Ilustrasi Merokok.
Dream - Membuat resume yang menarik, berlatih menjawab pertanyaan wawancara paling sulit, dan mengembangkan kepercayaan diri adalah jalan menuju sukses saat berburu pekerjaan.
Akan tetapi, ada hal yang tak nampak yang sering tidak diperhitungkan yang justru dapat menggagalkan rencana mendapat pekerjaan idaman. Hal yang tak nampak itu adalah kebiasaan buruk yang mengurangi peluang kita mendapat pekerjaan.
Tidak hanya peluang mendapat pekerjaan, kebiasaan buruk ini juga bisa menghalangi kita mengejar karier yang diidamkan, bahkan mendapat gaji yang diinginkan.
Kebiasaan buruk itu adalah merokok. Dilansir dari CheatSheet, Senin 9 Mei 2016, merokok merupakan salah satu kebiasaan buruk yang bisa merusak karier dan pekerjaan, menurut penelitian terbaru Stanford.
Melalui penelitian pengamatan selama setahun, peneliti menemukan bahwa perokok mengalami kesulitan saat pertama kali mencari pekerjaan
Tidak hanya itu, ketika mendapatkan pekerjaan, penghasilan perokok lebih rendah jika dibandingkan dengan yang non-perokok.
" Studi di Amerika Serikat dan Eropa telah menemukan prevalensi merokok lebih tinggi di antara pengangguran yang sedang mencari pekerjaan dibandingkan dengan mereka yang bekerja. Sementara itu, masih belum diketahui apakah penggunaan tembakau merupakan penyebab atau efek dari pengangguran," kata studi tersebut.
Penelitian ini melibatkan dua kelompok pengamatan yang dilakukan mulai dari 10 September 2013 hingga 15 Agustus 2015 di sekitar Bay Area, San Francisco, California. Dua kelompok pengamatan itu terdiri dari 131 perokok aktif dan 120 non-perokok, yang semuanya pengangguran yang mencari pekerjaan.
Gaji Lebih Rendah
Hasilnya, tim peneliti Stanford menemukan perbedaan risiko merokok terkait pekerjaan yang signifikan. Penelitian menunjukkan bahwa non-perokok rata-rata 30 pekerjaan lebih mungkin akan dipekerjakan kembali dalam rentang 1 tahun dibandingkan perokok.
Selain itu, di antara mereka yang dipekerjakan kembali dalam satu tahun, rata-rata gaji per jam untuk perokok secara signifikan lebih rendah.
" Secara khusus, perokok mendapatkan rata-rata US$4,68 (Rp62,26 ribu) lebih rendah dari non-perokok," tulis penelitian itu.
Menurut data penelitian tim Stanford menunjukkan bahwa merokok tidak memberi kenikmatan dalam bidang karier dan pekerjaan, malah menjadi beban. Kesimpulannya bahwa merokok adalah penghalang yang signifikan untuk para pencari kerja.
Tidak hanya itu, merokok juga memiliki dampak negatif pada pendapatan dan kemajuan karier. Tapi, hal ini tidak terlalu signifikan karena kita semua tahu ada juga perokok yang sukses.
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Fakta-Fakta di Balik Meninggalnya Nandi Juliawan, Pemeran Encuy Preman Pensiun
Kisah-Kisah Ajaib Pestapora 2025: Dari Hujan Dadakan hingga Vokalis yang Nyaris Hilang di Kerumunan!
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan