Dream - Kisah sukses wanita muslim seperti Malala Yousufzai (pemenang Nobel), Sharmeen Obaid-Chino (peraih dua kali Piala Oscar), dan Fiza Farhan (anggota panel PBB bidang pemberdayaan perempuan), telah menginspirasi banya muslimah dunia.
Keterlibatan perempuan diberbagai sektor, khususnya pendidikan dan kesehatan, meningkat. Namun ada satu bidang yang masih minim melibatkan perempuan.
Masih jarang perempuan yang terlibat di sektor jasa keuangan.
Majalah keuangan syariah kuartalan dari London, Inggris, ISFIRE belum lama ini mengeluarkan hasil survei rendahanya keterlibatan perempuan di industri keuangan syariah yang bernilai lebih dari US$ 2 triliun.
ISFIRE menyebut, di tengah anggapan publik terhadap adanya diskriminasi di bisnis bank dan keuangan syariah, industri ini justru menyediakan peluang besar bagi perempuan cerdas.
Direktur DDACP dan mantan pelaku industri keuangan syariah, Stella Cox mengatakan perempuan justru lebih mudah masuk dalam bisnis bank dan keuangan syariah.
Adanya pemikiran anti perempuan, ujar Cox, merupakan pemikiran primitif.
Mantan Managing Director KFH Research ini menambahkan, tren ini mulai muncul sebelum dia meninggalkan pekerjaan.
Dalam sebuah survei dengan hanya satu pertanyaan melalui sosial media, terdapat 10.337 respon dari 33 negara di dunia. Pertanyaannya, mengapa keterlibatan perempuan dalam industri bank dan keuangan syariah sangat rendah?
Hasil survei memastikan rendahnay keterlibatan perempuan di industri ini bisa dipastikan bukan karena bias sistematis yang terjadi. Ini terjadi karena faktor sosial ekonomi.
Alasan utama adalah rendahnya partisipasi perempuan dalam angkatan kerja yang dijawab sepertiga responden.
Lebih jauh, kaum perempuan memang sengaja tak memiliki bank dan keuangan sebagai profesi yang cocok untuk mereka.
Survei ini menunjukan rendahnya partisipasi perempuan dipicu dominasi kaum pria di industri keuangan dan bank syariah sangat besar. Selain itu, tantangan bagi kaum perempuan datang dari aturan berpakaian, tak terpenuhinya kualifikasi pendidikan dan profesionalisme.
Ketiga faktor tersebut dianggap sebagai penghambat utama rendahnya keterlibatan perempuan di bidang industri keuangan syariah.
Para perempuan yang sudah bekerja di sektor ini juga menolak anggapan adanya diskriminasi dalam profesi mereka.
(sumber: tribune.com.pk)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR