Hindari Cuaca Panas, Jemaah Haji Diminta Melempar Jumrah Pada Sore atau Malam Hari

Reporter : Nabila Hanum
Jumat, 30 Juni 2023 14:36
Hindari Cuaca Panas, Jemaah Haji Diminta Melempar Jumrah Pada Sore atau Malam Hari
Fauzin menyarankan jemaah lanjut usia dan kategori risiko kesehatan tinggi, agar mewakilkan lontar jumrahnya kepada keluarga, sesama jemaah atau petugas yang telah melaksanakan lontar jumrah.

Dream - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mengimbau seluruh jemaah Indonesia untuk mematuhi jadwal dan jalur melempar jumrah yang telah ditetapkan dan diberikan sesuai kelompok terbang (Kloter) masing-masing.

Para jemaah haji yang masih berada di Mina untuk melempar jumrah, Ula, Wustha, dan Kubra juga diimbau mengambil wakto sore atau malam hari saat melakukan rangkaian ibadah tersebut.

“ Diimbau jemaah tidak melempar jumrah setelah matahari tergelincir (ba’da zawal) karena alasan keselamatan dan menghindari risiko cuaca panas dan bahaya kepadatan jemaah,” kata Juru Bicara PPIH Pusat Akhmad Fauzin, dikutip Jumat 30 Juni 2023.

1 dari 5 halaman

Fauzin menyarankan jemaah lanjut usia dan kategori risiko kesehatan tinggi agar mewakilkan lontar jumrahnya kepada keluarga, sesama jemaah atau petugas yang telah melaksanakan lontar jumrah.

“ Orang yang mewakili lempar jumrah boleh yang sudah berhaji atau pun yang belum berhaji. Jemaah atau petugas boleh melaksanakan badal lempar jumrah untuk satu orang atau lebih hingga tak terbatas,” kata Fauzin.

Ia menjelaskan, hukum mewakilkan lempar jumrah adalah boleh dan status hukumnya sah serta tidak dikenakan dam.

2 dari 5 halaman

“ Boleh mengakhirkan lempar jumrah hari tasyrik pada hari terakhir tanggal 12 Zulhijah (bagi jemaah nafar awal) atau tanggal 13 Dzulhijah (bagi jemaah nafar tsani),” ujar Fauzin.

“ Pemerintah berharap agar jemaah lebih bijak dan lebih mengutamakan keselamatan serta kesehatan masing-masing, sehingga pelaksanaan lontar jumrah sebagai bagian wajib haji dapat terlaksana dengan aman dan tertib,” sambungnya.

Pemerintah juga mengingatkan pada saat menuju dan saat di tempat melempar jumrah, jemaah agar tetap berkelompok dan jangan memisahkan diri.

“ Jangan sungkan untuk meminta bantuan petugas yang berada di setiap titik di jalur menuju jamarat bila menemui hambatan dan kesulitan. Membekali diri dengan air putih untuk menjaga kebugaran tubuh dan mencegah dehidrasi,” ungkapnya.

3 dari 5 halaman

Jemaah Lansia Tak Perlu Khawatir, Ada Layanan Badal Lontar Jumroh Gratis

Dream - Jemaah haji telah menyelesaikan ibadah wukuf di Arafah, kemudian melanjutkan mabit (menginap) di Muzdalifah dan Mina. Menag Yaqut Cholil Qoumas melihat pelaksanaan wukuf di Arafah secara umum berjalan baik dan lancar.

Namun, kondisi di Mina jauh lebih berat dibanding di Arafah. Sebab jika di Arafah jemaah hanya berdiam sementara di Mina jemaah akan melontar jumrah Aqabah pada 10 Zulhijjah, dilanjutkan jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah pada hari-hari Tasyrik.

" Sampai selesai wukuf, dilaporkan ada tujuh jemaah wafat di Arafah. Jika di Mina tidak dipersiapkan dengan betul, kejadian yang sama akan terulang, banyak jemaah yang tumbang, termasuk lansia. Kita tidak berharap," terang Yaqut sebelum ke Muzdalifah, Selasa 27 Juni 2023.

 

4 dari 5 halaman

Karena itu, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi diminta Menag untuk menerapkan skema perlindungan, pelayanan, dan pembinaan dengan menyesuaikan kondisi fisik jemaah yang mayoritas lansia agar tidak memaksakan.

" Sebab, di Fikih banyak alternatif. Sehingga, mereka yang tidak mampu bisa dibadalkan lontar jumrahnya," sambungnya.

Hanya jemaah yang benar-benar memungkinkan secara fisik yang boleh melontar jumrah dan tawaf ifadah sendiri. Jemaah yang secara fisik tidak memungkinkan, diminta lontar jumrahnya dibadalkan.

Pria yang akrab disapa Gusmen itu menerangkan, satu orang petugas haji bisa membadalkan beberapa jemaah haji. Sehingga jemaah tidak perlu memaksakan kondisi fisiknya demi kelancaran ibadah haji.

5 dari 5 halaman

Ibadah Mina Lebih Berat dari Arafah, Kemenag Siapkan Layanan Badal Gratis Untuk Jemaah Lansia

Menag menegaskan, jemaah tidak perlu khawatir sebab badal lempar jumrah itu sah secara fikih dan tidak dipungut biaya.

" Tidak ada pungutan apa pun atas badal lontar jumrah," tegasnya.

" Bahkan, jemaah yang wafat dibadalhajikan oleh petugas, tanpa dipungut biaya. Demikian juga jemaah yang sakit dan tidak memungkinkan disafariwukufkan, juga dibadalhajikan, dan tidak dipungut biaya," lanjutnya.

Adapun yang akan dibadalkan lontar jumrahnya diantaranya adalah 200 jemaah yang disafariwukufkan. Mereka akan dibadalkan lontar jumrah aqabah maupun lontar jumrah di hari-hari tasyrik.

sumber: Kemenag.go.id.

Beri Komentar