Foto : Shutterstock
Dream- Surat Al Baqaran yang berarti Sapi Betina merupakan surah kedua di dalam Al Quran. Surat Al Baqaran terdiri dari 286 ayat dan merupakan surat terpanjang di antara 114 surat lainnya di dalam Al Quran.
Surat Al-Baqarah tergolong Madaniyah atau surat yang turun di Kota Madinah. Menurut Ali As-Shabuni, tanpa khilaf ulama surat ini seluruhnya Madaniyah. Ia termasuk ayat yang awal mula turun.
BACA JUGA: Arti Fastabiqul Khairat dan Cara Melakukannya
Surat ini dinamai Al-Baqarah untuk mengenang peristiwa penyembelihan sapi yang diperintahkan Allah kepada Bani Israil di zaman Nabi Musa untuk menyingkap pelaku pembunuhan. Pelaku pembunuhan diketahui setelah jenazah dihidupkan kembali melalui pukulan salah satu organ tubuh sapi tersebut. Kisah ini dapat ditemukan pada Surat Al-Baqarah ayat 67 dan seterusnya. (As-Shabuni, 1999: 30).
At-Tafsirul Munir menyebut, ia dinamai Surat Al-Baqarah karena di dalamnya mengandung kisah sapi yang menyingkap peristiwa gelap pembunuhan seseorang di zaman Nabi Musa yang pelakunya tidak lain adalah kerabat korban. (Az-Zuhayli. 1418 H). Berikut ini adalah tulisan arab, latin, dan terjemahan surah Al Baqarah (Sapi Betina)
Artinya : Alif Lam Mim.
Artinya : Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
Artinya : (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka,
Artinya: Mereka yang beriman kepada (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat.
Artinya : Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Artinya : Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, engkau (Muhammad) beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman.
Artinya : Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan mendapat azab yang berat.
Surat Al-Baqarah mengandung keutamaan yang besar. Orang yang membacanya juga akan mendapatkan pahala yang besar. Ia juga disebut Fusthathul Qur’an atau kemah besar Al-Qur’an. Dalam beberapa riwayat, Rasulullah menyebut keutamaan Surat Al-Baqarah.
Artinya, “ Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, ‘Jangan jadikan rumah kalian sebagai kuburan (tanpa lantunan Al-Qur’an) karena setan akan lari dari rumah yang dibacakan Surat Al-Baqarah,’” (HR Ahmad, Muslim, At-Tirmidzi, dan An-Nasa’I dengan matan serupa).
Artinya, “ Dari Abu Umamah Al-Bahili, Rasulullah SAW bersabda, ‘Bacalah Surat Al-Baqarah karena memegang(membaca)nya berkah dan meinggalkannya penyesalan. Dan ahli sihir tidak mampu memasukinya,’” (HR Muslim).
Pada riwayat lain Rasulullah bersabda, “ Setiap hal memiliki punuk. Punuk Al-Qur’an adalah Surat Al-Baqarah. Siapa saja yang membaca surat ini pada malam hari di rumahnya, niscaya setan tidak akan memasukinya selama tiga malam. Sedangkan Siapa saja yang membaca surat ini pada siang hari, niscaya setan tidak akan memasukinya selama tiga siang.” (HR Ad-Darimi dan Ibnu Hibban).
Dilansir dari laman Islam.nu.or.id, Al-Baqarah, dalam At-Tafsirul Munir, merupakan surat terpanjang dalam Al-Qur’an. Ia tergolong madaniyah, artinya ia seperti surat madaniyah lainnya yang berbicara perihal tata cara kehidupan umat Islam pada masyarakat baru di Kota Madinah dalam kehidupan beragama dan berbangsa. Kehidupan beragama dan berbangsa tidak dapat terpisah. Keduanya saling terkait sebagaimana jiwa dan raga. (Az-Zuhayli, 1418 H).
Surat ini membicarakan aqidah, amal saleh, shalat, infaq/zakat sebagai jaminan sosial, ciri orang beriman, orang kafir, dan orang munafiq, awal mula penciptaan manusia, kemuliaan anak manusia melalui sujud malaikat, masalah ghaib, cerita nabi Musa, Firaun, Bani Israil, sapi, pembunuhan para nabi, pengingkaran janji, kelenturan syariat Islam dalam situasi darurat, shalat, puasa, haji, sanksi kejahatan pembunuhan, muamalah atas harta anak yatim, larangan riba, larangan judi, larangan minum khamar, larangan memakan harta orang lain dengan batil, aturan nikah, talak, iddah, pengharaman sihir, larangan pembunuhan atas nyawa manusia, larangan berhubungan badan saat istri haid, dan larangan hubungan badan dari dubur perempuan. (Az-Zuhayli, 1418 H). Surat ini juga mengandung ayat agung, Ayat Kursi.
Surat ini juga membicarakan soal pencatatan utang, saksi, peradilan antara suami dan istri, gadai, perintah penyampaian amanah, larangan penyembunyian kesaksian. Surat ini diakhiri dengan peringatan untuk bertobat dan kembali kepada Allah melalui doa yang agung. Surat ini diakhiri dengan doa untuk memohon pertolongan, kemudahan, dan keringanan, dan mengatasi musuh Allah dan musuh kemanusiaan. (Az-Zuhayli, 1418 H).
Surat ini mengarahkan bahwa inti kebahagiaan dunia dan akhirat terletak pada ketaatan seseorang pada agama. Adapun pokok atau ushul dari agama adalah keimanan kepada Allah dan rasul-Nya, keimanan kepada hari akhir, dan amal saleh. Hanya orang beragama dan istiqamah yang berhak mengatur masyarakat. Tetapi pemaksaan beragama tetap dilarang dalam Islam. (Az-Zuhayli, 1418 H).
Surat ini juga, dalam Shafwatut Tafasir, mengandung tata cara kehidupan rumah tangga seorang Muslim karena rumah tangga merupakan inti dari kehidupan masyarakat yang lebih besar. (As-Shabuni, 1999: 30).
Advertisement
Rahasia di Balik Kulit Wajah Sehat dan Glowing ala Nikita Willy
VinFast Rilis Harga Langganan Baterai untuk Mobil Listrik, Ini Daftarnya
Mewah dan Hebohnya Pesta Khitan Anak Lurah Cimanggis Banjir Komentar Pedas Netizen
7 Akibat Kebiasaan Telat Makan, Jangan Sampai Berujung Fatal
5 Jenis Olahraga Ringan Cocok Buat Si Penderita Darah Rendah, Bebas Kliyengan!
Sah Jadi UU, Ini Rincian APBN Perdana yang Disusun Pemerintahan Prabowo-Gibran
Viral Video Maba Cium Kening Saat Ospek, Rektorat Akan Investigasi & Ancam Sanksi Tegas