Try Sutrisno Menyampaikan Pandangannya Mengenai Filosofi Hidup, Resep Sukses, Etos Kerja Dan Ilmu Kepemimpinan Bersama Tokoh Negarawan BJ Habibie, Susilo Bambang Yudhoyono, Dan Xanana Gusmao Dalam Rangka Menyambut Hari Kebangkitan Nasional Ke-107. (ANTARA
Dream – Sosok Try Sutrisno selama ini melekat sebagai mantan Wakil Presiden RI. Siapa sangka, tokoh yang pernah menjabat sebagai Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) pernah menjadi pengasong penjual air minum dalam kendi.
Berbicara dalam forum Kultum Supermentor 6 yang diselenggarakan Modernisator Indonesia, akhir pekan lalu, lelaki yang pernah menjabat orang kedua Indonesia pada 1993 – 1998 ini, sudah ikut serta dalam perang kemerdekaan sejak masih belia.
Ayah Try Sutrisno, Subandi, adalah tentara asal Surabaya yang senantiasa siaga untuk berperang melawan tentara kolonial Belanda. Statusnya itu membuat keluarganya kerap harus berpindah dari satu kota ke kota yang lain.
" Ayah saya itu ikut berjuang, tapi tidak dibayar. Oleh karena itu, ketika Surabaya diduduki Jepang, saya dan keluarga harus mengungsi ke beberapa tempat. Dari Surabaya, ke Sidoarjo, lalu ke Mojokerto dan Kediri," kenang Try Sutrisno.
Suasana pengungsian inilah yang akhirnya melahirkan karakter Try Sutrisno sebagai pemimpin. Dalam usia belasan tahun, ia mengaku sudah harus punya kemampuan mempertahankan diri dengan berwirausaha.
" Semasa dalam pengungsian, saya ber-entrepreneur untuk mempertahankan hidup. Pertama saya menjual air di dalam kendi di stasiun. Setelah itu, meningkat jadi menjual Koran di dalam kereta api. Lalu, meningkat lagi, saya menjual rokok di dalam kotak itu kepada orang-orang di stasiun dan kereta api," ucapnya.
Keadaan berubah ketika Try dan keluarga harus kembali berpindah tempat tinggal hingga ke Mojokerto dan bertemu sang ayah. “ Saat itulah kehidupan saya berubah sangat drastis, Ketika bertemu ayah, saya mulai menjadi kacung tentara. Bertugas mengambilkan makanan dan minuman untuk para pejuang, hingga membersihkan sepatu mereka,” tutur mantan Wapres RI itu.
Di saat itu pula ia diperbantukan oleh tentara RI untuk menjadi seorang intelijen. “ Pada waktu itu tahun 1948, umur saya masih 13 tahun dipercaya menjadi Penyelidik Dalam (PD). Tugasnya adalah masuk ke daerah Belanda untuk memberikan dokumen pada tentara republik lalu membawa pulang obat-obatan untuk para tentara juga,” kenang Try Sutrisno.
Pekerjaan tersebut tentu punya resiko tinggi, sebab ia harus melewati garis status quo yang dibuat Belanda dan terancam dibakar bila tertangkap basah oleh tentara kolonial.
“ Pada umur 13 tahun itulah saya punya kemampuan untuk mengembangkan siasat. Waktu itu yang saya gunakan namanya siasat melambung. Jadi untuk memasuki wilayah Belanda tanpa melewati garis status quo saya masuk dari sawah ke sawah. Dari sawah di daerah republik kemudian muncul di sawah di daerah Belanda.” katanya berbangga. “ Dengan cara itu saya tidak pernah tertangkap, bahkan saya pernah membawa ibu saya dan siasat tersebut aman.”
Kehidupan militer tempat tempa diri......
(Ism, Laporan: Kurnia Yunita Rahayu)
Dream - Setelah masa gonjang-ganjing politik tersebut, Try Sutrisno melanjutkan studinya ke Akademi Zeni Angkatan Darat. Dari lembaga itulah ia menempa diri sebagai prajurit hingga menjadi perwira.
“ Saya menjadi perwira selama 33 tahun. Dari perwira pertama hingga perwira tinggi. Dari situ saya menerapkan dua tahap kepemimpinan, face to face saat di lapangan dan kepemimpinan strategis yang sifatnya lebih dewasa,” ucapnya.
“ Dari kedua bidang kepemimpinan itu, yang paling berkesan dalam hidup saya adalah pentingnya karakter sebagai pemimpin,” tambah Try Sutrisno. Karakter yang dimaksud adalah cerdas dan berani menanggung resiko.
Berbekal pengalaman bertahan hidup sebagai individu dan mempertahankan negara sebagai perwira tinggi militer, Try Sutrisno tidak gagap saat diminta menjadi Wapres RI era Orde Baru. Menurutnya, meski sudah pensiun sebagai perwira sejak 1992, tapi dirinya tetap seorang pejuang. Perjuangannya pun dibuktikan dalam bidang politik ketika ia menduduki posisi nomor dua terpenting di negeri ini.
Dalam berbagai bidang, Try memang konsisten berjuang bagi Indonesia. Bahkan ketika sudah tidak menjabat Wapres, ia masih punya gagasan untuk Indonesia yang membuatnya layak dianggap masyarakat dan dunia sebagai negarawan.
Menurutnya, masa depan Indonesia mesti dijalankan sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945. Sebab, dalam dua dokumen tersebutlah terdapat cita-cita bangsa yang pelaksanaannya tidak bisa ditangguhkan lagi.
“ Pesan saya untuk generasi muda Indonesia, pertama wujudkan cita-cita bangsa sesuai dengan UUD 1945, kedua kobarkan persatuan dan kesatuan,” tegas Try Sutrisno.
Selanjutnya, adalah soal mempertahankan jati diri bangsa. Dalam hal ini, Try mengingatkan bahwa Indonesia sudah memiliki filosofi hidup dan landasan bernegara yang sesuai dengan kondisi negara yang multikultur.
“ Misalnya dalam sistem negara, tidak perlu kita meniru-niru negara lain seperti Amerika Serikat, kita sudah punya sistem sendiri yang dicirikan dengan keberadaan Majelis Perwakilan Rakyat (MPR). Di dalam MPR itu kemudian harusnya diisi oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), utusan daerah dan utusan golongan,” ucapnya.
“ Yang keempat adalah tingkatkan ketahanan nasional dan kelima sesuai dengan UUD 1945, Indonesia harus ikut memellihara ketertiban dunia,” tutup Try Sutrisno. (Ism, Laporan: Kurnia Yunita Rahayu)
Advertisement
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Bikin Ngakak, Solusi Tora Sudiro yang Sering Dipunggungi Oleh Sang Istri Saat Tidur
Layanan Transaksi 7 Gerbang Tol Dalam Kota Jakarta Kembali Normal
Perhatian Buat yang Suka Menyangga HP Pakai Kelingking, Ini Bahayanya!
TemanZayd, Komunitas Kebaikan untuk Anak Pejuang Kanker
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Bikin Ngakak, Solusi Tora Sudiro yang Sering Dipunggungi Oleh Sang Istri Saat Tidur