Peta Buatan Perusahaan Percetakan Raksasa, HarperCollins, Kiri. (Sumber: Mirror.co.uk)
Dream - Penerbitan peta Timur Tengah untuk sekolah-sekolah yang tidak mencantumkan Israel di dalamnya menuai kecaman keras di dunia Barat.
Dalam katalog penerbitannya, peta buatan raksasa percetakan HarperCollins itu dikatakan sebagai sarana ideal bagi siswa sekolah dasar untuk belajar tentang dunia dengan menjelajahi peta yang jelas dan menyenangkan.
Disebutkan pula peta itu secara khusus didesain untuk negara-negara Timur Tengah.
Hilangnya Israel di peta tersebut pertama kali diketahui oleh koran The Tablet. Harian Katolik itu melaporkan peta Timur Tengah itu menunjukkan daerah Yordania dan Suriah hingga memanjang ke wilayah Mediterania. Kemudian ada Gaza dan Tepi Barat tapi Israel tidak ada.
Anak perusahaan HarperCollins, Collins Bartholomew, mengatakan kepada The Tablet keputusan tidak mencantumkan Israel hanyalah masalah kearifan lokal saja. Jika mencantumkan Israel, maka peta Timur Tengah itu tidak bisa diterima konsumen di wilayah Teluk.
Penghilangan Israel dari peta tersebut menuai kecaman luas. Uskup Declan Lang mengatakan kepada The Tablet peta itu justru membenarkan keyakinan Israel bahwa ada kebencian dan permusuhan yang dikobarkan oleh negara-negara Arab.
" Hal itu tentunya tidak akan menciptakan sikap saling percaya di antara mereka," tambah Uskup Declan.
Konsumen di toko online terbesar Amazon juga melontarkan kritik pedasnya kepada HarperCollins.
" Jauhi produk Collins! Kalau begini, mari kita hapus Swedia dari Eropa, Venezuela dari Amerika Selatan, dan Rusia seluruhnya. Sebaliknya, mari kita buat peta menurut kemauan kita masing-masing dan tidak mencantumkan yang kita tidak peduli," tulis seorang pembaca dalam ulasannya tentang peta ini di Amazon.
Lainnya mengatakan bahwa geografi adalah tentang akurasi bukan pandangan atau pendapat politik. " Banyak negara di Timur Tengah yang tidak suka AS tapi mengapa mereka tidak menghapusnya dari peta? Peta Collins ini benar-benar sampah."
Dalam pernyataannya di Facebook, HarperCollins menyampaikan permohonan maaf atas penghilangan ini dan ketidaknyamanan yang disebabkannya.
" Produk ini sekarang telah ditarik dari penjualan di seluruh wilayah dan semua peta yang tersisa akan dijadikan pulp. HarperCollins meminta maaf atas kelalaian ini dan untuk setiap ketidaknyamanan yang disebabkan," tulis penerbit itu di halaman Facebook resminya.
Kendati sudah ditarik dari peredaran, langkah HarperCollins tersebut terus mendapat kritik pedas. " Peta kontroversial itu menunjukkan Tepi Barat ditandai berbatasan langsung dengan Jalur Gaza seolah-olah Israel tidak ada. Ini sama saja HarperCollins menyetujui langkah mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad untuk menghapus Israel dari peta," tulis Alex Brummer, penulis HarperCollins dan wakil presiden Dewan Deputi Yahudi Inggris.
(Sumber: The Guardian)
Advertisement
Tak Cuma Soto Banjar, Ini 5 Kuliner Khas Palangkaraya yang Wajib Dicicipi

Rumah Ini Pakai 1.000 Baterai Laptop untuk Sumber Listrik Selama 8 Tahun

Komunitas RAMAH Jadi Simbol Gerakan Anak Muda Aceh

Awas Jangan Salah Gate! 4 Maskapai Penerbangan Sudah Pindah ke Terminal 1B Bandara Soekarno-Hatta

Tegas! Universitas di Korsel Tolak Calon Mahasiswa dengan Catatan Kekerasan di Sekolah


Dulu Cupu Sekarang Suhu, Kiky Saputri Tantang Menteri Tanding Padel
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6

Riset: Si Paling AI, Orang Indonesia Ngebet Liburan Mancanegara pada Tahun 2026


Rumah Ini Pakai 1.000 Baterai Laptop untuk Sumber Listrik Selama 8 Tahun

Kisah Raihan Jouzu, Siswa SMP Ciptakan Bikin Spidol dari Kulit Bawang Putih

Tak Cuma Soto Banjar, Ini 5 Kuliner Khas Palangkaraya yang Wajib Dicicipi

7 Masjid di Indonesia dengan Desain Paling Estetik, Ada yang Mirip Taj Mahal