Menteri BUMN Erick Thohir (Foto: Instagram @erickthohir)
Dream - Menteri BUMN Erick Thohir menanggapi kabar Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) yang disebut akan menjadi BUMN alias dikelola oleh negara. Erick enggan berkomentar banyak, namun menekankan bahwa pemerintah mempunyai porsi saham di BSI.
" Kan BSI udah punya saham merah putih, kan," kata Erick di komplek Gedung DPR, dikutip dari Liputan6.com, Rabu 21 September 2022.
Pemerintah telah memiliki satu lembar saham di BSI. Sisanya, saham BSI dipegang oleh Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), dan Mandiri.
Satu lembar saham ini dianggap sebagai syarat yang bisa memberikan kesan bahwa ada kendali pemerintah terhadap BSI, di samping saham dari tiga bank BUMN.
Sebagai informasi, Bank Mandiri memiliki saham sebesar 50,83 peresen, BNI 24,85 persen, BRI 17,25 persen dan pemegang saham lainnya, termasuk publik 7,08 persen.
Dream - Rencana PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menambah modal lewat skema penerbitan 6 miliar saham baru (rights issue) dinilai bakal memperluas bisnis perusahaan. Bagi konsumen, aksi korporasi ini juga bakal mendorong produk pembiayaan menjadi lebih murah bagi para nasabah.
Penilaian tersebut disampaikan Peneliti ekonomi syariah Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Fauziah Rizki Yuniarti dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 21 Agustus 2022.
Menurut Fauziah, penambahan modal, akan membuat BSI memiliki bisnis yang lebih luas. Emiten bank dengan kode BRIS ini juga akan lebih mudah mendapatkan dana murah.
“ Nah dampaknya ke konsumen, karena dana murah banyak dia [BSI] bisa bikin produk pembiayaan lebih murah. Konsumen diuntungkan kalau bank jadi buku IV,” katanya.
Mengutip keterbukaan informasi yang disampaikan 16 Agustus 2022 lalu, rencana aksi korporasi berupa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) I akan digelar pada kuartal IV-2022. BSI akan menerbutkan 6 miliar saham Seri B Perseroan dengan nominal Rp500 per saham.
Direktur Finance & Strategy BSI, Ade Cahyo Nugroho menjelaskan aksi korporasi rights issue ini dilakukan perseroan untuk mendukung ekspansi pertumbuhan BSI baik secara organik maupun anorganik. Perusahaan telah memproyeksikan pertumbuhan pembiayaan dengan compound annual growth rate (CAGR) di atas 15% sampai tahun 2025.
“ Maka untuk mendukung rencana tersebut, BSI membutuhkan tambahan permodalan (ekuitas) agar Capital Adequacy Ratio (CAR) perseroan dapat mencapai di atas 20% pada akhir tahun 2025," ujar pria yang akrab disapa Cahyo itu.
Saat ini posisi CAR BSI berada di kisaran 17 persen atau sesuai dengan average CAR Top 10 National Bank.
Menurut Fauziah, potensi bisnis BSI juga masih sangat luas terlihat dari minimnya masyarakat Indonesia yang memiliki rekening bank. Ceruk pasar tersebut sangat besar dan belum dioptimalkan oleh bank-bank yang ada saat ini.
Setahun pascamerger, BSI telah menunjukan performa positif, baik dari sisi aset maupun kemampuan mencetak keuntungan. Per Desember 2021, laba bersih bank naik 38,42 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp3,03 triliun. Pada periode yang sama, aset BSI juga naik 10,73 persen yoy menjadi Rp265,29 triliun. Hal tersebut disokong oleh penyaluran pembiayaan yang mencapai Rp171,29 triliun atau naik sekitar 9,32 persen yoy.
Data terbaru hingga kuartal I/2022, BSI menorehkan capaian positif dengan membukukan laba bersih mencapai Rp987,68 miliar atau naik 33,18 persen secara yoy. BSI juga mampu mencatatkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp177,51 triliun atau tumbuh 11,59 persen yoy.
Capaian tersebut didukung pula pembiayaan sehat dengan rasio non performing financing (NPF) net sebesar 0,90 persen. Dari sisi aset, BSI saat ini berada di peringkat tujuh secara nasional sekaligus menjadi bank syariah terbesar di Indonesia.
Sementara itu Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma menduga dana hasil rights issue akan digunakan untuk mengakuisisi unit usaha syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Sebelumnya, rencana BSI mengakuisisi BTN Syariah mencuat seiring dengan pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir pada awal tahun ini. Dia berharap UUS BTN akan memperkuat posisi sekaligus memperbesar kapasitas BSI. Konsolidasi ini merupakan visi pemerintah untuk terus mendorong penguatan ekonomi dan perbankan syariah melalui BSI.
Dengan demikian BSI dapat memperbesar dan memperkuat posisinya dalam hal kapitalisasi pasar.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib