Tajuddin, Preman Insaf Naik Haji

Reporter : Maulana Kautsar
Minggu, 5 Agustus 2018 16:02
Tajuddin, Preman Insaf Naik Haji
Tahun ini merupakan kali ke dua Tajuddin naik haji. Dia mengajak istri dan kerabatnya.

Dream – Berwajah sangar. Kulit legam. Di sekujur lengan tergores rajah jaring laba-laba dan motif tribal. Di kanan, juga kiri. Jadi pertanda kehidupan keras.

Dialah Tajuddin. Jumat 3 Agustus 2018, dia tiba di Jeddah, Arab Saudi. Dia baru saja mendarat di Bandara King Abdulaziz setelah penerbangan panjang bersama jemaah kloter 20 Embarkasi Makassar.

Penerbangan memang berjam-jam. Tapi tubuh Tajuddin masih terlihat bugar. Di bandara itu pula dia sibuk membagikan air kemasan kepada jemaah renta.

Tajudin adalah mantan preman. Bertahun-tahun tenggelam di dunia kelam, dia kemudian tobat. Tato itu menjadi sisa-sisa kegarangan masa lalunya.

“ Waktu bikinnya saya belum kepikiran bakal ke sini,” kata Tajuddin.

1 dari 2 halaman

Preman Ditakuti

Preman Ditakuti © Tajudin (Dream/ Maulana Kautsar)

Di kampung halaman, pria asal Kendari ini sangat kondang. “ Boleh dibilang saya dulu memang preman,” kata dia.

Kisah pertobatan itu bermula 20 tahun silam. Setelah pensiun dari kehidupan jalanan, dia menjuual ikan hingga kini. Hasilnya pun lumayan. Bisa ditabung untuk naik haji.

Ini bukan kali pertama Tajuddin naik haji. Delapan tahun silam, dia sudah menunaikan rukun Islam ke lima ini. Dan tahun ini, dia berangkat haji lagi bersama istri dan kerabatnya.

“ Saya ingin lebih baik ibadahnya kali ini,” tutur dia.

2 dari 2 halaman

Saya Niat Berubah

Saya Niat Berubah © Tajudin (Dream/ Maulana Kautsar)

Teman serombongan, Jumrin, membenarkan masa lalu kelam Tajuddin. Menurut dia, pria ini dulunya memang ditakuti. “ Iya, memang terkenal satu kampung orangnya,” kata Jumrin.

Namun ketakutan masyarakat itu kini berubah menjadi rasa hormat dengan perubahan Tajuddin. Siang itu, kain ihram tak dia gunakan menutup tatonya.

“ Orang sudah tahu saya siapa. Yang penting sekarang niat saya,” kata dia.

Laporan jurnalis Dream, Maulana Kautsar, dari Tanah Suci 

Beri Komentar