Rupiah Melemah, Kuat Mana Dibanding Baht Thailand dan Won Korea?

Reporter : Editor Dream.co.id
Kamis, 25 April 2024 09:46
Rupiah Melemah, Kuat Mana Dibanding Baht Thailand dan Won Korea?
Pelemahan nilai tukar mata uang terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (US$) tidak hanya dialami oleh Rupiah

1 dari 10 halaman

Rupiah Melemah, Kuat Mana Dibanding Baht Thailand dan Won Korea?

Rupiah Melemah, Kuat Mana Dibanding Baht Thailand dan Won Korea? © ilustrasi uang Shutterstock

2 dari 10 halaman

© ilustrasi uang Shutterstock

Dream - Bank Indonesia (BI) mengatakan pelemahan nilai tukar mata uang  terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (US$) tidak hanya dialami oleh Rupiah, namun juga negara-negara lainnya di Asia.

3 dari 10 halaman

© Gubernur BI Perry Warjiyo 2023 maverick

Gubernur BI Perry Warjiyo memaparkan, indeks nilai tukar US$ terhadap mata uang utama (DXY) menguat tajam mencapai level tertinggi 106,25 pada tanggal 16 April 2024 atau mengalami apresiasi 4,86% dibandingkan dengan level akhir tahun 2023.

4 dari 10 halaman

"Perkembangan ini memberikan tekanan depresiasi ke hampir seluruh mata uang dunia termasuk nilai tukar Yen Jepang dan Dolar New Zealand masing-masing lemah 8,91% dan 6,12% (year to date/ytd),"

kata Perry, dikutip dari Liputan6.com, Kamis, 25 April 2024.

5 dari 10 halaman

© Won Korea Shutterstock

Negara Asia lainnya yang mengalami pelemahan mata uang salah satunya Baht Thailand sebesar 7,88% dan Won Korea Selatan menurun 6,55% (ytd). Namun Rupiah masih lebih baik dengan 5,07% (ytd)

6 dari 10 halaman

"Sementara itu, pelemahan Rupiah sampai 23 April 2024 atau lebih rendah yaitu 5,07% (ytd),"

beber Perry.

7 dari 10 halaman

© dong vietnam Shutterstock

Seperti diketahui, pelemahan mata uang dunia, termasuk Rupiah dipicu oleh ketidakpastian pasar global yang mendorong investor memindahkan portofolionya ke aset aman, khususnya pada US$ dan emas sehingga menyebabkan pelarian modal.

8 dari 10 halaman

"Ketidakpastian pasar keuangan global semakin buruk akibat eskalasi ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Akibatnya, investor global memindahkan portfolionya ke aset yang lebih aman khususnya mata uang dolar AS dan emas, sehingga menyebabkan pelarian mod

ungkap Perry.

9 dari 10 halaman

Perry memastikan BI terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah dengan mengoptimalkan seluruh instrumen moneter yang tersedia.

Baik melalui intervensi di pasar valas secara spot dan DNDF, pembelian SBN dari pasar sekunder apabila diperlukan, pengelolaan likuiditas secara memadai, maupun langkah-langkah lain yang diperlukan.

10 dari 10 halaman

"Bank Indonesia juga terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah, perbankan, dan dunia usaha untuk mendukung implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sejalan dengan PP Nomor 36 Tahun 2023,"

tegasnya.

Beri Komentar