Indeks Syariah Dan IHSG Rebound Hari Ini, Jumat 29 November 2019. (Foto: Shutterstock)
Dream - Indeks syariah mengalami rebound setelah kemarin mengalami tekanan aksi jual yang cukup hebat dari pelaku pasar. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat terhempas dari level psikologis 6000 juga kembali ikut melayang.
Pelaku pasar sepertinya memanfaatkan momentum harga saham yang banyak terkoreksi kemarin untuk melakukan aksi beli. Ini terindikasi dari transaksi perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia yang cukup ramai.
Tercatat lantai bursa diguyur dana jual dan beli investor hingga mencapai Rp7 triliun dengan miliaran saham yang berpindah tangan. Aksi beli didominasi pemodal lokal mengingat asing masih melakukan lepas saham namun dengan nominal yang berkurang.
Menutip data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat 29 November 2019, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) ditutup menguat 1,343 poin (0,75%) ke level 180,934. ISSI masih memulai sesi pagi di zona merah setelah dibuka melemah ke level 179,551.
Namun pelemahan itu hanya berlangsung sesaat. ISSI bergerak mantap di zona positif setelah 25 menit usai bel perdagangan dibuka. Hingga sesi penutupan di akhi November 2019 ini, laju ISSI bertahan nyaman di zona hijau.
Penguatan juga dialami indeks keping biru syariah, Jakarta Islamic Index (JII) yang naik 7,354 poin (1,11%) ke level 667,438.
Sementara Indeks JII70 menanjak 2,055 poin (0,92%) ke level 225,042.
Setelah kemarin sempat terhempas dari level 6000, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyambut bahagia libur akhir pekan ii. IHSG menguat 58,770 poin (0,98%) ke level 6.011,830.
Hampir semua indeks sektoral menguat. Investor lebih suka membeli saham di sektor infrastruktur, keuangan, industri aneka, dan pertanian. Keempat indeks ini masing-masing menguat sebesar 2,28 persen, 1,53 persen, 1,27 persen, dan 1,17 persen.
Pelemahan indeks pertambangan sebesar 1,73 persen tak begitu berpengaruh terhadap perdagangan.
Emiten syariah pencetak top gainer kali ini DSSA yang harga sahamnya terangkat Rp875, JSMR Rp350, MAPA Rp350, AALI Rp325, dan POLL Rp275.
Harga saham BYAN melorot Rp1.200, ITMG Rp350, FIRE Rp165, SMGR Rp150, dan MSKY Rp140.
Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS. Pada 16.25, nilai tukar dolar AS melemah 18 poin (0,13%) ke level Rp14.074 per dolar AS.
Dream - Bursa saham Indonesia benar-benar mengalami tekanan selama akhir November 2019. Sepanjang pekan ini indeks harga saham gabungan (IHSG) tak pernah sekalipun menutup perdagangan di zona positif.
Tekanan yang sama terjadi pada tiga indeks saham syariah di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kondisi ekonomi dunia yang kembali dilanda ketidakpastian membuat investor memilih menjauh dari lantai bursa.
Pada penutupan harian BEI, Kamis, 28 November 2019, IHSG bahkan terlempar dari level 6000. Koreksi tajam juga dialami tidak indeks acuan saham syariah.
Data perdagangan BEi mencatat Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) terpangkas 1,933 persen (1,06%) ke level 179,591. ISSI sempat perkasa di awal sesi saat dibuka menguat ke level 182,364.
Namun satu jam jelang penutupan perdagangan sesi pagi, ISSI mulai mengalami tekanan dan terjun ke zona merah. Hingga sesi penutupan, ISSI yang sempat menyentuh ke level terendah 181,379 tak kunjung bergerak naik.
Tekanan lebih besar dialami indeks keping biru syariah, Jakarta Islamic Index (JII), yang turun 7,384 poin (1,11%) ke 660,084. Indeks syariah paling bungsu, JII70 terpangkas 2,545 poin (1,13%) ke level 222,987.
