada pula Alquran terindah di Indonesia, yakni Mushaf Istiqlal. Alquran ini memiliki 40 macam keragaman hias yang diambil dari motif Tanah Air. Saking begitu indah dan detail, pengerjaannya membutuhkan waktu mencapai empat tahun.
Alquran terindah koleksi Museum Bayt Al-Quran (Dream/ Dina Nazhifah)
Ada juga Alquran terberat, yaitu Mushaf Marmer. Memiliki tebal kurang lebih dua sentimeter. Menggunakan marmer jenis White Carrara, Alquran ini memiliki ukuran 90 x 60 cm.
" Ada Mushaf Kuno-kunoan yang menyerupai manuskrip mushaf kuno bila dilihat sekilas. Terakhir, Mushaf Braille yang diterbitkan oleh Lajnah Pentashilan Mushaf Alquran Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama," paparnya.
Alquran kuno koleksi Museum Bayt Al-Quran (Dream/ Dina Nazhifah)
Sebelum memamerkan Alquran di mal, tentunya pihak museum juga memikirkan faktor keamanan. Oleh sebab itu, Alquran yang diperlihatkan ialah hanya bentuk replika dan cetakannya saja.
" Tentu saja kami memikirkan faktor keamanan. Jadi, untuk Alquran terbesar dan tertua merupakan bentuk replika. Sisanya adalah bentuk cetakan ulangnya. Jika mau melihat langsung tentunya silakan ke museum," tutup Syaifuddin.
Laporan: Dina Nazhifah
Advertisement
Komunitas Marah-Marah di Platform X Diteliti Mahasiswa UGM, Ini Hasilnya!
4 Temuan Jepang yang Kini Sangat Populer dan Dipakai Seluruh Dunia
Menkeu Purbaya Nilai Inflasi Singapura-Malaysia Lebih Jelek Dibanding RI
5 Jenis Olahraga Ringan Cocok Buat Si Penderita Darah Rendah, Bebas Kliyengan!
Sah Jadi UU, Ini Rincian APBN Perdana yang Disusun Pemerintahan Prabowo-Gibran
Rahasia di Balik Kulit Wajah Sehat dan Glowing ala Nikita Willy
VinFast Rilis Harga Langganan Baterai untuk Mobil Listrik, Ini Daftarnya
Mewah dan Hebohnya Pesta Khitan Anak Lurah Cimanggis Banjir Komentar Pedas Netizen
7 Akibat Kebiasaan Telat Makan, Jangan Sampai Berujung Fatal
Komunitas Marah-Marah di Platform X Diteliti Mahasiswa UGM, Ini Hasilnya!
4 Temuan Jepang yang Kini Sangat Populer dan Dipakai Seluruh Dunia