Cegah `Haji Gelandangan`, Saudi Larang Ekspatriat Tanpa Izin Masuk Mekah Mulai Kamis

Reporter : Editor Dream.co.id
Senin, 30 Mei 2022 18:40
Cegah `Haji Gelandangan`, Saudi Larang Ekspatriat Tanpa Izin Masuk Mekah Mulai Kamis
Warga ekspatriat yang ingin masuk Mekah harus mengantongi izin dari otoritas berwenang. Aturan ini dianggap akan mencegah adanya warga menyusup ke Kota Suci untuk menunaikan haji.

Dream - Pemerintah Arab Saudi mulai mempersiapkan diri menyambut musim haji 1443 H/2022 M. Salah satunya adalah dengan melarang warga ekspatriat memasuki kawasan Mekah mulai Kamis (2 Juni 2022) mendatang.

Larangan yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Keamanan Publik Kerajaan Arab Saudi menyebutkan ekspatriat harus mengantongi izin dari otoritas agar bisa masuk kawasan Mekah.

Warga ekspatriat yang akan memasuki kota Mekah harus menunjukan beberapa dokumen penting. Beberapa dokumen yang diperlukan adalah izin masuk untuk bekerja di tempat-tempat di Tanah Suci dari otoritas berwenang, izin tinggal (iqama) yang dikeluarkan dari Mekah, serta izin umroh atau izin haji.

Juru Bicara Keamanan Publik Saudi, Brigjend Sami Al-Shuwairekh mengatakan ketentuan ini sejalan dengan peraturan untuk para jemaah haji pada tahun ini.

" Hanya ekspatriat yang mengantongi izin masuk Mekah akan diizinkan berada di Tanah Suci mulai Kamis. Mereka bisa mendapatkan izin dari otoritas berwenang," ujarnya dikutip Dream dari Arabnews.com, Senin, 30 Mei 2022.

1 dari 1 halaman

Hindari Penyusup

Sami juga menegaskan kendaraan maupun warga yang tak memiliki dokumen sesuai persyaratan akan diminta kembali.

Sementara itu pihak penyelenggara haji dan umroh di Saudi, Ahmed Saleh A-Halabi mengatakan perubahan aturan ini merupakan hasil dari pemantauan akses masuk Kota Suci selama bertahun-tahun. Penanganan yang praktis akan mudah mengelola warga yang masuk Mekah.

Al-Halabi menilai aturan ini dibuat untuk memberantas segala macam penyusupan ke tempat-tempat suci, terutama bagi penduduk yang tidak memiliki izin. Penyusupan bisa saja dilakukan nekat pekerja yang tengah memasuki liburan untuk bermukim di rumah kerabat dan menyusup ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji.

" Dan akibatnya, mereka tinggal di trotoar dan tidur di sana yang akan berdampak pada lingkungan dan tingkat kebersihan masyarakat,” tambahnya.

Sedangkan kepala departemen penelitian dan studi media di Lembaga Penelitian Haji dan Umrah Dua Masjid Suci, Dr. Othman Qazzaz, menilai langkah itu sebagai bentuk upaya Kerajaan untuk meningkatkan layanan logistik selama haji, yang bertujuan untuk menjadi tuan rumah yang sukses.

Beri Komentar