Fuso
Dream - Pelaku industri otomotif khususnya produsen kendaraan niaga dihadapkan tantangan dengan naiknya harga BBM bersubsidi (Pertalite dan Solar). Mereka 'putar otak' pasang jurus agar tidak berdampak signifikan terhadap penjualan produk.
" Kenaikan harga BBM tentu menjadi kebijakan dari pemerintah yang ada di luar kapasitas kami sebagai produsen. Kami juga ikut mendukung kebijakan tersebut," ujar Duljatmono, Sales & Marketing Director, PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors pemegang merek Mitsubishi Fuso di Indonesia, belum lama ini.
Menurutnya secara umum kenaikan harga BBM akan berpengaruh pada biaya operasional konsumen. Akan tetapi, Fuso belum bisa menilai apakah kenaikan harga BBM ini memberikan dampak pada penjualan.
" Saat ini yang kita lihat potensi bisnisnya. Kalau potensi bisnisnya berkembang saya kira konsumen akan tetap akan fokus ke potensinya," imbuhnya.
Namun Fuso telah menyiapkan strategi agar bisnis tetap tumbuh dan berkembang dengan membantu memberikan produk serta layanan purnajual yang maksimal. Artinya, meski harga BBM naik, namun konsumen tetap bisa melakukan efisiensi.
" Contohnya, efisiensi dari konsumsi bahan bakar. Truk kami sudah beralih dari Euro2 ke Euro4, sehingga konsumsi bahan bakar lebih efisien, kalau biaya naik, tapi konsumsi bahan bakarnya berkurang jadi dampaknya biaya lebih minimal," ujar General Manager of Sales Unit PT KTB, Takumi Itaya.
Fuso sampai Agustus 2022 masih mencatatkan diri sebagai pemimpin pasar dengan market share di level 42 sampai 43 persen, atau total volume mencapai 23.900 unit. Tren positif ini diharapkan bisa terjaga sampai akhir tahun.
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas