Ilustrasi (Shutterstock)
Dream - Badan Pusat Statistik (BPS) mengingatkan pemerintah soal potensi kenaikan harga komoditas pangan jelang Idul Fitri atau Lebaran 2023.
" Perlu diwaspadai komoditas yang andil besar maka kita harus mewaspadai harga komoditas karena tingginya permintaan jelang hari raya Idul Fitri," kata Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS di Jakarta, Senin, 3 April 2023.
Beberapa komoditas pangan yang diprediksi naik diantaranya daging sapi, daging ayam, dan telur ayam ras, hingga tarif angkutan udara.
Di sisi lain, Pudji juga menerangkan, penyumbang inflasi bulanan terbesar pada Maret 2023 berasal dari makanan, minuman dan tembakau, rinciannya yakni angkutan udara, bensin, beras, cabai rawit, dan rokok kretek filter.
Secara tahunan, inflasi Maret 2023 mencapai 4,97 persen, lebih rendah dibandingkan inflasi tahunan pada bulan Februari 2023 yang sebesar 5,47 persen.
" Sementara itu secara year on year terjadi inflasi sebesar 4,97 persen dan secara tahun kalender terjadi inflasi sebesar 0,68 persen," hitung Pudji.
Sementara itu, inflasi tahunan menurut komponen secara dominan disumbang oleh komponen harga diatur Pemerintah. Komponen inti mengalami inflasi tahunan sebesar 2,94 persen.
" Inflasi ini lebih rendah dibanding Februari 2023 yang sebesar 3,09 persen. Komponen inti memberikan andil sebesar 1,92 persen," ujarnya.
Sementara, komponen harga yang diatur Pemerintah mengalami inflasi tahunan sebesar 11,56 persen lebih rendah dibandingkan Februari 2023 yang sebesar 12,24 persen.
" Komponen ini memberikan andil sebesar 2,05 persen. Komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 5,83 persen, nilai ininlebih rendah dibanding Februari 2023 sebesar 7,62 persen, komponen ini memberikan andil 1 persen," ujarnya.
Secara tahunan, inflasi Maret 2023 mencapai 4,97 persen, lebih rendah dibandingkan inflasi tahunan pada Februari 2023 yang sebesar 5,47 persen.
" Sementara itu secara year on year terjadi inflasi sebesar 4,97 persen dan secara tahun kalender terjadi inflasi sebesar 0,68 persen," hitung Pudji.
Sementara itu, inflasi tahunan menurut komponen secara dominan disumbang oleh komponen harga diatur Pemerintah. Komponen inti mengalami inflasi tahunan sebesar 2,94 persen.
" Inflasi ini lebih rendah dibanding Februari 2023 yang sebesar 3,09 persen. Komponen inti memberikan andil sebesar 1,92 persen," ujarnya.
Sementara, komponen harga yang diatur Pemerintah mengalami inflasi tahunan sebesar 11,56 persen lebih rendah dibandingkan Februari 2023 yang sebesar 12,24 persen.
" Komponen ini memberikan andil sebesar 2,05 persen. Komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 5,83 persen, nilai ininlebih rendah dibanding Februari 2023 sebesar 7,62 persen, komponen ini memberikan andil 1 persen," pungkasnya.
Sumber: Liputan6.com
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
9 Kalimat Pengganti “Tidak Apa-Apa” yang Lebih Hangat dan Empatik Saat Menenangkan Orang Lain
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib