Supratman (haji.kemenag.go.id)
Dream - Supratman. Jemaah haji asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, ini memang punya keterbatasan. Dia tunanetra. Namun pria 50 tahun ini bisa mandiri saat menjalankan ibadah haji.
“ Meskipun saya ada keterbatasan tapi alhamdulillah semua rangkaian ibadah haji saya tidak ada yang tertinggal,” kata Supratman dikutip dari haji.kemenag.go.id, Rabu 12 September 2018. “ Semua dipandu istri saya,” tambah dia.
Supratman juga tidak pernah merasa berat untuk beribadah meskipun kondisinya tidak sempurna. " Semua saya kerjakan dengan baik tanpa kursi roda," tutur pria yang berprofesi sebagai Guru Olahraga di SD N Kawo Lombok Tengah.
Menurut Supratman, saat tawaf dan sa'i dia terus berpegangan pada pundak teman agar tidak terpisah. “ Kalau di jamarat saya digandeng istri,” ujar dia.
Sementara, adik kandung Supratman, Winarsih (47), mengatakan bahwa selama berhaji sang kakak cukup mandiri. “ Kakak saya cukup mandiri seperti orang normal. Bahkan di rumah bisa perbaiki listrik sendiri,” tutur pengajar di Madrasah Ibtidaiyah ini.
Kloter LOP-9 diterbangkan pada Senin 10 September pukul 00.45 WAS dari bandara PMAA Madinah. Sebanyak 455 jemaah bersama petugas kloter menggunakan pesawat Garuda nomor penerbangan GIA-5209.
Ada yang unik dari kloter Supratman tersebut. Saat bus pengantar jemaah haji tiba di pavilliun Bandara Prince Mohammad bin Abdul Aziz pada Minggu 9 September, sekitar pukul 20.00 waktu setempat, jemaah berdandan arabic style.
Para jemaah laki-laki. Mereka mengenakan top putih dan sorban di kepala, yang sebagian dililitkan layaknya Pangeran Diponegoro.
Doa untuk Mengusir Rasa Malas Beribadah dan Cara Mengatasinya
3 Keahlian di Luar Makeup yang Wajib Dikuasai MUA Biar Klien Tak Kabur
Pakai Boots dengan Outfit Earth Tone, Lihat Tampilan Stylish Inara Rusli
Doa-Doa Selama Perjalanan Haji, Mulai Keberangkatan hingga Kepulangan Jemaah
Tampilan Comfy nan Stylish Dara Arafah, Andalkan Kulot Printing