Menteri BUMN Erick Thohir (Foto: Liputan6.com)
Dream - Perkembangan teknologi mengubah hidup manusia. Salah satu transisi yang sudah mulai terlihat adalah pembayaran elektronik tanpa uang tunai yang melahirkan cashless society atau masyarakat yang berbelanja secara non tunai.
Kemudahan dan kepraktisan istilah cashless seperti adanya transaksi e-banking dan m-banking, pembayaran di kafe, pusat perbelanjaan menggunakan kode QR, dan masih banyak lainnya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam diskusi ‘Menuju Masyarakat Cashless’ yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wilayah DKI Jakarta mengungkapkan fenomena cashless untuk saat ini hanya populer di kalangan masyarakat perkotaan. Hal ini bisa dimaklumi karena proses menuju masyarakat cashless baru mulai berjalan.
Erick yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) ini mengungkapkan beberapa faktor yang menyebabkan cashless society masih perlu didorong adalah tingkat pendidikan masyarakat. Rata-rata penduduk di Indonesia masih mengenyam pendidikan SD-SMP.
“ Tentu konteksnya kita masih menuju karena kalau kita lihat di demografi pendidikan bangsa kita itu kan rata-rata masih SD SMP,” kata Erick Thohir di Jakarta Pusat, Rabu, 3 Agustus 2022.
Erick mencontohkan fenomena cashless yang belum menyentuh masyarakat pedesaan itu terlihat dari fasilitas BRILink yang disediakan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Dengan 500 ribu agen BRILink di sejumlah toko kelontong di Indonesia, Menurut Erick, meskipun melakukan transaksi ATM, masyarakat masih menggunakan uang tunai saat bertransaksi.
“ Di mana rata-rata mereka walaupun transaksi ATM tapi terima cash. Walaupun habis itu ditransfer. Tapi waktu penerimaan pertamanya masih cash," ujarnya.
Menurutnya realita yang masih ada ini harus disadari bahwa kesenjangan penggunaan transaksi nontunai antara perkotaan dan pedesaan masih ada.
" Itu realita yang kita hadapi. Memang kesenjangan antara di perkotaan dan pedesaan signifikan. Jadi masyarakat masih banyak juga menggunakan cash,” ungkap Erick.
Selain masih adanya kesenjangan, Erick juga memperingatkan era cashless yang semakin memudahkan diikuti dengan hadirnya penipuan melalui dunia digital yang semakin meningkat. Salah satu contohnya adalah pinjaman online (pinjol) yang dilakukan perusahaan ilegal dan sempat menjadi isu besar.
“ Ketika kita bicarakan cashless ini yang namanya fraud akan semakin tinggi, sistem penipuan akan makin tinggi,” katanya.
Erick bahkan menangkap potensi terjadi fraud seiring tren cashless yang meningkat juga terjadi di lembaga keuangan yang terhimpun dalam Bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
" Saya tidak mau bicara kasus per kasus karena itu masih dalam proses. Tetapi sudah ada timbul penipuan di dalam sistem digital apakah itu oknum dari luar atau oknum dari dalam.
" Ini yang memang juga saya yakin seiring, ketika cashless yang namanya penipuan juga akan makin canggih dan makin besar angkanya," pungkas Erick.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah