Dream - Kilat lampu kamera berkejaran menyerbu. Para wanita belia berhijab dengan topi manis di kepala menyeruak dari balik panggung megah.
Tampilan mereka tak biasa. Separuh wajahnya tertutup topeng hitam. Seperti tokoh superhero ternama yang lihai bermain pedang, Zoro.
Klak-klik. Klak-klik. Suara jepretan juru foto sahut menyahut. Seperti tidak mau kehilangan momentum. Membidik busana si model yang berjalan luwes di catwalk Indonesia Fashion Week 2016, JJC Senayan, pekan lalu.
Ratusan pasang mata memandang ke arah mereka. Terpukau dengan penampilan busana elegan sang model.
Dari barisan model itu lalu muncul seorang wanita berparas ayu. Dia tampil menawan dengan hijab berkelir hitam. Berkemeja putih. Senyumnya sumringah.
Orang-orang bertepuk tangan sembari berdiri. Memberi sanjungan. Dan bintang yang benderang di atas panggung itu adalah Jenahara. Dialah si perancang busana para model.
Di hajatan akbar fesyen Tanah Air ini, Jenahara digandeng brand ternama, Et Cetera. Desainer muslim itu melahirkan koleksi special edition, yang diberi nama 'et cetera by Jenahara'.
Hasilnya? Banyak penonton terkesima dengan busana besutan wanita yang memiliki nama lengkap Nanida Jenahara Nasution ini.
Tak cuma dari kalangan wanita berhijab, mereka yang tak berhijab pun dibuat kesengsem.
" Memang ini terinspirasi sosok superhero, saya ingin memberikan nilai, memakai busana ini akan merasa kuat dan mandiri, perempuan Indonesia harus seperti itu," komentar pemilik label Jenahara ini saat berbicangan dengan Dream.
Jehan begitu dia akrab disapa, awalnya merasa kesulitan namun tertantang ketika diajak berkolaborasi.
" Et cetera itu lini untuk wanita kantoran, sedangkan aku bikin baju bukan yang kaya gitu (lebih ke wanita berhijab)," kata putri artis Ida Royani ini.
Namun, kata Jehan, kolaborasi dengan Et Cetera membawa pengaruh besar terhadap karirnya ke depan. Tentu, orang akan menganggap Jehan mampu membuat rancangan di luar ciri khasnya.
Sudah lima kali mengikuti Indonesia Fashion Week, diakui Jenahara, perhelatan ini terus memberikan pengaruh besar bagi dia serta desainer hijab lain.
Busana rancangan mereka kini makin dilirik. Makin banyak dari brand di luar busana muslim mengajak berkolaborasi para desainer hijab di pagelaran fesyen, seperti Indonesia Fashion Week dan Jakarta Fashion Week.
" Aku nilai event-event yang diselenggarakan bagus. Kita desainer bisa ketemu orang banyak, bisa networking. Tapi kalau bicara ideal ya kaya IFW. Orang dari mana bisa datang untuk lihat," kata wanita 30 tahun ini.
Menurut Jehan, sudah saatnya busana muslim memiliki ajang fesyen sendiri yang sekelas dengan IFW. Apalagi, Indonesia bakal menjadi kiblat busana muslim di dunia pada 2020 mendatang.
" Harus banget ada. Muslim fesyen kekuatannya cukup besar di Indonesia. Pasarnya terus berkembang. Sayang jika kita tidak memiliki itu (ajang khusus busana muslim)."
****
Segendang sepenarian. Rani Hatta, desainer muslim modest wear yang tengah naik daun ini punya pendapat serupa.
Jebolan sekolah mode Susan Budiharjo itu mempunyai mimpi sekaligus keinginan besar. Di mana ada event fashion show sebesar IFW namun khusus busana muslim.
" Kayanya perlu banget ajang seperti itu biar Indonesia semakin dipandang sebagai trendsenter muslim modest wear di dunia," kata wanita yang mendirikan label pakaian dari namanya sendiri 'Rani Hatta'.
Menurut Rani, busana muslim modest wear itu bisa dipakai untuk orang berhijab dan tidak berhijab. Non muslim juga bisa pakai.
" Baju-baju muslim modest wear itu sudah modern berkelas Internasional," kata Rani yang baru saja menghadiri Bangkok International Fashion Fair and Bangkok International Leather Fair (BIFF&BIL 2016).
Dulu memang sempat ada event Indonesia Islamic Fashion Fair. Kata Rani, event itu berguna sekali dan sangat bagus. Namun disayangkan ajang tersebut tak lagi diadakan.
Padahal, sambung dia, banyak desainer dari luar seperti Asia dan Eropa datang ke ajang itu melihat perkembangan fashion muslim Indonesia.
Berdasarkan pengalaman yang ia rasakan ikut fashion show di luar negeri, potensi para desainer di Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan dengan negara tetangga seperti, Thailand.
" Kalau di sana (Thailand) aku liat masih konvensional. Kalau di Indonesia moderst wear sudah modern. Indonesia juga punya cultur yang beraneka ragam. Itu jadi sumber insipirasi buat desainer kita," komentar Rani.
Meski begitu, ada perbedaan yang mencolok saat mengikuti fashion di Thailand. Di negeri Gajah Putih, ada sebuah mal khusus untuk desainer lokal Thailand.
" Di sana sangat terkonsep. Sesuai dengan karakter desainernya. Dan di tengah mal ada tulisan besar berisi kampanye mereka; We Belive In Thai Local Designer," tutur ibu satu anak ini.
Tak cuma Jenahara dan Rani Hatta, desainer hijab lainnya pun punya harapa serupan. Fesyen hijab nantinya tak lagi 'mendompleng' ajang lain, seperti IFW dan Jakarta Fashion Week (JFW) yang notabene awalnya bukan ajang pertunjukan hijab. Kita tunggu saja!
(Laporan: Amrikh Endah Palupi dan Nur Ulfa)
Advertisement
Detail Spesifikasi iPhone 17 Air, Seri Paling Tipis yang Pernah Ada
4 Komunitas Seru di Bogor, Capoera hingga Anak Jalanan Berprestasi
Resmi Meluncur, Tengok Spesifikasi dan Daftar Harga iPhone 17
Keren! Geng Pandawara Punya Perahu Ratusan Juta Pengangkut Sampah
Pakai AI Agar Tak Khawatir Lagi Salah Pilih Warna Foundation
Video Sri Mulyani Menangis di Pundak Suami Saat Pegawai Kemenkeu Nyanyikan `Bahasa Kalbu`
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Pakai AI Agar Tak Khawatir Lagi Salah Pilih Warna Foundation
Siap-Siap Adu Cepat! Begini Cara Menangin Promo Flash Sale Rp99
Keren! Geng Pandawara Punya Perahu Ratusan Juta Pengangkut Sampah
Kisah Influencer dan Mantan CMO Felicia Kawilarang Hadapi Anxiety Disorder
Detail Spesifikasi iPhone 17 Air, Seri Paling Tipis yang Pernah Ada