Dream - Sebuah studi baru-baru ini mengungkap raut wajah seseorang bisa menunjukkan apakah dia adalah orang kaya atau miskin.
Studi ini dilakukan oleh University of Glasgow dan dipublikasikan oleh APA Journal of Experimental Psychology.
Melansir New York Post, para peneliti melakukan studi tentang apa yang membuat seseorang terlihat kaya. Penelitian ini melibatkan partisipan kulit putih
Studi ini menjelaskan bahwa wajah orang kaya dikaitkan dengan bentuk wajah yang lebih tirus, mulut yang tersenyum, alis yang terangkat, mata yang berjarak dekat, dan kulit yang lebih cerah dan hangat.
Wajah seperti itu juga dihubungkan dengan kepercayaan, kompetensi, dan kehangatan.
Sementara itu, orang 'miskin' memiliki bentuk wajah yang lebih lebar, lebih pendek dan lebih datar. Bagian mulut lebih turun serta kompleksi wajahnya dingin. Mereka dianggap sebagai kelas bawah, kurang dapat dipercaya dan tidak kompeten.
Meskipun tidak disebutkan dalam penelitian ini, CEO Facebook Mark Zuckerberg dan CEO Amazon Jess Bezos, yang merupakan miliarder, memiliki beberapa fitur wajah orang kaya yang disebutkan dalam penelitian itu.
Zuckerberg memiliki wajah yang tirus dan Bezos memiliki kulit yang hangat dan kemerahan.
Para penulis studi mengatakan bahwa penampilan memang berpengaruh pada penilaian orang. Namun penilaian itu juga dapat menimbulkan persepsi yang salah dan merugikan orang lain.
" Orang-orang yang dianggap memiliki kedudukan kelas sosial yang tinggi atau rendah juga sering dinilai memiliki sifat-sifat yang menguntungkan atau tidak menguntungkan. Penilaian semacam itu terbentuk bahkan hanya dari penampilan wajah, dan hal ini dapat menimbulkan konsekuensi yang substansial, termasuk merugikan mereka yang dianggap memiliki kedudukan kelas sosial yang lebih rendah," kata penulis studi Dr. R. Thora Bjornsdottir.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa stereotip kelas sosial menjelaskan hubungan antara penampilan wajah dan penilaian terhadap kelas sosial seseorang.
" Hal ini menyoroti bahwa stereotip yang kita pegang memiliki konsekuensi pada bagaimana kita memandang orang lain - stereotip tersebut membiaskan persepsi kita. Kesan kita terhadap orang lain kemudian dapat mengarah pada keuntungan atau kerugian tertentu bagi mereka," tambahnya.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN