Uang Rupiah Kertas (Sumber: Shutterstock)
Dream - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan outlook pertumbuhan perekonomian Indonesia di kuartal III-2020 berada kisaran 0 hingga minus 2 persen. Menghadapi situasi ini, pemeirntah akan menggenjot sektor konsumsi dan investasi untuk memacu pertumbuhan.
Secara keseluruhan, outlook perekonomian Indonesia sepanjang tahun 2020 diperkirakan berada di kisaran minus 1,1 persen sampai 0,2 persen.
Sri Mulyani menyampaikan indikator di bulan Juli mempelrihatkan adanya dowside ekonomi yang menunjukan Indonesia masih menghadapi risiko yang nyata.
" Kita lihat karena negatif 2 persen tadi pergeseran dari pergerakan yang belum terlihat, ini sangat sulit meskipun ada beberapa yang sudah positif,” kata Sri Mulyani dalam APBN KiTa, Selasa, 25 Agustus 2020.
Mengantisipasi pertumbuhan negatif di kuartal III-2020, Sri Mulyani memastikan pemerintah akan all out untuk memacu konsumsi dalam negeri dan invesrasi. Jika kedua faktor ini mencatat hasil negatif, dia akui sulit untuk mencapai zona netral.
" Makanya, Presiden minta menteri fokus melihat indikator investasi. Kuartal II kontraksi dalam. Kuartal III dan Kuartal IV bisa mulai pulih paling tidak mendekati 0 persen,” kata Menkeu.
Seperti diketahui, ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 mencatat pertumbuhan negatif 5,32 persen. Jika kembali mencatat ekonomi negatif di periode Juli-September 2020, Indonesia dipastikan menyusul negara ASEAN lainnya yang sudah terlebih dahulu masuk resesi teknikal.
Sementara kalangan pengusaha telah mengantisipasi kemungkinan ekonomi Indonesia kembali mengalami kontraksi di kuartal III-2020. Namun mereka berharap pertumbuhan ekonomi minus itu tidak sampai berada di bawah minus 4 persen.
" Mungkin itu -1 atau -2 persen. Sehingga boleh dikatakan nanti di kuartal IV kita sudah berada di positif,” kata Ketua umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Provinsi DKI Jakarta Sarman Simanjorang.
Sarman yakin Indonesia masih bisa menghindari resesi meski sebelumnya mencatat kontraksi pertumbuhan ekonomi. Ini terlihat dari ekonomi negatif Indonesia yang lebih baik dari Singapura dan Amerika Serikat yang mencatat double digit.
Dream - Satu per satu negara mitra dagang Indonesia melaporkan resesi ekonomi yang melanda negaranya. Terbaru, Jepang dan Thailand melaporkan pertumbuhan ekonomi negatif dua kuartal (yoy) berturut-turut tahun ini.
Dengan kondisi ini, Jepang dan Thailand menyusul negara Asia lainnya yaitu Singapura dan Korea Selatan yang telah lebih dahulu mengalami resesi ekonomia.
Mengutip laman bangkokpost.com, Rabu, 19 Agustus 2020, pertumbuhan ekonomi jepang dilaporkan anjlok 7,8 persen pada April-Juni 2020. Kontraksi ini merupakan yang terparah dalam sejarah modern Jepang seiring dampak pandemik Covid-19.
Kontraksi dibandingkan kuartal sebelumnya sedikit lebih parah dari ekspektasi. Namun pelemahan ini lebih baik dibandingkan pelemahan di berbagai sektor industri.
Merujuk pada data ekonomi Jepang, kontraksi kali ini merupakan yang terparah sejak tahun 1980, selain efek brutal dari krisi keuangan dunia pada 2008 lalu.
Beberapa analis bahkan menyebut resesi ini merupakan yang terparah sejak Perang Dunia II mengingat metode perhitungan di tahun 1980 yang membuat perbandingan menjadi kompleks.
" Jatuhnya ekonomi pada April dan May di bawah kondisi darurat yang diterapkan pemerintah melebihi eksptasi. Rekor penutunan terjadi di sisi permintaan internal dan eksternal," kata chief economist dari Daiichi Life Research Institute, Yishiki Shinke dikutip dari Bangkok Post.
Secara tahunan, ekonomi Jepang mengalami kontraksi 27,8 persen dengan pelemahan dari sisi pemintaan domestik yang turun 4,8 persen dan ekspor bahan makanan dan jasa 18,5 persen.
Kondisi lebih parah dialami Thailand yang mencatat pelemahan ekonomi terparah sejak Krisis Moneter (Krismon) tahun 1998. Mengutip laman Straitstimes, Thailand melaporkan ekonomi mengalami kontraksi 12,2 persen mengutip data National Economic and Social Development Council pada Minggu, 17 Agustus 2020 lalu.
Pelemahan ekonomi Thailand ini merupakan yang terendah sejak Krismon Asia pada 1998. Namun kabar baiknya, kontraksi ekonomi ini lebih baik dari prediksi analis dalam survei Bloomberg yang memperkirakan mencapai 13 persen.
" Kami prihatin dengan kondisi ekonomi khususnya pengangguran dan utang yang buruk dan UMKM," kata Sekjen Dewan Ekonomi Thailand Thosaporn Sirisumphand.
" Kami akan menangani 16 juta pegawai di sektor informal. Kami telah menyiapkan penanganan untuk membantu mereka."
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN