Sri Mulyani Soal Suku Bunga Naik: Bankir Menari di Atas Penderitaan Orang Lain

Reporter : Okti Nur Alifia
Selasa, 10 Januari 2023 10:45
Sri Mulyani Soal Suku Bunga Naik: Bankir Menari di Atas Penderitaan Orang Lain
"Anda kayaknya wajahnya malah lebih bahagia gitu," ungkap Sri Mulyani.

Dream - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan kenaikan suku bunga menjadi hal yang menguntungkan bagi dunia perbankan.

Pernyataan itu dikeluarkan seiring dengan tren kenaikan suku bunga yang sedang terjadi di berbagai negara. Dia menganalogikan kenaikan suku bunga membuat para bankir menari di atas penderitaan orang lain.

Tren suku bunga yang tinggi memang banyak dikeluhkan masyarakat, yang juga memengaruhi bunga kredit bank. Alhasil debitur pun akan dikenakan beban bunga yang lebih besar. 

" Kalau bicara tentang interest rate naik itu Anda (bankir) sebetulnya malah menari-nari di atas penderitaan semua orang. Anda kayaknya wajahnya malah lebih bahagia gitu," ungkap Sri Mulyani dikutip dari Liputan6.com, Selasa 10 Januari 2022.

Sepanjang tahun 2022, Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak 200 bps sehingga tingkat suku bunga menjadi 5,5 persen di akhir tahun 2022.

1 dari 4 halaman

Sri Mulyani mencoba membaca pandangan para bankir bahwa kenaikan suku bunga tidak terlalu masalah bagi para debitur, karena pemerintah bisa mengelola dan menstabilkan ekonomi.

" Selama ibu masih bisa mengelola dan menstabilkan ekonomi, interest rate naik, it's fine with us ibu, gitu kan?," ungkap Sri Mulyani.

Namun, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengatakan bahwa kenaikan suku bunga justru akan memengaruhi kegiatan ekonomi secara keseluruhan.

" Cost of fund yang tinggi pasti akan memengaruhi kegiatan ekonomi secara menyeluruh," kata dia.

2 dari 4 halaman

Tidak hanya Indonesia, dia menjelaskan berbagai negara maju melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan inflasi di negaranya dengan menaikkan suku bunga acuan.

Dia mencontohkan, bank sentral Amerika Serikat The Fed pada tahun 2022 menaikkan suku bunga 425 basis poin (bps), menjadi 4,5 persen di akhir tahun lalu. Kenaikan tersebut menjadi yang paling tinggi dan paling cepat sepanjang sejarah di negara Paman Sam tersebut.

Di Eropa, suku bunga naik 250 bps selama tahun 2022 menjadi 2,5 persen pada Desember 2022.

Wanita kelahiran Bandar Lampung ini meminta para bankir untuk belajar dari fenomena, membaca data dan memahami konteks yang terjadi di masa lalu. Sehingga di tahun 2023 ini tidak terkejut dan gagap dalam menghadapi berbagai kondisi sepanjang tahun ini.

" Saya berharap 2023 ini seluruh bankir meng-equipt dirinya meskipun 2022 dalam situasi yang tidak biasa," pungkasnya.

3 dari 4 halaman

Sri Mulyani: Kalau Pertamax Naik Lagi, Jangan Marah ya

Dream – Pertamina baru saja menurunkan harga bahan bakar minyak nonsubsidi. Pertamax, misalnya, kini harganya turun menjadi Rp12.800 perliter dari harga semula Rp13.900.

Penentuan tarif Pertamax dan BBM nonsubsidi lain memang dilakukan berdasarkan harga pasar. Artinya, bila harga minyak dunia turun, maka Pertamax dan BBM nonsubsidi lain ikut turun.

Sebaliknya, bila harga minyak dunia naik, maka harga Pertamax dan BBM nonsubsidi lain juga ikutan naik. Karena itulah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memainta masyarakat tidak kaget bila harga Pertamax dan BBM nonsubsidi lain kembali naik bila harga minyak dunia meningkat.

" Jadi, naik turunnya itu sebetulnya kalau kita mau konsisten ya kayak Pertamax itu, Pertamax turun ya turun. Saya Sampaikan saja ke Pertamina, Pak Erick, Pak Menteri ESDM, yang pas turun bilang ke konsumen ini harga pas turun, kalau harga (minyak dunia) pas naik jangan marah ya," kata Sri Mulyani, dikutip dari Liputan6.com, Senin 9 Januari 2023.

 

   

4 dari 4 halaman

Selain Pertamax, penurunan harga BBM juga menyasar seluruh bahan bakar nonsubsidi yang dijual Pertamina. Seperti Pertamina Dex, Dexlite, hingga Pertamax Turbo.

Menteri BUMN Erick Thohir menyebut, penurunan harga BBM Pertamina memang tidak secepat SPBU swasta. Alasannya, karena Pertamina memiliki ekosistem pengolahan bahan bakar yang lebih besar, ditambah banyaknya SPBU yang tersebar.

Harga minyak dunia saat ini turun lebih dari US$4 per barel. Dengan harga minyak Brent menanggung persentase kerugian terbesar dalam dua hari perdagangan pertama tahun ini sejak 1991.

Adapun turunnya harga minyak dunia dipengaruhi kekhawatiran permintaan terkait dengan ekonomi global dan meningkatnya kasus Covid-19 di China yang kembali menghancurkan harga minyak mentah. 

Beri Komentar