Siap-siap, Harga Solar Bakal Naik!

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Selasa, 14 Juni 2016 09:42
Siap-siap, Harga Solar Bakal Naik!
Pemerintah tak memungkiri pemangkasan subsidi itu bisa menimbulkan inflasi.Pemerintah memangkas subsidi dari Rp 1.000 menjadi Rp 350 per liter.

Dream - Pemilik kendaraan harus siap merogoh kocek dalam. Subsidi yang selama ini diberikan pemerintah untuk bahan bakar minyak (BBM) jenis solar sebesar Rp1.000 per liter akan dipangkas.

Pemerintah berencana mengurangi subsidi solar sebesar Rp650 per liter dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2016. Nantinya, subsidi yang diberikan hanya sebesar Rp350 per liter.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, sadar pengurangan subsidi ini berpengaruh terhadap inflasi. Dengan menaikkan harga solar di pasar, masyarakat harus mengeluarkan uang ekstra untuk membeli solar.

" Ya, itu juga bagian dari persoalan anggaran. Ya tentu kalau subsidinya dikurangi, mau tidak mau harganya naik. Ya akan ada dampak terhadap inflasi," kata Darmin di Jakarta, dikutip dari Merdeka.com, Selasa 14 Juni 2016.

Dia mengatakan pemerintah akan menyediakan bantuan sosial untuk menjaga daya beli masyarakat terhadap BBM ini. Dengan terjaganya daya beli masyarakat, inflasi bisa tetap sesuai target, yaitu 4 plus minus 1 persen.

" Kalau bantalan sosial kita sudah punya bantuan sosial yang sudah mulai mapan, malah sistemnya makin lama makin diperbaiki. Bahkan, subsidi, ya, sedang coba dipelajari untuk lebih efektif sampainya pada yang berhak, termasuk subsidi pupuk. Paling tidak mungkin akan dimulai dengan raskin (beras miskin)," kata mantan gubernur Bank Indonesia (BI) itu.

Sekadar informasi, PT Pertamina (Persero) menyebut harga solar dalam negeri akan tetap pada kisaran Rp5.650 per liter jika subsidi terhadap jenis bahan bakar untuk mesin diesel tersebut akan dicabut.

" Kalau dilihat sekarang, secara jujur jika mencabut subsidi solar, pemerintah jadi hemat. Kalau misalnya tanggal 1 April dicabut, subsidi Rp 1.000 itu, harga solar tida akan naik, masih bisa segitu," kata Direktur Niaga dan Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang.

Hal tersebut, kata dia, dapat dimaklumi, sebab harga minyak sekarang yang sedang rendah di angka US$40 per barel, sudah memangkas harga keekonomian solar saat ini. " Tapi, jika harga naik, ya, ikut naik," kata Bambang.

Akan tetapi, lanjut Bambang, rencana pencabutan subsidi solar tersebut masih jadi pertimbangan. Alasannya, saat ini, ada pandangan terkait UUD 1945 pasal 33 yang mengamanatkan kehadiran negara untuk hajat hidup orang banyak.

" Itu di mana, beberapa mengatakan kehadiran negara salah satunya ya dalam menentukan harga sehingga angkutan transportasi termasuk logistik dipandang harus disubsidi," ujar dia.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian ESDM, Sujatmiko mengatakan wacana pencabutan solar ini muncul dari hasil diskusi Kementerian Energi dengan berbagai pakar, pengamat energi, dan beberapa anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pertimbangannya, momen pencabutan subsidi saat ini, dengan mengurangi komponen harga solar, tidak akan berdampak signifikan bagi masyarakat.

" Nanti dengan DPR, kami bicarakan lebih lanjut," kata Sujatmiko.

Beri Komentar