Bursa Asia Menanjak, Indeks Syariah dan Rupiah Ikut Menguat

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Selasa, 7 Januari 2020 16:58
Bursa Asia Menanjak, Indeks Syariah dan Rupiah Ikut Menguat
Saham mana yang jadi incaran?

Dream - Pelaku pasar modal sepertinya sudah tak lagi syok dengan isu konflik yang semakin memanas antara Amerika Serikat-Iran. Sentimen menguatnya bursa saham Wall Street dan Asia memicu investor untuk berani kembali melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kembalinya investor tersebut membuat bursa saham Indonesia, termasuk saham syariah, kembali bergairah. Penguatan kurs rupiah terhadap dollar AS turut menjadi amunisi bagi pelaku pasar. 

Pada penutupan perdagangan harian BEI, Selasa, 7 Januari 2020, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) ditutup menguat tipis 0,302 poin (0,16%) ke level 185,652. Namun kenaikan tersebut harus dilalui ISSI dengan susah payah.

Membuka perdagangan dengan mengaut ke level 185,533 saat sesi pra-pembukaan, ISSI sempat loyo jelang penutupan sesi pagi. ISSI menutup sesi ini dengan melemah ke level 184,951.

Di sesi kedua, ISSI tak langsung bergerak di zona hijau. Bahkan hingga 10 menit jelang penutupan, indeks acuan saham syariah ini masih tiarap di teritori merah. 

Beruntung aksi beli jelang penutupan kembali menggairahkan bursa saham syariah. ISSI mulai bergerak di 10 menit jelang penutupan dan menutup perdagangan di zona hijau.. Aksi beli saham sempat membuat ISSI terangkat ke level tertinggi 186,169.

Kenaikan lebih besar dialami indeks keping biru syariah, Jakarta Islamic Index (JII). Indeks berisi 30 emiten unggulan syaria ini naik 2,477 poin (0,36%) ke level 692,539. Sementara 
indeks syariah paling bungsu, JII70 menguat 0,575 poin (0,25%) ke level 231,058.

Munculnya aksi beli investor turut mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ke zona hijau. Indeks acuan pasar modal Indonesia ini naik 21,943 poin (0,35%) ke level 6.279,346.

1 dari 5 halaman

Investor Mulai Borong Saham

Investor mulai percaya diri melantai di bursa. Para penanam modal memborong saham, terutama di sektor barang konsumsi, manufaktur, dan pertambangan. Ketiga indeks ini menanjak 1,31 persen, industri dasar 1,24 persen, dan manufaktur 1,21 persen.

Indeks sektor perdagangan melemah 0,70 persen, infrastruktur 0,44 persen, dan properti 0,39 persen.

Emiten syariah pencetak top gainer adalah CPIN yang harga sahamnya naik Rp475, BTPS Rp200, INDF Rp200, SMAR Rp170, dan CMNP Rp130.

Sebaliknya, harga saham POLU terkoreksi Rp590, FISH Rp420, DIGI Rp350, UNTR Rp325, dan AKSI Rp270.

Pada pukul 16.42, kurs rupiah terhadap dolar AS menguat. Dolar turun 104 poin (0,75%) ke level Rp13.840 per dolar AS.

2 dari 5 halaman

Indeks Syariah Rontok Diterpa Sentimen Global

Dream - Sentimen negatif konflik Amerika Serikat-Iran membuat pelaku pasar modal Asia dan global bergelimpangan. Isu yang sama turut berdampak ke pasar modal syariah.

Indeks syariah kompak tiarap pada penutupan perdagangan Senin, 6 Januari 2020.

Dikutip dari papan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) melorot cukup tajam 2,230 poin (1,19%) ke level 185,350.

ISSI langsung jatuh ke zona negatif sejak awal perdagangan. Dibuka melemah di level 186,990 saat sesi prapembukaan, ISSI sama sekali tak menyentuh teritori positif. Aksi jual investor sempat membuat ISSI tersungkur ke level 185,312.

