BNI Syariah Bidik Bisnis Pembiayaan Tumbuh 18%

Reporter : Ratih Wulan
Rabu, 6 April 2016 09:01
BNI Syariah Bidik Bisnis Pembiayaan Tumbuh 18%
Hingga triwulan pertama 2016, pembiayaan BNI Syariah tumbuh sekitar 3 persen. Pertumbuhan tersebut didominasi pembiayaan griya.

Dream - Di tengah ketatnya persaingan pengembangan layanan jasa dan produk keuangan syariah, PT Bank BNI Syariah lebih memilih tetap fokus pada penguatan jaringan ke seluruh outlet di seluruh Indonesia.

Memasuki tahun ke-6, BNI Syariah berkembang menjadi 49 cabang reguler, ditambah 19 cabang mikro yang ditopang 250 kantor cabang pembantu dan kantor kas.

Direktur Bisnis BNI Syariah, Kukuh Rahardjo menyatakan strategi ini mengikuti kebijakan otoritas moneter yang telah mengatur perluasan jaringan yang didasarkan pada alokasi modal inti.

Selain penguatan jaringan, BNI Syariah mengungkapkan strategi bisnis perusahaan ke depan akan dilakukan dengan menambah porsi pembiayaan khususnya di sektor griya (perumahan. Saat ini BNI Syariah mencatatakan porsi pembiayaan griya mencapai 55 persen dari total keseluruhan pembiayaan.

Data per Maret 2016 menyebutkan, total oustanding pembiayaan BNI Syariah mencapai Rp 17,6 triliun. Sebanyak 9,5 persen bersumber dari pembiayaan konsumer.

" Dari situ Rp 8,6 triliun di griya," tutur Kukuh di BNI Syariah Cabang Cilegon, Banten, Selasa, 5 April 2016

Kukuh menjelaskan, kondisi makro yang terjadi di awal 2016 memang sedikit mempengaruhi ekspansi bisnis perbankan di tanah air. Alhasil, kinerja pembiayaan griya dari awal 2016 hingga Maret 2016, baru mencapai Rp 205 miliar.

Meskipun mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu, Kukuh mengaku cukup optimis. Pertumbuhan di level ini dinilai masih lebih baik dibandingkan peningkatan nilai industri.

Kukuh mengatakan BNI Syariah berharap dapat mencapai kenaikan target hingga 18 persen di akhir Desember 2016. Sedangkan kenaikan hingga Maret ini baru mencapai sekitar 3 persen saja.

" Total pembiayaanyan per Maret tumbuh 14,9 persen year of year yang didukung konsumer. Konsumer sekitar 55 persen dan sisanya komersial. Secara keseluruhan sampai akhir tahun ini tumbuh 20-25 persen," terangnya.

Diakui Kukuh hingga akhir tahun lalu, pembiayaan masih didominasi konsumtif yang tercatat menghabiskan Rp134 miliar. Sedangkan untuk dana produktif baru mencapai Rp94 miliar.

" Paling banyak konsumtif pada pembiayaan perumahan," kata dia.

Beri Komentar