Menkeu: `Digital Ekonomi Bisa Mendorong Kesejahteraan Lebih Cepat`

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Rabu, 16 Desember 2020 16:45
Menkeu: `Digital Ekonomi Bisa Mendorong Kesejahteraan Lebih Cepat`
Dengan ekonomi digital, kemiskinan bisa ditekan dan kesejahteraan bisa ditingkatkan.

Dream – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan era digital menuntut hadirnya kebijakan yang berkeadilan bagi seluruh pelaku. Infrastruktur harus dibangun dengan koordinasi antarnegara karena digitalisasi membuat batas negara menjadi sangat tipis.

Menurut Sri Mulyani, Indonesia bisa mengoptimalkan dan memaksimalkan ekonomi digital dengam menyediakan dukungan berbagai kebijakan, infrastuktur, sumber daya manusia (SDM) maupun regulasinya. Pembangunan teknologi informasi sangat terbantu dengan SDM.

Untuk itu, anggaran SDM di bidang pendidikan, kesehatan, dan bansos (bantuan sosial) menjadi sangat besar.

“ Di bidang infrastruktur kita melihat perlu mengakselerasi pembangunan di bidang telekomunikasi, jangkauan, kecepatan internet yang perlu ditingkatkan,” kata Sri Mulyani, dalam acara Indonesia Digital Conference (IDC) 2020, yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Rabu 16 Desember 2020.

Infrastruktur digital dapat mendorong munculnya perusahaan-perusahaan start up baru yang tergantung pada infrastruktur. Dia mengingatkan jangan infrastruktur ini yang menikmati hanya di kota besar. Seharusnya seluruh daerah di Indonesia bisa terlayani.

Sebagai negara terbesar, kata Sri Mulyani, Indonesia mempunyai potensi dan realisasi dari peningkatan nilai tambah digital dalam perekonomian. Dengan potensinya yang sangat besar, persoalannya ekosistem harus menjadi perhatian semua pihak.

“ Tentu pemerintah sangat bertanggungjawab untuk menetukan policy yang tepat, dan mempersiapkan infrastruktur. Digital economy akan menjadi salah satu yang mendorong pengurangan kemiskinan dan kesejahteraan menjadi lebih cepat,” kata dia.

1 dari 2 halaman

Prioritaskan Pembangunan Infrastruktur Digital

Indonesia ke depan akan tetap memprioritaskan pembangunan infrastuktur digital terutama yang bisa meningkatkan produktivitas, memberikan akses yang jauh lebih luas kepada masyarakat dan produktivitas setiap perusahaan meningkat. 

Untuk pembangunan wilayah yang masih tertinggal, Menkeu melaporkan masih ada 12 ribu daerah yang belum terkoneksi. Dengan penggunaan teknologi satelit, diharapkan akan muncul wilayah dengan sebuah ekonomi yang berbasis produktivitas, inovasi dan kreativitas.

Namun upaya tersebut diakui membutuhkan bisnis model yang baru. Menurut Sri Mulyani, ini yang menjadi tantangan setiap perusahaan dan institusi. 

“ Kita memahami dalam suasana saat ini ada pandemi COVID-19 yang dampaknya sangat luas pada kegiatan sosial, ekonomi masyarakat termasuk keuangan. Bagaimana COVID mempengaruhi kita semua dan teknologi digital merupakan aspek penting. Kebijakan pemerintah mendorong digitalisasi,” kata Sri Mulyani.

2 dari 2 halaman

Tantangan Akhir Tahun

Menurut Sri Mulyani, sebelum COVID-19 Indonesia memiliki program yang sangat fokus menyiapkan pembangunan menuju Indonesia berpendapatan tinggi. Namun, rencana tak selalu berjalan aman, lancar, dan mulus. Indonesia harus berhadapan dengan COVID-19 yang banyak mempengaruhi kehidupan.

Dengan adanya pandemi ini banyak sektor terpukul mulai dari industri, perdagangan, transportasi, dan sektor-sektor yang tergantung pada mobilitas masyarakat seperti hotel dan restoran.

Dalam situasi sampai hari ini, kata Sri Mulyani, pemerintah fokus ke COVID-19, yang tertular, kematian, sembuh dan yang harus ditangani. “ Begitu besar resource kita untuk pengananan covid, dan memberi dampak dalam erekonomian,” kata dia.

Pada kuartal II 2020, pertumbuhan Indonesia minus 5,2, dan mulai merangkak naik pada kuartal III 2020. Perbaikan ini disebabkan oleh berbagai hal, termasuk pemulihan konsumsi masyarakat. Pemerintah fokus agar tren ini terakselerasi dan dipertahankan.

Hal ini menjadi penting karena banyak negara telah terjadi gelombang kedua dan gelombang ketiga. Inilah yang sekarang menjadi fokus kuartal terakhir 2020, sambil terus menyongsong tahun 2021.

“ Tantangan lain di bidang climate change dan disruption di bidang teknologi. Ini menjadi PR dalam mengelola suatu negara dan perekonomian,” kata Sri Mulyani.

Beri Komentar