OJK Harus Turun Tangan Cegah PNS Gadai SK Pengangkatan Buat Jaminan Pinjaman

Reporter : Okti Nur Alifia
Jumat, 27 Januari 2023 18:47
OJK Harus Turun Tangan Cegah PNS Gadai SK Pengangkatan Buat Jaminan Pinjaman
Penyebab dari banyak PNS yang terjerat pinjaman kredit adalah gaya hidup.

Dream - Tradisi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang menggadaikan Surat Keputusan (SK) Pengangkatan PNS ke perbankan ataupun perusahaan gadai sudah berlangsung cukup lama. Bahkan istilah `SK disekolahkan` sudah cukup populer.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan tradisi menggadaikan SK Pengangkatan PNS bisa dilakukan jika ada campur tangan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Lembaga tertinggi di industri keuangan ini bisa membuat ketentuan berupa pembatasan nilai plafon kredit/pembiayaan bagi aparatur sipil negara (ASN) atau PNS. 

" Solusinya ada pembatasan dari OJK, pembatasan bisa dalam bentuk plafon pinjaman per debitur PNS," kata Bhima dikutip dari Merdeka.com.

OJK, lanjut Bhima, juga bisa melakukan langkah lain berupa memperketat penyaluran kredit konsumsi bagi debitur PNS. Aturan terutama difokuskan pada agunan bermodalkan SK Pengangkatan PNS.

" OJK untuk (membatasi) penyaluran kredit konsumsi ke PNS terutama dengan jaminan gadai SK," ucap Bhima.

1 dari 4 halaman

Penyebab PNS Terlilit Kredit

Menurut Bhima, salah penyebab banyaknya PNS yang terjerat pinjaman kredit adalah gaya hidup. Jabatan sebagai PNS dianggap sebagai golongan yang mapan di kalangan masyarakat. 

" Jadi, ketika ada PNS handphone nya biasa, motornya sederhana, rumahnya kontrak itu dianggap aneh di mata masyarakat kita," ujar Bhima.

Kondis ini yang mendorong segelintir abdi negara menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan dana segar demi memenuhi keinginannya. Salah satunya dengan menarik pinjaman kredit.

" Gaya hidup yang tidak terkendali menjadi tren bagi PNS untuk menggadaikan SK (Surat Keputusan) ke lembaga keuangan demi menutup pengeluaran bulanan yang terlalu tinggi," kata Bhima.

Faktor lain dari penyebab PNS terlilit kredit adalah buruknya pengelolaan keuangan. Khususnya kredit konsumsi yang menjadi segmen favorit PNS.

" Padahal kredit konsumtif pasti bunga nya tinggi, dan tidak bisa diandalkan untuk tambah pendapatan dalam jangka panjang. Harusnya kalau kredit ya modal usaha," ucap Bhima.

2 dari 4 halaman

Enaknya Jadi PNS di Indonesia, Gaji Tak Berkurang Andai Negara Bangkrut, Tetap Bisa Full Senyum

Dream - Banyak orang boleh ketar-ketir karena khawator kehilangan pekerjaan akibat resesi ekonomi yang sedang melanda dunia. Namun tidak bagi aparatur sipil negara atau PNS di Indonesia, gaji mereka dijamin tidak akan berkurang dalam situasi apapun.

“ Yang pasti adalah ASN honornya tetap. Iya, honornya tetap. Apakah negara ini sedang bangkrut, dunia ekonomi sedang melambat, kita ini fixed income,” kata Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas , dikutip dari merdeka.com, Rabu 25 Januari 2023.

Dalam acara Closing Ceremony ASN Culture Fest 2022 di The Westin Jakarta itu, Anas mengajak seluruh PNS bersyukur dengan gaji mereka. Dia berharap para PNS berkontribusi kepada masyarakat lewat perbaikan kinerja, sehingga bisa turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

3 dari 4 halaman

“ Kalau kita lihat, kesejahteraan PNS vs kesejahteraan masyarakat kita sebenarnya kita lebih tinggi di atas. Pendapatan per kapita kita dan rata-rata anggaran satu orang PNS per tahun lebih di atas dari pendapatan per kapita rakyat di Indonesia,” tutur mantan bupati Banyuwangi tersebut.

“ Maka bersyukurlah teman-teman ASN yang fixed income ini. Maka kinerja kita mesti kita bangkitkan dalam rangka mendorong agar ekonomi kita ke depan bisa menjadi lebih terarah,” tambah Anas.

Dalam berbagai kesempatan, Presiden Joko Widodo memang sudah mewanti-wanti soal ekonomi global yang melambat di tahun ini. IMF dan Bank Dunia bahkan sudah dua kali merevisi target pertumbuhan ekonomi global sampai menjadi di bawah 2 persen.

4 dari 4 halaman

Lebih dari 40 negara disebut sudah mengantre untuk menjadi ‘pasien’ IMF. Padahal, saat terjadi krisis 1998, yang juga menghajar Indonesia, tidak lebih dari 10 negara yang menjadi pasien IMF.

Meski demikian, Anas yakin Indonesia sudah siap menghadapi krisis global. Dia menyitir data G20 yang menunjukkan kekuatan Indonesia sangat menggembirakan.

“ Ekonomi Indonesia juga diprediksi akan jadi nomor 4 terkuat dunia,” ujar Anas.

Beri Komentar