 

 

Indeks keping biru syariah, Jakarta Islamic Index (JII), turun lebih tajam 9,384 poin (1,34%) ke level 690,062.

Indeks JII70 juga melemah 3,233 poin (1,38%) ke level 230,483.

Tekanan sentimen negatif dari kondisi ekonomi global memaksa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpangksa 66,063 (1,04%) ke level 6.257,403.

3 dari 5 halaman

Investor Tahan Diri

Ketegangan Amerika Serikat-Iran membuat investor menahan diri untuk melantai di bursa. Para penanam modal justru melepas banyak saham, terutama di sektor industri dan pertanian.

Indeks industri dasar anjlok 2,86 persen, pertanian 2,85 persen, dan industri aneka 2,58 persen. Hanya indeks pertambangan yang menguat 0,68 persen.

Emiten syariah pencetak top gainer kali ini adalah GMTD yang harga sahamnya meningkat Rp350, UNTR Rp300, ICBP Rp250, MSKY Rp245, dan LPPF Rp160.

Sebaliknya, harga saham BRAM terjun Rp2.100, AALI Rp600, TPIA Rp525, dan ASII Rp200.

Pada 16.40, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah tipis. Kurs dolar AS baik 7 poin (0,05%) ke level Rp13.937 per dolar AS.

4 dari 5 halaman

Fluktuatif Sepanjang Sesi, Indeks Syariah Kompak Menguat

Dream - Bursa saham Indonesia ikut terbawa aura positif dari pasar modal dunia yang ramai-ramai bergerak menguat. Jelang libur akhir pekan terakhir di tahun 2019, sebagian indeks acuan dan sektoral di Bursa Efek Indonesia (BEI) menanjak.

Penguatan juga kompak dialami tiga indeks acuan saham syariah pada penutupan perdagangan harian BEI, Jumat, 27 Desember 2019. Saham-saham di pertanian masih menjadi incaran pelaku pasar. 

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) menyambut libur akhir pekan dengan bergerak naik 0,481 poin (0,25%) ke level 188,885. ISSI sempat bergerak fluktuatif di sesi pagi setelah dibuka di menguat di level 188,568 saat sesi pra-pembukaan.

 

 

Tekanan aksi jual investor sempat menyeret ISSI terpeleset ke zona negatif dengan posisi terendah di 188,266. Kondisi di sesi siang tak beubah banyak. ISSI masih melaju naik turun namun sudah melaju di zona hijau. 

ISSI baru menanjak tajam jelang sesi penutupan perdagangan.

Laju serupa dialami dua indeks saham bluechips syariah. Sore ini indeks Jakarta Islamic Index (JII) ditutup menguat tipis 0,912 poin (0,13%) ke level 704,696.

Kondisi lebih baik dialami indeks JII70 yang naik 0,762 poin (0,32%) ke level 235,314.

Dengan kondisi relatif aman dari sentimen negatif, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga menyambut akhir pekan dengan mengaut tipis 9,871 poin (0,16%) ke level 6.329,314.

5 dari 5 halaman

Siapa Pencetak Top Gainer?

Emiten syariah pencetak top gainer kali ini adalah AALI yang harga sahamnya naik Rp400, SHID Rp390, UNVR Rp350, MAPa Rp250, dan PLIN Rp210.

Sebaliknya, harga saham PICO terkoreksi Rp390, AKSI Rp370, HRME Rp270, DWGL Rp112, dan AKRA Rp100.

Sektor pertanian masih menjadi favorit investor. Indeksnya memimpin dengan penguatan sebesar 2,89 persen. Penguatan ini diikuti oleh industri aneka sebesar 0,80 persen dan barang konsumsi 0,46 persen.

Indeks sektor pertambangan turun 0,55 persen, industri dasar 0,39 persen, dan perdagangan 0,17 persen.

Dari pasar uang, nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS. Pada 16.19, dolar AS turun 43 poin (0,31%) ke level Rp13.950 per dolar AS.

Beri Komentar