Alunjiva Indonesia, Nicky Clara
DREAM - Jiwa yang besar, begitulah makna yang mendalam dari sebuah platform pemberdayaan disabilitas, Alunjiva Indonesia. Nama tersebut diadopsi dari bahasa sansekerta, yang mana ‘Alun’ berarti ‘Besar’ dan ‘Jiva’ berati ‘Jiwa’.
Nicky Clara, Founder Alunjiva Indonesia menjelaskan, “ Nah, sesuai dengan namanya, karena kan nama itu doa ya. Jadi, kami berharap bahwa Alunjiva bisa jadi platform, salah satunya untuk menyediakan ruang yang inklusif dan juga ruang pemberdaya ekonomi bagi teman-teman disabilitas”.
Di bawah payung Setaraberdaya Group, Alunjiva Indonesia mengajak pelaku UMKM perempuan dan disabilitas untuk ‘Yuk, naik level!’. Alih-alih hanya diajak belajar soal bisnis, mereka juga membantu untuk membangun rasa percaya diri, mengenal potensi diri, hingga membuka networking yang sebelumnya tak tergapai.
Dengan misi menciptakan ruang-ruang inklusif di sektor apapun, Alunjiva Indonesia percaya bahwa inklusi bukanlah hasil akhir atau jalan buntu, melainkan sebuah proses yang harus terus dijalankan dan ditemani para pelakunya guna menciptakan Indonesia yang adil dan setara tanpa mengkotak-kotakkan apapun.
Rasa-rasanya sedih melihat fakta bagaimana banyak perempuan dan penyandang disabilitas masih ragu untuk memulai atau mengembangkan usaha. Stereotip sosial seperti “ perempuan kurang fokus” atau “ disabilitas tidak bisa produktif” masih membuat kelompok rentan itu jadi tak berdaya, bahkan timbul mindset negatif yang tumbuh dalam diri.
Seperti yang disampaikan oleh Nicky, “ Jadi, banyak teman-teman disabilitas yang masih punya mental block. ‘Saya bisa nggak ya, Mbak?’ semacam itu. Tapi, karena apa yang kita jalani, bukan cuma Alunjiva aja tapi banyak organisasi teman-teman penyandang disabilitas lain yang bergerak bersama, mental block teman-teman disabilitas ini udah mulai kebuka. Kok bisa? Karena role modelnya udah banyak”.
Tantangan tentu ada. Tapi dengan dukungan yang tepat, stigma itu mulai terkikis.
Alunjiva Indonesia percaya bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil yang konsisten. Karena kalau tidak mulai melangkah, tidak akan ada perubahan.
Beberapa inisiasi langkah strategis yang telah diambil adalah seperti pelatihan penggunaan AI bagi UMKM, persiapan kerja untuk mahasiswa disabilitas, hingga kemitraan dengan BUMN untuk merekrut tenaga kerja inklusif. Hasilnya? Ratusan penyandang disabilitas, mencakup disabilitas fisik, netra, tuli, hingga mental lolos mengikuti rekrutmen di puluhan perusahaan BUMN ternama.
“ Kita berharap bisa memberi lebih banyak ruang bagi mereka untuk bermimpi, bergerak lebih jauh, dan membuat perubahan nyata. Titip aja ya buat semua orang, tak terkecuali perempuan dan disabilitas. Jangan lupa untuk terus menciptakan ruang inklusif dan selalu ingat, setiap proses pasti ada progres, tapi jangan protes. Salam inklusif!” tutup Nicky.
Advertisement
Waspada, Ini yang Terjadi Pada Tubuh saat Kamu Marah
Respons Tuntutan, DPR RI Siap Bahas RUU Perampasan Aset
5 Komunitas Parenting di Indonesia, Ada Mendongeng hingga MPASI
Banyak Pedagang Hengkang, Gubernur Pramono Gratiskan Sewa Kios 2 Bulan di Blok M Hub
Mahasiswa Makan Nasi Lele Sebungkus Berdua Saat Demo, Netizen: Makan Aja Telat, Masa Bakar Halte
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`
Didanai Rp83 Miliar dari Google, ASEAN Foundation Cetak 550 Ribu Pasukan Pembasmi Penipuan Online