Pasar modal Indonesia di akhir November 2019 benar-benar mengalami tekanan. IHSG yang terpangkas 69,979 poin (1,16%) harus terlempar dari level psikologis tepatnya di 5.953,060.
Investor menjual saham di sektor infrastruktur, pertambangan, dan perdagangan. Indeks sektor infrastruktur melemah 2,3 persen, pertambangan 2,18 persen, dan perdagangan 1,08 persen.
Indeks industri aneka yang menguat 0,07 persen tak cukup menopang pelemahan perdagangan.
Emiten syariah pencetak top gainer kali ini adalah UNVR yang harga sahamnya naik Rp800, FISH Rp660, POLL Rp625, SONA Rp600, dan EPMT Rp390.
Emiten-emiten yang mendekam di posisi top loser kali ini adalah UNTR yang harga sahamnya melemah Rp700, PCAR Rp430, PICO Rp400, ITMG Rp375, dan SMGR Rp375.
Dari pasar uang, nilai tukar rupiah melemah tipis. Pada 16.21, dolar AS melemah 8 poin (0,06%) ke level Rp14.087.
Dream - Bursa saham Indonesia tak kuasa melawan aksi jual pemodal asing yang membuat sejumlah indeks acuan berjatuhan. Hingga sesi penutupan perdagangan hari ini, (Selasa, 26 November 2019), investor asing tercatat melepas portofolio saham di pasar reguler hingga mencapai Rp1,5 triliun.
Aksi jual saham tersebut membuat investor lokal berhati-hati terjun ke lantai bursa. Belum adanya kepastian dari kondisi perekonomia global, terutama perang dagang AS-Tiongkok, mendorong pelaku pasar menjauh dari bursa.
Tekanan jual juga terjadi pada tiga indeks syariah yang kompak ditutup melemah. Indeks sektor komoditas pertanian dan industri terguling di tengah aksi jual ini.
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tercatat ditutup melemah 1,501 poin (0,82%) ke level 181,991. ISSI hanya menanjak di 20 menit perdagangan awal dan langsung mendekam di zona merah hingga sesi perdagangan berakhir.
ISSI memulai perdagangan dengan menguat ke level 184,075 dan sempat menembus posisi tertinggi di 184,241. Namun tekanan jual yang datang membuat ISSI terperosok ke level terendahnya di 181,991.
Dua indeks saham bluechips syariah lebih dulu masuk zona merah dibandingkan ISSI. Hanya bertahan di teritori positif selama 10 menit, indeks Jakarta Islamic Index (JII) mendekam lemah sampai akhirnya ditutup dengan koreksi 9,817 poin (1,45%) ke level 666,165.
Sementara indeks JII70 melemah 2,375 poin (1,04%) ke level 225,634.
Laju tiga indeks acuan saham syariah ini sejalan dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga menghadapi tekanan di sesi kedua perdagangan. IHSG terpangkas 44,574 poin (0,73%) ke level 6.026,126.
Investor masih mencermati kondisi perdagangan global. Para penanam modal masih wait and see tentang kesepakatan perdagangan Amerika Serikat dan Tiongkok. Aksi ini membuat investor menjual sahamnya, terutama di sektor pertanian, industri, manufaktur, dan barang konsumsi.
Indeks sektor pertanian merosot 1,95 persen, industri dasar 1,85 persen, industri aneka 1,83 persen, manufaktur 1,72 persen, dan barang konsumsi 1,61 persen.
Hanya indeks keuangan yang menguat 0,14 persen.
Emiten syariah pencetak top gainer kali ini adalah INPS yang harga sahamnya menguat Rp400, ENVY Rp340, PCAR Rp270, BOGA Rp220, dan NATO Rp200.
Saham UNTR terkoreksi Rp975, SONA Rp700, UNVR Rp575, BYAN Rp425, dan INDS Rp420.
Dari pasar uang, rupiah melemah terhadap dolar AS. Nilai tukar dolar AS menguat 52 poin (0,37%) ke level Rp14.127 per dolar AS.