BNI Syariah
Dream - Kepemimpinan PT BNI Syariah berganti nahkoda. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pekan lalu menyepakati mengangkat Imam Teguh Saptono sebagai direktur utama perusahaan.
Sebelumnya, jabatan orang nomor satu anak usaha PT Bank Negara Indonesia Tbk tersebut dipimpin oleh Dinno Indiano.
Mengutip keterangan tertulisnya, Senin, 29 Februari 2016, hasil keputusan RUPS BNI Syariah diantaranya menyetujui laporan tahunan perseroan dan mengesahkan laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris serta laporan keuangan perseroan, untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2015.
Selain Dinno, BNI Syariah juga mengangkat satu wajah baru dalam jajaran direksinya. Nama baru tersebut adalah Tribuana Tunggadewi yang sebelumnya menjabat sebagai Corporate Secretary PT BNI Tbk.
Nama direksi baru lainnya adalah Kukuh Rahardjo yang sebelumnya menjabat sebagai EVP BNI Syariah.
Berikut adalah susunan lengap dewan komisaris dan dewan direksi BNI Syariah:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama: Fero Poerbonegoro
Komisaris: Muhammad Syakir Sula
Komisaris: Rizqullah
Komisaris: Max Niode
Direksi
Direktur Utama: Imam Teguh Saptono
Direktur: Junaidi Hisom
Direktur: Kukuh Rahardjo
Direktur: Tribuana Tunggadewi
Dalam RUP tersebut, perusahaan juga menyetujui laporan penyaluran dana Sukuk Mudharabah sebesar Rp 497,22 Miliar ke sektor pembiayaan produktif, konsumtif, mikro, dan Hasanah Card.
Kinerja BNI Syariah
Pada bagian lain, BNI Syariah melaporkan kinerja yang baik sepanjang 2015 diantaranya dengan mencetak laba Rp 228,53 Miliar atau tumbuh 39,98 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Kinerja tersebut didukung pertumbuhan pembiayaan sebesar 18,09 persen atau tumbuh Rp 2,73 Triliun dari tahun sebelumnya Rp 15,04 Triliun (Des 2014) menjadi Rp 17,77 Triliun (Des 2015).
Sektor pembiayaan BNI Syariah didominasi pembiayaan konsumtif 52,71 persen, diikuti pembiayaan produktif UKM 22,26 persen, pembiayaan komersial 17,22 persen, pembiayaan mikro 5,62 persen, dan pembiayaan kartu Hasanah Card 2,15 persen. Pertumbuhan pembiayaan tersebut tetap menjaga kualitas dengan rasio pembiayaan macet (non performing finance/NPF) sebesar 2,53 persen.
Seiring dengan pertumbuhan pembiayaan, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat sebesar 18,94 persen atau sebesar Rp 3,07 Triliun dari tahun sebelumnya Rp 16,25 Triliun (Des 2014) menjadi Rp 19,32 Triliun (Des 2015).
Peningkatan DPK ini antara lain karena keberhasilan pemindahan dana tabungan haji sehingga menurunkan Financing Deposit Ratio (FDR) dari 92.58 persen menjadi 91.94 persen dan ditambah dengan strategi peningkatan DPK yang antara lain melalui mass funding dengan fokus utama pada tabungan dan dari sisi rasio CASA meningkat dari 45,38 persen menjadi 46,15 persen.
Advertisement
Jakarta Expat Tennis Ladder, Komunitas yang Jadi Rumah Kedua Para Ekspatriat

Latih Si Kecil Biar Tak Boros, Ayah Bunda Bisa Terapkan Hal Ini

Siap-Siap, Tarif TransJakarta Bakal Naik!

Girangnya Bocah 7 Tahun Bisa Kuliah Kimia di Nanyang Technological University

Traveling Rame-Rame Bareng Komunitas Backpacker Jakarta
