© MEN
Dream - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali melaporkan kasus subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 yang telah masuk ke Indonesia menjadi 8, setelah 4 kasus pertama yang terdeteksi pada 4 Juni 2022.
Menurut Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, satu pasien yang belum memperoleh vaksin booster memiliki gejala sedang dan tujuh pasien lainnya bergejala ringan atau tidak bergejala.
Subvarian BA.4 dan BA.5, kata dia, memicu kenaikan kasus di sejumlah negara. Namun, varian tersebut memiliki tingkat kenaikan kasus, hospitalisasi, maupun kematian, yang jauh lebih rendah dibandingkan awal munculnya varian Omicron.
Meskipun begitu pemerintah mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati dalam menghadapi subvarian tersebut.
“ Jasil pengamatan kami bahwa puncak dari penularan varian BA.4 dan BA.5 ini sekitar sepertiga dari puncak Delta dan Omicron, kasus hospitalisasinya juga sepertiga dari kasus hospitalisasi Delta dan Omicron, sedangkan kasus kematiannya sepersepuluh dari kasus kematian di Delta dan Omicron,” ujar Budi dalam keterangan persnya.
Berikut ini fakta subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5, dihimpun dari berbagai sumber pada Selasa, 14 Juni 2022.
Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan pada Januari dan Februari 2022. Lalu pada bulan April dan Mei, subvarian BA.4 dan BA.5 memicu lonjakan kasus. Tetapi tidak sebesar gelombang sebelumnya di negara itu.
Kasus Pertama di Indonesia
Seperti yang diketahui kasus pertama yang dilaporkan Kemenkes pada 6 Juni 2022 terkait subvarian BA.4 dan BA.5 di tanah air adalah 4 orang.
Kasus ini terdiri dari satu kasus BA.4 seorang WNI dan tiga kasus BA.5 yang merupakan delegasi pertemuan the Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) di Bali pada 23 sampai 28 Mei.
Subvarian BA.4 telah ditemukan di 58 negara, 5 negara dengan kasus terbanyak diantaranya Afrika Selatan, Amerika Serikat, Britania Raya, Denmark, dan Israel.
Sedangkan BA.5 sudah ada di 63 negara. Ada 5 negara dengan laporan terbanyak yaitu Amerika, Portugal, Jerman, Inggris, dan Afrika Selatan.
Penularan dan Mutasi Protein Lonjakan
Mengutip dari Liputan6.com, subvarian BA.4 dan BA.5 dapat menghindari antibodi dari infeksi sebelumnya tetapi jauh lebih sedikit mampu berkembang dalam darah orang yang divaksinasi Covid-19.
BA.4 dan BA.5 mirip dengan omicron BA.2, yang membedakannya adalah BA.4 dan BA.5 memiliki mutasi yang identik dengan protein lonjakan atau bagian dari virus yang menempel pada reseptor pada sel manusia.
Hingga saat ini menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC), belum ada indikasi perubahan mengenai tingkat keparahan BA.4 dan BA.5 dibandingkan dengan garis keturunan Omicron sebelumnya. Walaupun demikian, varian ini tetap menjadi perhatian dunia.
Advertisement
Mantan Ketum PSSI Usulkan STY Kembali Latih Timnas, Ini Alasannya
Wanita Ini 400 Kali Operasi Plastik Selama 15 Tahun
Potret Keren Yuki Kato Taklukan Chicago Marathon 42,2 Kilometer
16 Peneliti dari ITB Masuk Daftar World Top 2% Scientists 2025
Museum Louvre Dibobol Hanya dalam 4 Menit, 8 Perhiasan Raib
Harapan Baru bagi Pasien Kanker Payudara Lewat Terapi Inovatif dari AstraZeneca
Sentuhan Gotik Modern yang Penuh Karakter di Koleksi Terbaru dari Dr. Martens x Wednesday
Panas Ekstrem, Warga Cianjur Sampai Tuang 2 Karung Es Batu ke Toren
ParagonCorp Sukses Gelar 1’M Star 2025, Ajang Kompetisi para Frontliners
Mantan Ketum PSSI Usulkan STY Kembali Latih Timnas, Ini Alasannya