Ternyata, Rupiah Punya Daya Pikat Yang Menarik Perhatian Dunia!
Dream – Desain baru uang kertas rupiah tak hanya menarik perhatian masyarakat Indonesia. Tampil dengan lebih sederhana, uang baru rupiah juga memancing rasa ingin tahu warga dari negara lain.
Saat netizen tanah air memperdebatan soal tampilan rupiah yang terlihat mirip mata uang negara China, Yuan, media asing juga menyoroti desain dan gambar uang baru tersebut.
Laman Latitudes, seperti dikutip Dream, Selasa 20 Desember 2016, bahkan menelusuri asal muasal penggunaan kata rupiah sebagai nama mata uang Indonesia. Laman itu menyebut rupiah berasal dari bahasa Sansekerta, rupya, yang berarti perak.
Ya, kata ini diperkenalkan pertama kali pada abad ke-16 di India Utara. Koin ini terbuat dari perak dan digunakan untuk nama mata uang, yaitu rupee (India) dan rupiah (Indonesia).
Sebelum kemerdekaan, mata uang yang digunakan adalah gulden Hindia Belanda. Nah, saat Indonesia merdeka, rupiah diperkenalkan sebagai mata uang Indonesia, pada perang kemerdekaan tahun 1945-1949, rupiah punya beberapa versi. Kini, setiap 10 tahun sekali, rupiah desain baru dirilis oleh bank sentral Indonesia, Bank Indonesia.
Inilah dua hal yang jadi perhatian dunia terhadap uang kertas baru rupiah:
© Dream
Tak disangka, ada dua kekhasan rupiah yang menarik perhatian global. Keduanya ini adalah desain dan gambar serta denominasi. Dikatakan bahwa ada ada beraneka ragam gambar dan desain di setiap lembar dan keping rupiah yang dirilis.
Setiap lembar dan keping uang rupiah yang dirilis, memiliki desain dan gambar yang berbeda-beda. Tapi, yang seri teranyar ini menampilkan gambar pahlawan dan pemandangan alam atau budaya untuk setiap lembaran uang kertas yang beraneka ragam.
Misalnya, uang lembar Rp1.000 ini berwarna dominan biru dan hijau serta menampilkan pahlawan nasional Kapiten Pattimura dan pemandangan alam Maitara dan Pulau Tidore. Untuk Rp100 ribu, ditampilkan tokoh proklamator Indonesia, Soekarno dan Moh. Hatta.
© Dream
Pada zaman dahulu kala, nominal rupiah masih kecil. Uang Rp1.000 terbilang cukup banyak. Bank Indonesia pun pernah menerbitkan uang senilai Rp 5 ke atas. Sejak itulah, semuanya berubah.
Inflasi terjadi pada tahun 1960 dan 1970 selama krisis keuangan Asia. Krisis ini membuat rupiah mengalami devaluasi sangat tinggi. Ini adalah masalah bagi masyarakat Indnesia. Konsumen harus membawa uang dalam jumlah besar.
Rencananya, BI akan menyederhanakan nominal rupiah. Istilah kerennya, redenominasi. Tiga angka 0 di belakang nilai, akan dipangkas. Misalnya Rp100 ribu akan ditulis menjadi Rp100. Meskipun angkanya sederhana, nilainya pun tetap sama. Tapi, beberapa orang takut redenominasi ini akan meningkatkan devaluasi rupiah.(Sah)
Advertisement
Perlindungan Rambut Maksimal yang Ringan dan Praktis Lewat Ellips Hair Serum Ultra Treatment

Temukan Pengalaman Liburan Akhir Tahun yang Hangat di Archipelago Hotels

Kolaborasi Strategis KEC dan Archipelago Hadirkan Perusahaan Manajemen Hotel Baru di Madinah

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari
