Karyawan di Sini Masuk Kerja Empat Hari Seminggu, Hasilnya...

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Kamis, 19 Juli 2018 12:20
Karyawan di Sini Masuk Kerja Empat Hari Seminggu, Hasilnya...
Bahkan, produktivitas mereka sama okenya dengan yang kerja lima hari seminggu.

Dream – Biasanya orang-orang memiliki hari kerja lima kali seminggu. Tapi, tidak di sini. Ada perusahaan yang menerapkan sistem kerja empat hari seminggu.

Dilansir dari World of Buzz, Kamis 19 Juli 2018, perusahaan wali amanat di New Zealand, Perpetual Guardian, melakukan uji coba untuk menerapkan hari kerja empat kali seminggu selama enam minggu.

Perusahaan ini ingin mengetahui dampaknya. Uji coba ini berlangsung dari Maret 2018 menjadi pertengahan April 2018.

Selama masa percobaan ini, karyawan tetap dibayar lima hari kerja dalam seminggu. Produktivitas dan kinerjanya direkam untuk dianalisis untuk mengetahui apakah kebijakan ini bisa diterapkan di masa depan.

Kepala SDM Perpetual Guardian, Christine Brotherton, mengatakan karyawan dan perusahaan bekerja selama empat hari kerja, sama kerasnya dengan lima hari kerja.

Karyawan juga akan menggunakan hari ketiga bekerja untuk berpikir kegiatan apa saja yang akan dilakukan ketika akhir pekan yang panjang. Orang-orang telah bekerja keras tentang hari ketiga dan bagaimana cara terbaik untuk mengubah hidup mereka.

“ Orang-orang berlatih lari marathon, pergi ke dokter gigi, servis mobil, atau belanja untuk orang tua,” kata Christine.

Dia menekankan karyawan seharusnya lebih fokus dan berkomitmen penuh bekerja selama empat hari. Sayangnya, ada beberapa orang yang gagal menyadarinya.

Karyawan perusahaan, Kirsten Taylor, mengaku lebih produktif di rumah, misalnya memotong rumput, menyiangi kebun, membersihkan jendela, dan mencuci pakaian dalam sehari. Taylor juga mengatakan suasana kerjanya di kantor juga lebih positif. Kantor juga menjadi lebih tenang.

CEO Perpetual Guardian, Andrew Barnes, mengatakan percobaan ini telah menghasilkan beberapa data yang menarik dan ada dua universitas terkemuka di Selandia Baru yang menganalisisnya.

Sementara waktu, banyak staf memuji inisiatif ini, sedangkan ada beberapa orang yang mengeluh tak punya cukup waktu untuk menyelesaikan pekerjaan. (ism) 

Beri Komentar